Yogyakarta, 10 Agustus 2024 – Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan kegiatan expert panel bersama Circular School Program Partnership: Indonesia Green Principal Award (IGPA) dengan tema Strategi Membangun Niche dalam Transisi Sekolah Sirkular.
Terdapat dua tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan expert panel ini. Pertama, memetakan potensi, tantangan, dan strategi pembangunan niche dalam pendidikan ekonomi sirkular. Kedua, upaya co-creation perumusan strategi, intervensi dan langkah antisipasi dalam pengembangan inisiatif sekolah sirkular. Expert panel ini merupakan salah satu rangkaian dari proyek penelitian ‘Advancing Circular Education for Sustainable Transformation (ACEST): Strategi Membangun Niche dalam Transisi Sekolah Sirkular,’ yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kegiatan dipandu oleh Wendi Wiliyanto selaku Master of Ceremony dengan empat rangkaian aktivitas.
Pertama, expert panel dibuka dengan kata sambutan oleh Dr. Luqman-nul Hakim, Direktur IIS UGM. “Mudah-mudahan, bukan hanya kita saling bertukar pikiran, tetapi kegiatan ini juga dapat menjadi ruang silaturahmi dan momen yang fun bagi kita semua. Semoga acara ini berjalan lancar dan kita bisa memperoleh pengetahuan dan pertemanan,” ucap Dr. Luqman-nul Hakim.
Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan sambutan oleh Dr. Maharani Hapsari, selaku ketua peneliti proyek ini. Dalam sambutannya, Dr. Maharani Hapsari menekankan keinginan besar tim riset untuk belajar banyak dari Bapak/Ibu panelis dalam membangun keterampilan leadership (kepemimpinan) karena masih banyak agenda yang perlu diperbaiki dalam level universitas, utamanya UGM. “Melaksanakan riset sirkular ekonomi ini adalah upaya kami untuk mendukung kebijakan-kebijakan di level universitas juga,” kata Dr. Maharani Hapsari.
Terakhir, sambutan disampaikan oleh Dr. Junita Widiati Arfani, selaku koordinator Circular School Program Partnership. “Sebagai pihak yang mendukung acara ini, semoga kita bisa berkumpul dan berbagi wawasan berharga. Hari ini kita akan mendengarkan para ahli di bidang sekolah sirkular yang dianggap sudah menunjukkan kepemimpinan dan inovasi. Dan terimakasih Bapak/Ibu sekalian sudah siap berbagi pengetahuan serta menjawab berbagai pertanyaan seputar pengalaman dan visi ke depan Bapak/Ibu,” ucap Dr. Junita Widiati Arfani.
Kedua, kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan proyek riset dan permainan sederhana yang dipandu oleh Dr. Suci Lestari Yuana dan Dr. Ririn Tri Nurhayati. Pemaparan materi berfokus pada latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan maksud keterlibatan partisipan dalam kegiatan expert panel tersebut.
Ketiga, kegiatan Diskusi Kelompok Terfokus sebagai inti agenda dimulai. Objektif utama dalam kegiatan ini berorientasi pada upaya pemetaan inovasi dalam transformasi sekolah sirkular. Terdapat dua topik besar yang menjadi basis diskusi: 1) eksplorasi posisi local practices yang tumbuh dan berkembang di sekolah melalui Transformative Pathway for Mundane Circular Economy dan 2) petualangan proses pembelajaran sekolah dalam implementasi ekonomi sirkular serta ekspektasi dan visi transformasi sekolah sirkular di masa depan melalui Strategic Niche Management.
Keempat, Bapak/Ibu partisipan diundang untuk bermain simulasi debat dengan topik implementasi kebijakan ekonomi sirkular dalam ranah kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini dipandu oleh Laras Kineta. Kegiatan berjalan lancar dan menyenangkan. Kegiatan ini berhasil menggambarkan bahwa transformasi tidak selalu dimulai dari tingkat pemerintah; seringkali, perubahan juga bisa berasal dari level lokal.
Simak lebih lanjut laporan kegiatan melalui file berikut.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2024/09/WhatsApp-Image-2024-09-12-at-09.48.43.jpeg10001600iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2024-09-12 10:00:092024-09-12 13:17:21[IIS RECAP] Expert Panel: Strategi Membangun Niche dalam Transisi Sekolah Sirkular
Even though countries have committed to reduce global temperature rise to below 2°C through the Paris Agreement, global temperatures are predicted to break the climate threshold of 1.5°C in 2027. This shows how the climate change mitigation and emission reduction are often fail in pursuing the ambitions of the Paris Agreement. Instead of focusing on reducing emissions, developed countries such as the United States are considering geoengineering alternatives. How come geoengineering, which potentially violates international laws and harms climate justice, could be considered as an option to prevent climate disasters?
Author: Mas Intan Putri Apriani
Editor: IIS Team
Designer: Dian Adi MR
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2024/09/04-Sep-IIS-Brief_Issue-3-Intan-dragged_page-0001.jpg14771040iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2024-09-04 14:08:372024-09-04 14:10:18[IIS Brief] Geoengineering as A ‘Temporary Solution’? It is either a path towards catastrophe or an escalation to an even worse crisis
The Arab Spring movement in Middle Eastern countries is regarded as a significant catalyst for democratisation in the region. Tunisia emerges as the only country where democratisation has persisted following the Arab Spring. After the impeachment of President Zainal Abidin Ibn Ali in 2011, Tunisia embarked on a process of democratisation, marked by the implementation of democratic presidential elections and a sequence of institutional reforms. Tunisia was deemed successful in achieving democratisation through two peaceful power transfers and fair elections in 2014 and 2019. Nevertheless, the prospect of democratisation in Tunisia is currently diminishing. What is the reason behind this occurrence?
Author: Rachmania Utami Tsalasa Putri
Editor: IIS Team
Designer: Dian Adi MR
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2024/08/IIS-Brief_Issue-02-Rachmania-1_page-0001.jpg14771040iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2024-08-07 12:31:162024-08-07 12:31:16[IIS Brief] Democracy Under Siege: The Rise of Authoritarianism in Tunisia
Newest edition of Global South Review is now available!
Global South Review is a social and political journal that aims to provide an academic and policy platform to exchange views, research findings, and dialogues within the Global South and between the Global North and the Global South.
Global South Review examines all the issues encountered by Global South in the context of current international justice, security, and order. The journal focuses, but not exclusively, on the role of Global South in global politics; the rise, demise, and possible revival of South-South internationalism and Bandung Spirit; and the dynamics of relations between Global South and Global North. Authors may submit research articles and book reviews in related subjects.
In this edition, GSR features five writings highlighting various issues paramount in the Global South.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/11/IIS-Commentaries.jpg16542340iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2024-06-19 13:24:502024-06-19 13:24:50[IIS Commentaries] Re-Evaluasi Gig Economy di Indonesia Melalui Kemunculan Solidaritas Pengemudi Ojek Online
Bagaimana dekolonisasi studi Hubungan Internasional dilakukan? Tidak dapat dimungkiri bahwa bentuk kolonialisasi melalui pengetahuan, termasuk budaya, berlangsung secara subtil, kompleks, tahan lama, dan terus direproduksi. Dominasi episteme pengetahuan yang bersentral dalam pendekatan Ero-Amerika menyebabkan pandangan bahwa seakan-akan hanya ada kebenaran tunggal, sementara model-model pengetahuan lain dianggap inferior dan tidak ilmiah. Isu-isu penelitian dan materi pengajaran dirumuskan berdasarkan kepentingan dan proyeksi politik negara adidaya untuk melanggengkan relasi kuasa yang asimetris. Dalam konteks ini, upaya dekolonisasi studi Hubungan Internasional menjadi sangat sentral.
IIS Research Monograph bertajuk Dekolonisasi Studi Hubungan Internasional akan menyajikan hasil pemikiran dan penelitian untuk membuka posibilitas produksi pengetahuan yang berbasis pada kondisi Negara Selatan, khususnya terkait warisan kolonialisme dan berorientasi pada politik emansipasi untuk memperjuangkan tata dunia yang lebih berkeadilan.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2024/05/Rev-03-Monograf-1_page-0001.jpg17541241iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2024-05-17 12:47:442024-05-17 12:53:04IIS Monograph Series #6 | Dekolonisasi Studi Hubungan Internasional
Newest edition of Global South Review is now available!
Global South Review is a social and political journal that aims to provide an academic and policy platform to exchange views, research findings, and dialogues within the Global South and between the Global North and the Global South.
Global South Review examines all the issues encountered by Global South in the context of current international justice, security, and order. The journal focuses, but not exclusively, on the role of Global South in global politics; the rise, demise, and possible revival of South-South internationalism and Bandung Spirit; and the dynamics of relations between Global South and Global North. Authors may submit research articles and book reviews in related subjects.
In this edition, GSR features six writings highlighting various issues paramount in the Global South.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/11/IIS-Commentaries.jpg16542340iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2024-03-25 13:16:282024-03-25 13:16:28[IIS Commentaries] Konkretisasi Nilai Solidaritas, Moralitas, dan Humanitas: Makna Ekstensif Gugatan Afrika Selatan terhadap Kependudukan Israel di Palestina
As an effort to play more active roles in international affairs, Indonesia promotes collaboration with the Caribbean, particularly concerning climate action. This diplomatic effort aims to achieve national interest, as well as enhance Indonesia’s leadership in the global arena. Given the similar threats faced by both regions, Indonesia and the Caribbean should take part in triangular cooperation to address climate-related challenges. The cooperation has several opportunities that can be taken advantage of. However, several challenges also appear and may impede the effectiveness and efficiency of triangular cooperation.
This brief will analyze broadly the opportunities and challenges in climate cooperation between Indonesia and the Caribbean.
Author: Sayyid Al Murtadho
Editor: IIS Team
Designer: Dian Adi MR
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2024/03/WhatsApp-Image-2024-03-06-at-13.09.00.jpeg25601809iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2024-03-06 13:14:042024-03-06 13:14:04[IIS Brief] Fostering Indonesia’s Global Leadership: Triangular Climate Cooperation in the Caribbean
Kegiatan jasa layanan transportasi berbasis daring yang dilakukan oleh perusahaan berbasis teknologi aplikasi, memiliki dampak besar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, yakni sebesar 5,7% pada tahun 2021. Peran pemerintah sebagai regulator sangat penting, termasuk dalam kebijakan tarif dasar dan standar pelayanan minimal (SPM). Penelitian ini mengevaluasi implementasi pelaksanaan Peraturan Menteri (PM) Perhubungan No 118/2018 tentang penentuan tarif Angkutan Sewa Khusus Roda Empat (taksi daring). PM ini berlangsung secara nasional termasuk di daerah, dan implementasinya merupakan kewenangan daerah. Konsekuensinya, ada beragam aturan tarif yang berbeda-beda antar daerah, terkadang yang diatur keluar dari mandat yang diberikan oleh PM. Pertanyaannya adalah mengapa lahir variasi implementasi PM 118/2018 di daerah? Apa yang menyebabkannya, dan apa opsi solusi mengatasi ini?
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2024/03/WhatsApp-Image-2024-08-27-at-13.45.03.jpeg25601810iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2024-03-01 10:11:432024-08-27 13:51:43[IIS Policy Brief] Pengaturan Tata Kelola Taksi Daring di Indonesia : Siapa yang Harus Pegang Kendali?
Apa yang dapat dibanggakan dari tahun 2023? Otokratisasi semakin menjadi, invasi Rusia di Ukraina belum berakhir, pendudukan Israel di Palestina memasuki babak baru pembantaian warga sipil, krisis iklim semakin tidak tertangani, kelompok sayap kanan muncul di berbagai penjuru dunia – sulit rasanya melangkah masuk ke tahun 2024 dengan ringan dan optimis. Padahal di tahun 2024 ini, lebih dari separuh warga dunia – termasuk kita di Indonesia – berhadapan dengan pemilihan umum di negara masing-masing. Jika tidak waspada dan dilawan balik, proses yang seharusnya menjadi pesta demokrasi malah berpeluang menjadi pelembagaan otokratisasi. Siapa saja yang selama ini melawan balik menggunakan strategi nirkekerasan? Apa capaian mereka di tahun 2023?
Edisi keempat refleksi tahunan Damai Pangkal Damai (DPD) kembali menghadirkan empat segmen, masing-masing mengenai Indonesia, gerakan maksimalis, gerakan reformis, dan isu khusus. Segmen pertama mengulas perlawanan nirkekerasan di Indonesia tahun 2023, yang tidak menunjukkan perkembangan berarti dari tahun-tahun sebelumnya. Segmen kedua memetakan gerakan-gerakan maksimalis yang muncul, meningkat intensitasnya, meredup, atau berubah menjadi gerakan reformis di sepanjang 2023. Segmen ketiga menyoroti eskalasi gerakan iklim global. Adapun segmen keempat mengelaborasi sejarah dan dinamika perlawanan nirkekerasan dalam perjuangan pembebasan Palestina. Kesemuanya menggarisbawahi pentingnya bergerak sekarang, sebelum terlambat — sebelum otokrasi di Indonesia dan aneka negara lain lebih kuat terkonsolidasi, sebelum melampaui kenaikan suhu bumi 2 derajat Celcius, sebelum sebuah bangsa terhapus musnah.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2024/02/Cover-DPD.jpg842595iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2024-02-19 09:14:322024-02-23 11:46:22IIS Monograph Series #5 | Damai Pangkal Damai – Berpacu Dengan Waktu : Refleksi Perlawanan Nirkekerasan di Indonesia dan Dunia 2023
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/10/Promote-Commentaries-3_Commentaries-Feed-Title.png30113012iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-10-18 10:42:442023-10-18 11:04:49[IIS Commentaries] Why Make a Binary Decision When ASEAN Can Have Both?
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/09/Cover-IIS-Brief-Issue-4-01.png29532079iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-09-13 10:10:502023-09-13 11:11:04[IIS BRIEF] Konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Indonesia: Pelanggaran HAM Dua Arah terhadap Warga Sipil Aceh
Jumat (8/09) lalu Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada telah menyelenggarakan edisi ketujuh dari Seminar STAIR (Science Technology and Arts in International Relations) secara daring via Zoom Meeting. Tema diskusi kali ini adalah “The Politics of Video Games in IR”. dalam kesempatan kali ini, IIS UGM mengundang dua pembicara untuk membagikan ilmunya seputar politik dalam dunia video game. Pembicara pertama adalah Dr. Ardian Indro Yuwono, Dosen Departemen Ilmu Komunikasi, Universitas Gadjah Mada yang juga sering meneliti tentang video game. Pembicara kedua adalah Amanda Dara Amadea, Alumni Ilmu Hubungan Internasional UGM sekaligus perwakilan dari RIOT Games. Untuk mendampingi kedua pembicara, Masako Omposunggu (IIS UGM) bertugas sebagai moderator, dan turut didampingi oleh Suci Lestari Yuana (Inisiator program STAIR dan Dosen HI UGM) dan Muhammad Rum (Dosen HI UGM) yang berperan menjadi penanggap diskusi.
Diskusi dibuka dengan pembahasan singkat dari Dr. Ardian yang membahas mengenai bagaimana video game secara bertahap mulai menjadi salah satu media populer yang menarik untuk dikaji. Image video game yang dulu hanyalah sebatas permainan untuk melepas penat kini dapat menjadi objek penelitian tentang berbagai macam isu, termasuk politik. Isu – isu HI seperti konflik, perang, diskriminasi dan lain – lain juga terap ditemukan dalam video game, seperti contohnya game – game tahun 2000-an yang seringkali mengambil tema Perang di Afghanistan atau Irak sebagai hasil dari kampanye War on Terror Amerika Serikat sebagai respon atas serangan teror 9/11. Oleh karena itu, video game kini menjadi semakin menarik untuk diteliti, dan prospek video game yang semakin terjangkau oleh banyak pihak kedepannya juga berperan penting dalam hal tersebut.
Dara melanjutkan sesi dengan membagikan pengalamannya sebagai seorang alumni Ilmu Hubungan Internasional yang kini telah cukup lama berpartisipasi dalam dunia video game dan juga pandangannya terhadap situasi industri video game dewasa ini. Kini, video game menjadi lebih terbuka terhadap isu representasi, dan karakterisasi karakter – karakter video game modern telah mengalami transisi menjadi lebih representasi. Banyak karakter video game yang kini merepresentasikan berbagai komunitas dan etnis minoritas dalam lore-nya, terutama dengan game game dengan karakterisasi dan penggambaran lore yang kuat seperti halnya Valorant, Apex Legends, Overwatch, dan lain lain. Dengan inklusivitas yang terus berkembang , tentunya banyak pihak cukup optimis dengan masa depan industri video game.
Seusai sesi pemaparan singkat kedua pembicara, sesi dilanjutkan dengan sesi diskusi yang melibatkan peserta dan kedua penanggap diskusi. Masako selaku moderator membantu memfasilitasi sesi diskusi yang berjalan dengan cukup kondusif dan dipenuhi oleh pertanyaan para peserta yang partisipatif. Para peserta mengajukan beberapa tanggapan dan pertanyaan, baik langsung lewat Zoom maupun lewat fitur chat yang tersedia.
Seusai sesi diskusi, kedua pembicara diberikan waktu untuk memberikan closing statement untuk mengakhiri sesi, sebelum acara ditutup oleh moderator
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/09/Screenshot-2023-09-08-135207-1.png10411920iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-09-11 14:58:282023-09-13 09:14:22[IIS RECAP] Webinar STAIR: The Politics of Video Games in IR
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/09/WhatsApp-Image-2023-09-08-at-9.59.53-AM.jpeg16001600iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-09-08 10:54:092023-09-08 11:04:01[CALL FOR SPEAKERS] Beyond The Great Wall Edisi September & Oktober
Selasa (22/08) lalu, Institute of International Studies dan Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Diskusi Bulanan sekaligus edisi #6 dari Webinar STAIR dengan tema “STAIR Community 101 : Science, Technology and Arts in International Relations”. Edisi kali ini menghadirkan Suci Lestari Yuana, Dosen Ilmu Hubungan Internasional sekaligus inisiator dari program STAIR yang akan membagikan pengantar mengenai STAIR dan proyeksi ke depan bagaimana STAIR community akan dikembangkan. Sebagai moderator, Cornelia Laras Gigih Kineta, Staf Divisi Riset IIS UGM hadir untuk memandu diskusi.
Acara kali ini diselenggarakan secara hybrid di Common Room Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada dan disiarkan lewat platform Zoom Meeting. Acara dihadiri oleh civitas akademika HI UGM, mulai dari dosen – dosen hingga mahasiswa.
Dalam kesempatan kali ini, agenda pembahasan meliputi beberapa hal seputar STAIR, seperti apa itu STAIR, limitasi dalam ilmu Hubungan Internasional, kontribusi STAIR terhadap HI, dan perkembangan komunitas STAIR yang berada di bawah naungan IIS UGM. Sesi diawali dengan pembahasan singkat mengenai apa yang dimaksud dengan STAIR, dan bagaimana STAIR dapat dihubungkan dengan ilmu Hubungan Internasional.
Bagian kedua membahas mengenai limitasi dari HI dalam memandang isu – isu STAIR, yang dibatasi oleh externalism (memisahkan antara studi HI dengan sains and teknologi), instrumentalism (sains dan teknologi cuma dipandang sebagai alat yang netral secara politik, padahal erat dengan isu politik), Ideational bias (kajian – kajian HI masih cenderung bias terhadap ide, dan membuat teori – teori HI menjadi One dimensional theory)
Bagian ketiga membahas mengenai kontribusi STAIR, karena STAIR dapat menawarkan pemahaman yang berbeda untuk mendiskusikan sebuah teknologi, dan dapat memberikan “warna” baru kepada studi HI secara umum. Pembahasan diakhiri dengan update mengenai status update komunitas STAIR di bawah IIS UGM, dan beberapa topik menarik yang mungkin dapat diadopsi menjadi topik diskusi STAIR selanjutnya. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dengan para partisipan daring dan luring.
Secara umum, acara berlangsung dengan lancar dan kondusif, dan diikuti oleh peserta – peserta yang aktif dan partisipatif, baik luring maupun daring.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/08/IMG_1203-scaled.jpg14402560iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-08-28 10:43:192023-08-28 10:43:42[IIS RECAP] Diskusi Bulanan & Webinar STAIR “STAIR Community 101 : Science, Technology and Arts in International Relations”
Selasa (18/07) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bersama dengan Research Center for Politics and Government, Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada (PolGov UGM) dan The Hague University of Applied Sciences menyelenggarakan edisi bulan Juli dari seri Webinar STAIR (Science, Technology and Art in International Relations). Edisi kali ini mengambil tema Gig Economy dengan tajuk “Alternative Futures for Gig Economy” dan merupakan edisi perdana STAIR yang diselenggarakan secara hybrid di Ruang BA 201 FISIPOL UGM dan disiarkan via Zoom Meeting IIS UGM. Acara berlangsung dari pukul 13.00 hingga 15.00 WIB dan dihadiri oleh para peserta yang antusias dalam mendengarkan diskusi ketiga narasumber tentang Gig Economy, baik daring maupun luring.
Untuk mendukung diskusi, IIS UGM menghadirkan tiga narasumber dari beragam latar belakang untuk membagikan pemikiran dan pengalamannya terkait gig economy. Narasumber pertama adalah Martijn Arets (Founder GigCV), yang hadir secara luring di ruang BA 201 FISIPOL UGM. Nabiyla Risfa Izzati (Phd Candidate, Queen Mary University of London) turut hadir secara daring via Zoom Meeting sebagai narasumber kedua. Sebagai narasumber ketiga dan terakhir, IIS UGM menghadirkan M. Sena Lupdhika (Penggiat Platform Coop Indonesia) secara daring. Suci Lestari Yuana (Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada dan Inisiator dari program STAIR) hadir secara luring untuk menemani ketiga narasumber sebagai moderator.
Dalam edisi kali ini, para narasumber mengajak para peserta luring maupun daring untuk bersama menelaah bagaimana kemajuan teknologi membentuk kembali lanskap hubungan internasional dan mengubah cara kita bekerja. Dari membayangkan model ketenagakerjaan baru hingga mengeksplorasi implikasi etis dari teknologi baru, diskusi kali ini bertujuan untuk bersama-sama mendiskusikan dan membahas prospek masa depan di mana inovasi, keberlanjutan, dan nilai-nilai yang berpusat pada manusia berkembang dalam ranah peluang gig economy.
Sesi pemaparan singkat oleh ketiga narasumber dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang diikuti oleh peserta baik luring maupun daring secara aktif dan partisipatif.
Jumat (21/07) lalu Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bersama dengan Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata, Kementerian Luar Negeri menyelenggarakan acara diskusi dan sosialisasi “Signifikansi dan Implikasi Ratifikasi TPNW”. Acara diskusi yang diselenggarakan di Ruang Sidang Dekanat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada tersebut melibatkan tim IIS UGM, tim dari Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata, Kementerian Luar Negeri serta beberapa dosen dan akademisi dari berbagai fakultas di UGM. pada kesempatan tersebut, dibahas mengenai urgensi dari ratifikasi Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons bagi Indonesia, salah satu dari negara pertama yang menandatangani traktat. Namun, proses ke arah ratifikasi masih cukup panjang dan belum mengalami progres berarti.
Sesi dibuka dengan paparan oleh Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata yang membahas mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan proses ratifikasi TPNW. Situasi rezim perlucutan senjata global dan situasi kawasan yang kurang kondusif menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi lamanya proses ratifikasi oleh Pemerintah Indonesia. Namun, pada dasarnya kementerian – kementerian yang terlibat memiliki keselarasan visi dan menyadari urgensi dari ratifikasi TPNW bagi Indonesia, dan menyadari bahaya dari senjata nuklir.
Sesi kemudian dilanjutkan oleh paparan laporan ICAN terkait pengeluaran negara-negara pemilik senjata nuklir untuk mengembangkan senjata tersebut. Data tersebut menunjukkan bahwa 9 negara pemilik senjata nuklir menghabiskan dana sebesar 82.9 milyar dollar, dan dipimpin oleh Amerika Serikat dan Tiongkok. Regulasi senjata nuklir tidak hanya harus menyelesaikan problematika kuantitas senjata nuklir, tetapi juga kualitas dari senjata nuklir yang terus ditingkatkan oleh negara-negara tersebut.
Setelah sesi pemaparan, sesi dilanjutkan dengan sesi diskusi yang melibatkan para dosen-dosen dari berbagai fakultas di UGM yang secara bergantian menyampaikan pendapatnya mengenai isu senjata nuklir dan potensi nuklir sebagai energi alternatif. Sesi diskusi berjalan dengan cukup aktif dan kondusif, sebelum kemudian dilanjutkan dengan sesi penutup dan makan siang bersama di University Club, Universitas Gadjah Mada (UC UGM).
Kamis (22/06) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan mini workshop sekaligus edisi terbaru dari seri webinar STAIR (Science, Technology and Arts in International Relations). Edisi kali ini bertemakan “Politik Seni dan Budaya dalam HI”, dan dibuat untuk mempresentasikan dan mendiskusikan proposal dari mahasiswa kelas Studi Independen STAIR prodi S1 HI UGM yang mengusung berbagai topik menarik seperti pameran seni, analisis sinema, hingga filosofi kebudayaan. Acara diselenggarakan secara daring via Zoom Meeting, dan berlangsung dari pukul 13.00 hingga 15.00 WIB
Dalam kesempatan kali ini, IIS UGM menghadirkan tiga narasumber yang juga merupakan anggota kelas Studi Independen STAIR prodi S1 HI UGM yang membawakan bermacam macam tema proposal dengan tema seputar seni dan budaya di depan para peserta yang berasal dari kelas Studi Independen maupun peserta umum.
Proposal pertama yang dibahas adalah “Politik Transnasional Sumbu Filosofi Yogyakarta” dari Aldi Haydar Mulia, yang membahas mengenai aspek politik transnasional dari sumbu filosofi Yogyakarta yang terdiri dari terdiri dari 3 komponen, yaitu Tugu Pal Putih, Kraton Yogyakarta, dan Panggung Krapyak.
Presentasi Aldi dilanjutkan oleh Herstianing Kumala, dengan proposal kedua yang bertajuk “Pameran Seni dan Kesetaraan Gender di Amerika Latin”. Dengan mengambil studi kasus di wilayah Amerika Latin, Hersti mencoba menganalisa bagaimana pameran seni digunakan sebagai sarana pendukung kesetaraan gender.
Sebagai presenter proposal ketiga dan terakhir, Gantar Eliezer Sinaga mempresentasikan proposalnya yang berjudul “Film, Diaspora dan Neo-orientalisme”. Dalam sesi terakhir ini para peserta diajak untuk memandang film dari sudut pandang yang berbeda, dan bagaimana film tersebut dapat dihubungkan dengan perspektif Neo-orientalisme.
Sesi presentasi oleh ketiga presenter dan sesi diskusi didukung oleh Suci Lestari Yuana (Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada dan Inisiator dari program STAIR) yang berperan sebagai moderator. Mini Workshop STAIR “Politik Seni dan Budaya dalam HI” dihadiri oleh peserta-peserta yang antusias dan cukup partisipatif dalam mengajukan pertanyaan seputar proposal yang dibawakan oleh ketiga presenter.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/11/IIS-Recap.jpg16552340iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-06-25 08:31:512023-08-01 08:48:01[RECAP] STAIR #4 : Politik Seni dan Budaya dalam HI
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/06/IIS-Brief-ISSUE-3-Shabrina-1_page-0001-1.jpg14771040iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-06-20 12:02:322024-08-27 14:05:02[IIS BRIEF] Lessons Learned: Reflection of the Elements of Identity through Papua Liberation Issue
Rabu, (31/05) lalu Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM)telah berkolaborasi dengan Bijak Memilih Indonesia, NALAR Institute dan Think Policy untuk menyelenggarakan “Sarasehan Bijak Memilih : Roadshow ke Jogja!”, dengan tujuan untuk mempertemukan para pegiat komunitas lintas isu agar dapat saling bertukar pikiran tentang isu – isu kebijakan yang perlu mendapatkan perhatian serius dari calon wakil rakyat serta kepala dan wakil kepala negara. Acara bertempat di Selasar Barat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM), dan menghadirkan pembicara – pembicara berkualitas yang akan membagikan aspirasinya sekaligus mengajak para peserta untuk berpikir bersama tentang berbagai macam isu.
Pada sesi pertama yang disebut sebagai Sesi Orasi, tim panitia mengundang Obed Kresna (Pegiat Sosial dan Manajer PARES), Gusti Nur Asla Shabia (FIAN & Sekolah Tani Muda) dan Kalis Mardiasih (Pegiat Isu Toleransi). Sebagai narasumber pertama, Obed membawakan isu“Keadilan Sosial : Pendidikan untuk Semua”, dan mengangkat mengenai isu ketidak – merataan pendidikan bagi masyarakat Indonesia, dan betapa urgensi dari isu tersebut bagi calon wakil rakyat dalam pemilihan yang akan datang. Shabia melanjutkan sesi orasi dengan topik “Krisis Iklim” dan mengangkat isu lingkungan dan AMDAL yang seringkali tidak diperhatikan. Terakhir, Kalis hadir untuk membahas mengenai isu “Keragaman dan Toleransi” dan mengangkat isu keragaman masyarakat dan hal-hal yang dapat membahayakan toleransi di antara masyarakat Indonesia yang heterogen.
Sesi Orasi kemudian dilanjutkan dengan Sesi Aspirasi, dimana para peserta acara diarahkan untu membagi diri menjadi tiga klaster kecil sesuai dengan tiga isu yang diangkat pada Sesi Orasi. Mendampingi para peserta di masing-masing kluster, tim panitia mengundangn Joko Susilo (NALAR Institute) untuk menemani peserta di klaster isu keadilan sosial, Cut Intan Aulianisa Isma (IIS UGM) di isu krisis iklim, dan Yosef Bambang (NALAR Institute) di isu keberagaman dan toleransi. Pada akhir sesi aspirasi, masing masing kluster isu menunjuk satu perwakilan untuk naik ke panggung orasi dan membagikan kesimpulan dan pemikiran dari masing masing isu untuk peserta – peserta lain.
Seusai sesi orasi, acara dilanjutkan dengan sesi terakhir sebagai penutup rangkaian acara, yaitu Panggung Seni, yang menghadirkan Sindana (Ketjilbergerak) yang membawakan dua lagu bagi para peserta, sebelum diakhiri dengan sesi foto bersama.
Acara kali ini berlangsung dengan cukup lancar dan kondusif, dan diikuti oleh hampir 50 peserta yang cukup antusias dan partisipatif.
Jumat (26/05) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan edisi ke-26 dari serial diskusi dwibulanan Beyond The Great Wall. Edisi ke-26 kali ini mengangkat tema “Chinese Cuisine & Soft Power”, dan membahas mengenai makanan dan minuman sebagai sebuah komponen dari penyebaran soft power Cina ke negara – negara lain. Untuk membahas mengenai topik ini, pada kesempatan tersebut IIS UGM mengundang dua pembicara untuk membahas materinya, yaitu Mohammad Izam Dwi Sukma, (Mahasiswa Studi Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia) dan Nadya Zafira (Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada). Sebagai moderator, IIS UGM mengundang Selma Theofany (Staf Divisi Riset Institute of International Studies Universitas Gadjah Mada). Sebelum sesi materi dimulai, Theo sebagai moderator menyampaikan tata tertib ruang diskusi sekaligus memeprkenalkan kedua pembicara secara singkat
Sesi dibuka oleh Mohammad Izam Dwi Sukma, yang membawakan materinya yang berjudul “Bisnis Minuman Manis : Komponen Soft Power Terkini Tiongkok?”. dalam materinya kali ini, Izam mengangkat kasus studi merk minuman manis Mixue, sebagai salah satu merk minuman manis asal negeri tirai bambu yang dengan cepat menjamur dan berhasil membuka cabangnya di berbagai kota di Indonesia. Lewat berbagai macam brand (termasuk Mixue), Cina dapat memproyeksikan produk minuman manisnya sebagai salah satu komponen soft power yang merambah berbagai kota di Indonesia, dan mampu menyaingi merk dagang lain yang menjual produk sejenis.
Seusai pemaparan Izam, Nadya melanjutkan sesi BTGW #26 dengan membawakan materi power pointnya dengan judul “What Makes Nasi Goreng So Good?”. Lewat materinya, Nadya membahas mengenai kuliner-kuliner dan resep makanan Tiongkok yang telah mendunia, dan bahkan setelah melalui proses waktu yang tidak sebentar, mengalami proses asimilasi dengan produk – produk makanan lokal untuk menyesuaikan dengan selera masyarakat negara yang dituju. Lewat proses naturalisasi resep kuliner, resep – resep masakan Cina menjadi dikenal di seluruh bagian dunia dan dapat menyesuaikan dengan lidah masyarakat lokal (salah satu contohnya, adalah nasi goreng).
Seusai pemaparan oleh kedua narasumber, sesi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berlangsung dengan kondusif dan lancar, sebelum kemudian ditutup dengan closing statement oleh kedua narasumber. Pada kesempatan kali ini BTGW #26 dihadiri oleh sekitar 40 partisipan yang cukup antusias dan partisipatif.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/06/feat-01.png26175334iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-06-19 13:54:182023-06-21 09:08:24[RECAP] Beyond the Great Wall #26: Chinese Cuisine & Soft Power
Jumat (9/06) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerja sama dengan HI CINE dan dengan izin Tim Ekspedisi Indonesia Baru menyelenggarakan acara nonton bareng dan diskusi film “Dragon for Sale” di Auditorium lt. IV Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM). Dalam kesempatan tersebut diputar episode satu dan dua dari quintology film Dragon For Sale, yaitu “Episode 1 : Sailing” dan “Episode 2 : Hiking” yang diikuti dengan sesi diskusi yang menghadirkan tiga narasumber, Dandhy Laksono (Sutradara Dragon for Sale dan Tim Ekspedisi Indonesia Baru), Raras Cahyafitri (Dosen dan Peneliti IIS & DIHI UGM) dan Gregorius Afioma (Peneliti Sunspirit). Acara dihadiri sekitar 50 peserta dari berbagai kalangan.
Film dokumenter Dragon For Sale mengungkap kisah mereka yang harus membayar harga mahal dari proyek ambisius 10 Bali Baru, salah satunya membangun Pulau Komodo untuk menjadi destinasi wisata internasional di Kota Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur. Film ini menyoroti bagaimana masyarakat lokal membangun resistensi, memperjuangkan model alternatif pariwisata yang tidak mendegradasi lingkungan dan menjunjung tinggi HAM.
Di episode pertama, diperlihatkan bagaimana ide pemerintah untuk membuat Taman Nasional Komodo menjadi obyek wisata premium mempengaruhi para pelaku usaha perahu wisata yang menyediakan paket wisata bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam Taman Nasional Komodo. Dengan naiknya harga tiket masuk komodo secara masif dan dominasi pelaku wisata dengan kapal – kapal phinisi premium, muncul pertanyaan : sebenarnya kebijakan ini dibuat untuk menguntungkan siapa?
Di episode kedua, kita melihat dampak ekologis dari proyek pengembangan Bajo menjadi kawasan pendukung pariwisata Taman Nasional Komodo. Muncul banyak penolakan dari masyarakat yang mempertanyakan aspek konservasi dan keberlanjutan dari rencana pemerintah dalam mengembangkan Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo.
Seusai pemutaran film Dandhy dan Gregorius bergabung dengan para partisipan secara daring, sementara Raras hadir langsung di auditorium untuk berdiskusi bersama membahas mengenai kedua episode yang telah diputar. Acara diskusi berjalan dengan lancar dan kondusif, dan para peserta mengikuti rangkaian acara dengan cukup antusias.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/06/Nobar-Diskusi-01-1.png35083508iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-06-15 12:58:442023-06-21 13:03:39[RECAP] Nonton Bareng dan Diskusi Dragon for Sale
Foreign Policy Circle Talks (FPCP) “Konstelasi Politik Global dan Polugri”
Selasa (13/6) lalu, Institute of International Studies Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menerima kedatangan tim Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kementerian Luar Negeri dengan agenda Foreign Policy Circle Talks (FPCP) “Konstelasi Politik Global dan Polugri”. Acara yang berlangsung di Ruang Sidang Dekanat FISIPOL UGM melibatkan Tim dari BSKLN Kementerian Luar Negeri, IIS UGM, ASC UGM, CFDS UGM, PSPD UGM dan Dosen-dosen HI UGM. Acara berhasil diselenggarakan dengan kondusif dan lancar di Ruang Sidang Dekanat FISIPOL UGM.
Diskusi Terbatas “Isu Isu Strategis di Kawasan Eropa dan Amerika”
Sehari setelahnya, Rabu (14/6) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bersama dengan Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kementerian Luar Negeri menyelenggarakan agenda kedua, yaitu Diskusi Terbatas “Isu Isu Strategis di Kawasan Eropa dan Amerika”. Dalam acara yang melibatkan BSKLN, IIS dan Dosen-dosen HI UGM tersebut dibahas mengenai isu-isu terkini di kawasan Eropa dan Amerika. Acara diskusi tersebut diselenggarakan di auditorium Lt.IV FISIPOL UGM dan berjalan dengan kondusif dan lancar.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/11/IIS-Recap.jpg16552340iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-06-15 10:41:002023-07-24 11:11:44Kunjungan Tim BSKLN Kementerian Luar Negeri : Foreign Policy Circle Talks (FPCP) “Konstelasi Politik Global dan Polugri” & Diskusi Terbatas “Isu Isu Strategis di Kawasan Eropa dan Amerika”
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/05/Cover-IIS-Brief-Issue-2-01.png29532079iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-05-17 14:13:052023-05-17 14:20:20[IIS BRIEF] Heuristics of International Relations Theories: Future Discourses and Problem-Shifts in International Relations Studies
Kamis (6/04) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan edisi kedua dari seri diskusi STAIR (Science, Technology and Arts in International Relations), program komunitas epistemik terbaru IIS UGM yang berfokus kepada keterkaitan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni pada studi Hubungan Internasional.
Pada edisi kedua webinar STAIR yang bertajuk “The Politics of Music in IR” kali ini, IIS UGM mengundang Dr. Jay Afrisando (Komposer dan Seniman Multimedia) dan Dr. Ahmad Rizky M. Umar (Sessional Lecturer University of Queensland) untuk membahas mengenai aspek kesenian, khususnya musik dalam isu – isu Hubungan Internasional. Suci Lestari Yuana (Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional dan inisiator program STAIR) berperan sebagai Host dan Moderator.
Acara dimulai pada pukul 08.00 dan berakhir pada 10.00 WIB. Acara berjalan dengan lancar dan diikuti dengan sesi diskusi yang kondusif serta produktif.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/05/Screenshot-2023-03-17-142315.png10801920iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-04-07 11:00:102023-05-05 11:05:04 [RECAP] STAIR #02 : The Politics of Music in IR
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/03/Cover-IIS-Brief-Issue-1-01.png29532079iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-03-27 13:25:002023-03-27 13:28:15[IIS BRIEF] Keterbatasan Konsep Perdamaian Dominan dalam Membaca Perang Rusia-Ukraina: Kontestasi Kuasa, Maskulinitas, dan Militer Rusia-Ukraina
Senin (20/03) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan edisi ke 25 dari forum diskusi Beyond The Great Wall (BTGW) dan edisi perdana dari BTGW Roadshow, yang diadakan di kampus – kampus Universitas partner UGM. Dalam edisi perdana BTGW Roadshow kali ini, IIS UGM bekerjasama dengan Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta selaku tuan rumah. Bertempat di Laboratorium Organisasi Internasional UPN “Veteran” Yogyakarta, edisi kali ini mengangkat tema “Melihat Cina Setelah Kebijakan Nol-Covid: Internal dan Eksternal”, Kegiatan ini juga disiarkan secara hybrid lewat Zoom Meeting IIS UGM.
Sebagai narasumber, IIS UGM dan UPN “Veteran” Yogyakarta mengundang Dr. Nur Rachmat Yuliantoro (Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada dan inisiator forum diskusi Beyond The Great Wall) dan Hikmatul Akbar SIP, MSi, PhD (cand), CMe (Dosen Senior Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN “Veteran” Yogyakarta). Melaty Anggraini, MA. (Dosen Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN “Veteran” Yogyakarta) berperan mendampingi kedua pembicara sebagai narasumber.
Sesi dibuka dengan pemaparan materi oleh Bapak Hikmatul Akbar yang membawakan materi berjudul “Otonomi Daerah dalam Negara Kesatuan: Belajar dari Cina”. Dalam materinya, dibahas mengenai daerah-daerah otonom di Cina, dan bagaimana pemerintah Cina memberikan ruang kepada etnis-etnis minoritas di daerah tersebut untuk mendapatkan haknya sebagai warga negara, dan berhasil mengatasi ide etnisitas dan separatisme dengan kesejahteraan dan pembangunan. Setelah memandang aspek internal dari Cina, Bapak Rachmat mengajak para peserta memandang aspek eksternal lewat presentasinya yang berjudul “Cina Memandang Dunia : A Responsible Great Power?”, dan memandang upaya-upaya yang dilakukan CIna sebagai Great Power untuk mengatasi berbagai isu internasional seperti konflik Rusia dengan Ukraina, serta bagaimana Cina harus membendung framing negatif dari negara – negara Barat.
Seusai pemaparan oleh kedua pembicara, sesi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dibagi kedalam dua sesi. Para mahasiswa UPN “Veteran’ Yogyakarta yang hadir turut mengajukan pertanyaan dengan antusias dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi diskusi. Setelah closing statement oleh kedua pembicara dan penutupan oleh moderator, acara ditakhiri dengan sesi foto bersama peserta dan pembicara.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/03/WhatsApp-Image-2023-03-27-at-1.21.25-PM.jpeg9001600iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-03-27 12:00:412023-04-03 14:46:28[RECAP] Beyond The Great Wall #25 : Melihat Cina Setelah Kebijakan Nol-Covid: Internal dan Eksternal
Jumat (17/03) lalu Institute of International Studies Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan edisi pertama dari forum diskusi bulanan Sciences, Technology and Art in International Relations atau STAIR. STAIR merupakan program komunitas epistemik baru IIS UGM yang berfokus pada keterkaitan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni pada studi Hubungan Internasional. Dalam edisi perdananya kali ini, diskusi STAIR akan membahas mengenai aspek politik dalam Multiverse dalam webinar yang bertajuk “Politics in Multiverse”.
Dalam edisi kali ini, IIS UGM menghadirkan Suci Lestari Yuana (Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional UGM dan inisiator program STAIR) sebagai host sekaligus moderator diskusi. Sebagai narasumber untuk membahas mengenai politik dalam Multiverse, IIS UGM menghadirkan Antovany Reza Pahlevi (Chief Evangelist Shinta VR) dan Arindha Nityasari (Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional UGM). Sesi dibuka dengan sambutan, pengenalan program STAIR dan pengantar diskusi oleh Suci, sebelum dilanjutkan oleh pemaparan singkat oleh kedua narasumber. Antovany membahas mengenai signifikansi serta prospek dari dunia virtual dan Multiverse, sekaligus membahas sedikit mengenai sejarah dari Shinta VR. Melanjutkan Antovany. Arindha membahas mengenai multiverse dan dunia virtual lewat perspektif HI, dan bagaimana ilmu HI dapat diterapkan dalam ranah dunia virtual.
Seusai pemaparan singkat oleh kedua narasumber, sesi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berlangsung dengan cukup aktif dan kondusif, dimana banyak peserta mengajukan pertanyaan kepada kedua narasumber. Acara ditutup dengan closing statement singkat oleh kedua narasumber dan moderator, yang juga mengajak para peserta untuk bergabung ke dalam komunitas epistemik STAIR dan membahas mengenai isu isu lain yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni dalam Hubungan Internasional dalam edisi – edisi STAIR selanjutnya.
Edisi pertama ini mengawali edisi-edisi diskusi STAIR berikutnya dengan tema yang tidak kalah menarik
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/03/WhatsApp-Image-2023-03-27-at-11.08.49-AM-1.jpeg8651600iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-03-27 11:21:152023-03-27 13:28:53[RECAP] STAIR #01 : The Politics of Metaverse
Kamis (16/03) lalu, Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan acara luring Forum Reviu Kebijakan Luar Negeri “Diplomasi Kesehatan Indonesia di Kawasan Amerika dan Eropa : Amerika Serikat, Belanda, Jerman dan Swiss” di Ruang Auditorium Lt. IV, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada. Acara ini merupakan inisiatif BSKLN Kemlu untuk mereviu kebijakan luar negeri Pemerintah Indonesia, dan dalam kesempatan kali ini mengangkat tema diplomasi kesehatan yang telah dilakukan pemerintah Indonesia di kawasan Amerika dan Eropa.
Acara dibuka oleh Dr. Mohammad Zakaria Al Anshori (Pusat SKK Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri) selaku moderator, yang kemudian membacakan CV dan memperkenalkan Dr. Luqman Nul Hakim (Direktur IIS UGM dan Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional) untuk menyampaikan sambutannya sekaligus menandai dibukanya acara Forum Reviu Kebijakan Luar Negeri. Untuk sesi paparan, Ibu Spica A. Tutuhatunewa (Kepala Pusat SKK Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri) hadir mempresentasikan kajiannya terkait pencapaian diplomasi Indonesia di kawasan Amerika dan Eropa.
Setelah pemaparan oleh Bu Spica, acara dilanjutkan oleh sesi tanggapan diskusi, dimana IIS UGM dan BSKLN Kementerian Luar Negeri menghadirkan Dr. Yodi Mahendradhata M.Sc. Ph.D., FRSPH (Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM), Bapak Herwening Weji Kalpiko, S.E., MM., AK (Perwakilan PT Bio Farma) dan Drs. Muhadi Sugiono, MA. (Dosen dan Peneliti Senior IIS UGM/ Departemen Ilmu Hubungan Internasional UGM). Dr. Yodi memaparkan paparan materinya yang berjudul “Diplomasi Indonesia untuk Resiliensi Kesehatan Global” dan membahas mengenai tantangan dan langkah yang bisa diambil oleh Indonesia untuk meningkatkan tingkat resiliensi kesehatan global, termasuk dalam aspek vaksin. Bapak Herwening melanjutkan dengan paparannya yang membahas mengenai peran penting dari Bio Farma sebagai BUMN di bidang kesehatan dalam mendukung diplomasi kesehatan yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia. Terakhir Pak Muhadi turut menyampaikan tanggapannya lewat paparan materinya yang bertajuk “Tanggapan atas Reviu Kebijakan Mandiri Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa”, dan menyoroti signifikansi diplomasi kesehatan sekaligus menyampaikan beberapa masukan dan saran terhadap kajian dari BSKLN Kementerian Luar Negeri.
Sesi tanggapan diskusi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab/diskusi, dimana para peserta yang hadir diberikan kesempatan untuk bertanya kepada para narasumber. Dalam sesi diskusi yang dibagi kedalam 2 kloter, para partisipan menunjukkan keaktifannya dengan menyampaikan beberapa pertanyaan dan saran yang direspon secara positif oleh para narasumber. Seusai sesi diskusi, acara ditutup dengan closing statement oleh para narasumber, penutup singkat oleh moderator dan Dr. Luqman Nul Hakim dan penyerahan souvenir oleh BSKLN Kementerian Luar Negeri.
Secara umum acara Forum Reviu Kebijakan Luar Negeri “Diplomasi Kesehatan Indonesia di Kawasan Amerika dan Eropa : Amerika Serikat, Belanda, Jerman dan Swiss” berlangsung dengan lancar dengan sesi diskusi yang kondusif.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/03/WhatsApp-Image-2023-03-27-at-9.37.39-AM.jpeg10661600iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-03-27 09:43:402023-03-31 11:17:24[RECAP] Forum Reviu Kebijakan Luar Negeri “Diplomasi Kesehatan Indonesia di Kawasan Amerika dan Eropa : Amerika Serikat, Belanda, Jerman dan Swiss”
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/03/Promote-Commentaries-2_Commentaries-Feed-Quote.png30103010iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-03-24 17:06:392023-03-24 17:23:56[COMMENTARIES] Mungkinkah Metaverse Menjadi Ruang yang Demokratis?
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/03/IIS-COMMENTARIES-1_Commentaries-Feed-Quote.png30103010iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-03-20 14:05:502023-03-20 14:32:54[COMMENTARIES] Membaca Arti dan Tantangan pada Periode Ketiga Kepemimpinan Xi Jinping
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/03/Promote-Policy-Brief-2023-Issue-3_Policy-Brief-1.png35083508iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-03-20 10:45:422023-03-20 14:33:53[POLICY BRIEF] Perspektif Global South dan Kepentingan Indonesia dalam Regulasi dan Pelarangan Sistem Persenjataan Otonom
STAIR (Sciences Technology and Arts in International Relations) adalah sebuah program komunitas epistemik baru IIS UGM yang berfokus pada keterkaitan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni pada studi Hubungan Internasional.
Dalam seri webinar bulanan ini, kamu akan terlibat dalam diskusi bersama mahasiswa, alumni, akademisi, maupun praktisi yang menggali isu-isu HI baru dan kontroversial dengan mengetengahkan peran STAIR.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/03/Promote-Policy-Brief-2023-Issue-2_Policy-Brief.png35083508iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-03-15 10:20:102023-03-15 10:42:42[POLICY BRIEF] Tidak Ada Solusi Otomatis untuk Damai – Mengapa Sistem Persenjataan Otonom Bukan Jawaban
Tahun 2022 mungkin akan diingat sebagai tahun di mana dunia mulai lepas dari cengkeraman pandemi tetapi semakin dalam masuk jeratan otokratisasi. Warga sipil di berbagai belahan dunia – termasuk di Utara – berhadapan dengan penyusutan civic space dalam skala yang tidak terbayang sebelumnya. Menyusul pemberlakuan aneka aturan perundangan dan kooptasi berbagai lembaga negara, semakin mudah bagi banyak rezim menjustifikasi langkah-langkahnya, yang dalam standar demokrasi terbilang represif. Di tengah melonggarnya aneka pembatasan di masa pandemi, kita membayangkan bahwa semakin mudah pula bagi warga mengorganisir diri guna memukul balik laju otokratisasi. Benarkah demikian?
Edisi ketiga refleksi tahunan Damai Pangkal Damai (DPD) ini kembali mengetengahkan empat segmen, masing-masing mengenai Indonesia, gerakan maksimalis di berbagai negara, perjuangan berbasis isu di tingkat global, serta kajian khusus. Segmen pertama menyoroti stagnasi perlawanan di Indonesia tahun 2022, dengan menekankan pada lima tren serta ajakan membangun beberapa infrastruktur perlawanan. Segmen kedua mengelaborasi bagaimana banyak gerakan maksimalis yang berorientasi menjatuhkan rezim otoriter cenderung meredup sepanjang 2022, atau berubah menjadi gerakan reformis. Segmen ketiga merayakan semakin maraknya gerakan keadilan iklim, kesetaraan perempuan, serta kesejahteraan buruh yang diusung di berbagai penjuru dunia. Sementara itu, segmen keempat memantik diskusi mengenai peran pertahanan sipil nirkekerasan dalam menghadapi agresi militer negara lain – mengambil inspirasi dari kegigihan warga sipil Ukraina mengadang invasi Rusia.
untuk lebih lanjut, silakan unduh file Panjang Umur Perlawanan? Refleksi Aksi Nirkekerasan di Indonesia dan Dunia 2022 di bawah ini :
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/03/dpd-Refleksi-Tahunan-2022.jpg23391654iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-03-09 10:19:412023-03-10 09:22:22Panjang Umur Perlawanan? Refleksi Aksi Nirkekerasan di Indonesia dan Dunia 2022 [Stepping Up the Good Fight Stepping Up the Good Fight? Nonviolent Resistance in Indonesia and the World 2022] –Available in Bahasa and English
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/03/Promote-Book-Review-01.png30103010iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-03-03 12:37:272023-07-17 13:29:28[BOOK REVIEW] A Sultan in Autumn: Erdogan Faces Turkey’s Uncontainable Forces
7-10 Februari lalu, tim Institute of International Studies Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) berkunjung ke Jakarta dalam rangka untuk menyelenggarakan beberapa agenda yang berkaitan dengan ratifikasi Traktat Pelarangan Senjata Nuklir (Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons/TPNW) dan koordinasi terkait pengendalian dan pengawasan Small Arms and Light Weapons (SALW). Dalam kesempatan tersebut, IIS UGM diwakili oleh Drs. Muhadi Sugiono, Dr. Luqman Nul Hakim, Dr. Diah Kusumaningrum, Cut Intan Auliannisa Isma, Nabilah Nur Abiyanti, dan Lucke Haryo Saptoaji.
Agenda tanggal 7 Februari 2023 dibuka dengan Rapat Koordinasi Tim IIS UGM dengan tim Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Pada kesempatan tersebut, BSKLN Kemlu diwakili oleh Ganda Mulyana (Kepala Badan BSKLN), Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika, Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa, Kepala Pusat Strategi Kebijakan Multilateral, Kepala Pusat Strategi Kebijakan Isu Khusus dan Analisis Data serta tim Sekretariat BSKLN. dalam kesempatan tersebut, Tim IIS UGM diwakili oleh Dr. Luqman Nul Hakim dan Cut Intan Aulianisa Isma. Rapat koordinasi tersebut membahas tentang kemungkinan kerjasama dalam berbagai bidang, mulai dari penyelenggaraan pelatihan, kolaborasi jurnal, hingga kolaborasi dalam penyelenggaraan konferensi internasional di masa depan.
Pada agenda kedua yang berlangsung pada tanggal 9 Februari 2023, Tim IIS UGM berkesempatan bertamu ke Ruang Rapat Komisi I DPR RI untuk berdiskusi dengan tuan rumah dan partner-partner IIS UGM dalam Rapat Dengar Pendapat Pakar untuk RUU Traktat Pelarangan Senjata Nuklir. Partisipan dalam rapat koordinasi ini adalah Muhadi Sugiono, MA (Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada), Dr. Intan Inayatun Soeparna (Universitas Airlangga), Dr. Kusnanto Anggoro (Centre for Strategic and International Studies/CSIS), Dr. Riefqi Muna (Universitas Islam Internasional Indonesia/UIII & Research and Operations on Technology and Society/ROOTS), TB Hasanuddin (Komisi I DPR RI), Bobby Adhityo (Komisi I DPR RI), Muzammil Yusuf (Komisi I DPR RI), Nurul Arifin (Komisi I DPR RI ), Rizki Aulia Rahman (Komisi I DPR RI) dan Sturman Panjaitan (Komisi I DPR RI). Dalam kesempatan tersebut, semua partisipan berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai signifikansi dari ratifikasi TPNW dan pengaruh ratifikasi terhadap kebijakan Indonesia terkait penggunaan nuklir, baik sebagai senjata maupun sumber energi terbarukan. Diskusi berjalan dengan lancar, dan mendapatkan beragam tanggapan dari anggota DPR RI selaku tuan rumah rapat.
Dalam agenda terakhir yang berlangsung di Downing Meeting Room No. 03, Ashley Wahid Hasyim Jakarta pada tanggal 10 Februari 2023, IIS UGM menyelenggarakan Meeting Minutes – Grup Koordinasi SALW Indonesia dengan agenda Stocktaking Pengendalian, Pengawasan, dan Regulasi SALW di Indonesia. Dalam rapat tersebut,IIS UGM mengundang Dr. Riefqi Muna (Universitas Islam Internasional Indonesia), Kol. Ikhwan Solihan (Direktorat Kerjasama Internasional Pertahanan, Kementerian Pertahanan), Adek Triana Yudhaswari (Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata, Kementerian Luar Negeri), Kol. Binsar Simorangkir (Direktorat Materiil, Kementerian Pertahanan), AKBP Dedi Nur Andriansyah (Divisi Hubungan Internasional Kepolisian Negara Republik Indonesia), dan AKBP I Gede Nyoman Bratasena (Divisi Hubungan Internasional Kepolisian Negara Republik Indonesia). IIS UGM sendiri dalam kesempatan tersebut diwakili oleh Dr. Diah Kusumaningrum. Dalam agenda tersebut, para partisipan duduk bersama dan membahas mengenai pengendalian, pengawasan dan regulasi senjata- senjata ringan dan kaliber kecil di Indonesia.
Secara umum, kunjungan tim IIS UGM ke DKI Jakarta berhasil mencapai tujuan dan berhasil menyelesaikan agenda – agenda penting sesuai dengan rencana.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/02/Screen-Shot-2023-02-10-at-10.27.32.png15902872iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-02-27 10:18:092023-02-27 10:18:57[RECAP] Kunjungan Tim IIS UGM ke Jakarta, 7 – 10 Februari 2023
Newest edition of Global South Review is now available!
Global South Review is a social and political journal that aimed to provide academic and policy platform to exchange views, research findings, and dialogues within the Global South and between the Global North and the Global South.
Global South Review examines all the issues encountered by Global South in the context of current international justice, security, and order. The journal focuses, but not exclusively, on the role of Global South in global politics; the rise, demise, and possible revival of South-South internationalism and Bandung Spirit; and the dynamics of relations between Global South and Global North.
In this third edition, GSR features six writings highlighting various issues paramount in the Global South.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/01/WhatsApp-Image-2023-02-03-at-9.30.16-AM-e1675391493550.jpeg640640iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-01-30 12:48:212023-02-13 10:10:22Ratifikasi TPNW dan Urgensinya bagi Indonesia
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2023/01/Cover-SAWL.png35082481iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2023-01-06 12:32:402023-01-12 11:01:05Buku Saku Small Arms and Light Weapons : Difusi, Regulasi, dan Pengalaman Indonesia
Jumat, (23/12) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) telah berhasil menyelenggarakan edisi ke-24 sekaligus edisi terakhir forum diskusi Beyond The Great Wall (BTGW) di tahun 2022. Dalam edisi kali ini, IIS UGM mengundang Khoirul Amin, Dosen Program Studi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur. Sebagai moderator, IIS UGM menghadirkan Cornelia Laras G. Kineta, Staf Divisi Diseminasi IIS UGM.
Dengan tema rivalitas diantara Cina dan India, edisi yang bertajuk “Rivalitas Dua Raksasa Asia : Modernisasi Militer Cina dan Respons India” mengangkat mengenai isu modernisasi militer Cina yang berlangsung dengan cukup progresif, dan bagaimana India sebagai salah satu saingan Cina di kawasan Asia merespons pembangunan militer tersebut. Dengan kekuatan dan pengaruh kuat yang dimiliki oleh kedua negara tersebut di kawasan, rivalitas keduanya dapat mempengaruhi stabilitas kawasan dan negara-negara lain disekitarnya.
Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/11/IIS-BTGW.jpg16542339iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-12-30 09:27:342023-05-03 13:59:46[IIS RECAP] Beyond The Great Wall #24 : Rivalitas Dua Raksasa Asia : Modernisasi Militer Cina dan Respons India
Fortnightly Review is now out for you to read! Articles featured in this episode are:
– Solidarity for Palestine: Soccer and Politics Under FIFA Hypocrisy (R. Bomantara, IIS Dissemination Division)
– A New Stage of Democratic Regression: Indonesia’s Controversial Criminal Code (F. Tarissa, IIS Publication Division)
– Questioning Indonesia’s Fight Against Terrorism: Is Deradicalization Program Really the Way? (A. Indriyosanti, IIS Publication Division)
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2022/12/WhatsApp-Image-2022-12-16-at-08.07.16.jpeg1280994iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-12-16 08:46:172022-12-16 08:58:44[IIS BRIEF] Power Competition at the Expense of Human Security: The Urgency to Re-examine State-centric Policymaking
Masterclass Penelitian Kebijakan Pembangunan Kritis – Strategis
Pada tanggal 27-30 November 2022 lalu, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) dan Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja, Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan Pelatihan “Masterclass Penelitian Kebijakan Pembangunan Kritis – Strategis” yang diikuti oleh analis kebijakan dari PAKK. acara tersebut diselenggarakan selama 4 (empat) hari pelatihan di ruang BA 201 dan BG202 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada dengan format hybrid. Selama 4 hari pelatihan, IIS UGM menghadirkan pembicara dari kalangan akademisi maupun praktisi untuk membagikan ilmunya bersama para peserta pelatihan di ruang BA 201 dan BG202 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada. Rangkaian acara resmi dibuka pada tanggal 26 Desember 2022 dengan acara pembukaan dan makan malam bersama.
Minggu, 27 Desember 2022 menjadi hari pertama pelatihan Masterclass Penelitian Kebijakan Pembangunan Kritis – Strategis, dan diselenggarakan di ruang BA 201 FISIPOL UGM. untuk mengisi kegiatan di hari pertama, IIS UGM mengundang tiga pembicara sebagai narasumber pelatihan. Sesi pertama pelatihan yang bertema “Fondasi Penelitian Kebijakan Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan” menghadirkan Prof Mohtar Mas’oed, Profesor Emeritus dalam studi ekonomi politik pembangunan. Sesi dilanjutkan dalam sesi kedua yang bertajuk “Penelitian Kebijakan Pembangunan: Analisis, Desain Rekomendasi dan Strategi“, dan menghadirkan Dr Indri Dwi Apriliani, Dosen Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik FISIPOL UGM. Hari pertama diakhiri dengan sesi ketiga, “Big Data dan Penelitian Kebijakan Pembangunan” yang menghadirkan Treviliana Eka Putri, M.Int.Sec, Direktur Center for Digital Society (CfDS), Universitas Gadjah Mada
Untuk hari kedua dan seterusnya, ruangan kegiatan beralih ke ruang BG202 FISIPOL UGM. Hari kedua dimulai dengan sesi “Isu Sentral 1—Ekonomi-Bisnis dan Pembangunan” yang menghadirkan Dr Riza Noer Arfani, Dosen senior Kajian Ekonomi Politik Global, Universitas Gadjah Mada. Hari kedua kemudian dilanjutkan dengan sesi “Isu Sentral 2—Dimensi Sosial dalam Pembangunan” yang dipandu oleh Fransiskus Agustinus Jalong, PhD (Cand.), Dosen Departemen Sosiologi danPeneliti Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP), Universitas Gadjah Mada. Dr Hasrul Hanif, Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan melanjutkan dengan sesinya, “Isu Sentral 3—Dimensi Politik dalam Pembangunan“, sebelum ditutup oleh Dr Luqman-nul Hakim, Direktur Institute of International Studies lewat sesinya yang bertajuk “Isu Sentral 4—Dimensi Politik Global dalam Pembangunan“.
Hari ketiga dibuka dengan sesi “Evidence-based Policy dan Penelitian Kebijakan Pembangunan” yang dipandu oleh Ah Maftuchan, Direktur The Prakarsa. Dr Kuskridho Ambardi, Pakar komunikasi politik, Universitas Gadjah Mada menjadi pengisi materi di sesi selanjutnya yang bertajuk “Komunikasi Politik Kebijakan“. Sesi ketiga ditutup oleh Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni Universitas Gadjah Mada.
Hari terakhir menghadirkan tiga narasumber terakhir, sebelum diakhiri dengan sesi post-test dan evaluasi, sebelum dilanjutkan dengan sesi penutupan dan penyerahan sertifikat. untuk hari terakhir, IIS UGM mengundang Muhadi Sugiono, M.A., Dosen senior, Departemen Ilmu Hubungan Internasional sebagai narasumber sesi pertama. Sesi kedua dilanjutkan oleh Fitra Moerat Sitompul, Ketua MediaLab TEMPO, sebelum dilanjutkan oleh Yasha Chatab, Director of International Business & Government Relations – WIR Group sebagai narasumber sesi terakhir. Sesi dilanjutkan dengan post-test dan evaluasi sebagai sarana evaluasi penyelenggaraan rangkaian kegiatan pelatihan, sebelum kegiatan resmi ditutup oleh Dr Luqman-nul Hakim.
Secara umum, rangkaian acara pelatihan Masterclass Penelitian Kebijakan Pembangunan Kritis – Strategis berlangsung dengan lancar dan kondusif, serta mendapatkan respon positif dari para peserta.
Fortnightly Review is now out for you to read! Articles featured in this episode are:
– PMs Come and Go: Where is The UK Heading Now? (M. Phoebe, IR UGM 2020)
– The Rising Confidence of Philippines-US Security Commitment under Marcos Jr. (Z. Umniati, IR UGM 2019)
– The Threat of Russia-Ukraine War over the Banning Effort of Killer Robots (T. N. D. Margono, IR UGM 2020)
Jumat, (25/11) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) telah berhasil menyelenggarakan edisi ke-23 dari forum diskusi Beyond The Great Wall (BTGW). dalam edisi kali ini, IIS UGM mengundang Lazarus Andja Karunia, alumni Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada sebagai narasumber. Sebagai moderator, IIS UGM mengundanng Fanya Tarissa Anindita, Staf Divisi Publikasi IIS UGM untuk mendampingi Andja dan para partisipan.
Edisi BTGW kali ini berjudul “The Sites Must (Not) Flow! : An Introduction to Chinese Policies toward Cross-Border Data Flow”, dan membahas mengenai kebijakan dan perspektif dari pemerintah Cina terhadap Cross-Border Data Flow.
Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2022/11/WhatsApp-Image-2023-02-13-at-10.47.15-AM.jpeg8651600iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-11-30 09:21:502023-02-13 12:55:33[IIS RECAP] Beyond The Great Wall #23 : “The Sites Must (Not) Flow! : An Introduction to Chinese Policies toward Cross-Border Data Flow”
Fortnightly Review is now out for you to read! Articles featured in this episode are:
– COP27 and the Attempts to Tackle Climate Crisis: The Controversies (L. G. Kineta, IIS Dissemination Division)
– Scrutinizing Indonesia’s Updated Nationally Determined Contribution (NDC) 2022 (H. K. Firdausya, IR UGM 2020)
– Rising Military Tension Between South and North Korea: An Unending Security Dilemma? (R. B. K. Sianturi, IR UGM 2019).
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2022/11/WhatsApp-Image-2022-11-09-at-10.27.43-AM.jpeg1280994iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-11-09 10:25:472022-11-09 10:29:37[IIS BRIEF] Negara – Negara Pasifik Selatan dan Agenda Sekuritisasi Keamanan Lingkungan: Perubahan Paradigma Masyarakat akan Isu Degradasi Lahan
Fortnightly Review is now out for you to read! Articles featured in this episode are:
– Climate Activism: Look at the Message, Not Its Controversy! (E. Anjani, IR UGM 2021)
– Western Media and the Iranian Protest (G. S. A. Gunawan, IR UGM 2020)
– Kanjuruhan Tragedy and the Problem of Policing in Indonesia (F. T. Anindita, IIS Publication Division)
Untuk mengunduh “IIS Brief : Jual Beli Senjata dan Amunisi Ilegal di Tengah Insurgensi: Problematika Sirkulasi Senjata Api di Wilayah Konflik Papua, Indonesia” dapat dilakukan melalui tautan berikut : http://bit.ly/SenjataKonflikPapua
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2022/10/WhatsApp-Image-2022-10-28-at-1.49.41-PM.jpeg1280994iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-10-28 13:51:512022-10-28 13:51:51[IIS BRIEF] Jual Beli Senjata dan Amunisi Ilegal di Tengah Insurgensi: Problematika Sirkulasi Senjata Api di Wilayah Konflik Papua, Indonesia
Fortnightly Review #34 is now out for you to read! Articles featured in this episode are:
– Justice for Mahsa Amini: Iranians Growing Protest and What it Means for Women’s Civil and Political Liberties (F. T. Anindita, IIS UGM)
– The Geopolitical Insecurity of Germany: Russia’s Gas Supply Cut During Winter (Y. Elisabeth, IR UGM 2018)
– The Unexpected Failure of Growth: Chinese Communist Party’s Congress and Concerns on Investmen-led Growth (Z. Umniati, IR UGM 2019)
– Armenia Abandoned: Acceptance of Aggression in Post-Ukraine Conflict (M. Atthallah, IR UGM 2019)
Jumat, (30/09) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) telah menyelenggarakan edisi ke-22 dari forum diskusi Beyond The Great Wall (BTGW). Dalam kesempatan yang bertepatan dengan persiapan Kongres Nasional ke-20 dari Partai Komunis Cina (PKC), IIS UGM mengundang Nur Rachmat Yuliantoro, Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada sekaligus inisiator dari program Beyond The Great Wall. Sebagai moderator, IIS UGM menghadirkan Ni Made Diah Apsari Dewi, Staf Divisi Riset IIS UGM
Dalam edisi yang bertajuk “Menjelang Kongres Nasional ke-20 PKC : Apa yang Menarik” kali ini, Rachmat mengajak para partisipan untuk berdiskusi mengenai persiapan dan hal-hal menarik yang dapat terjadi menjelang Kongres Nasional Partai Komunis Cina, ditengah berbagai polemik dan isu yang sedang dihadapi oleh pemerintah Cina, baik di lingkup dalam negeri maupun internasional.
Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2022/10/WhatsApp-Image-2023-02-13-at-10.46.58-AM.jpeg9001600iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-10-05 08:47:542023-02-13 12:56:49[IIS RECAP] Beyond The Great Wall #22 : “Menjelang Kongres Nasional ke-20 PKC : Apa yang Menarik”
Jumat, 30 September lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan edisi ke 22 dari forum diskusi Beyond The Great Wall (BTGW), dan edisi keempat di tahun 2022. Beyond The Great Wall kali ini diselenggarakan tepat sehari sebelum Hari Nasional Republik Rakyat Tiongkok yang dirayakan pada setiap tanggal 1 Oktober. Pada kesempatan kali ini, IIS UGM mengundang Dr. Nur Rachmat Yuliantoro, Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada untuk membagikan pengetahuannya mengenai Cina. Sebagai moderator sesi kali ini, IIS UGM mengundang Ni Made Diah Apsari, Staf Riset IIS UGM.
Sesi dibuka dengan pembacaan tata tertib ruang diskusi BTGW dan pengenalan singkat narasumber oleh moderator. Sesi kemudian dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi oleh Dr. Rachmat yang membawakan materinya yang berjudul “Menjelang Kongres Nasional ke-20 PKC : Apa yang Menarik?”. Dr. Rachmat membahas mengenai hal-hal menarik seputar Cina, yang dalam waktu dekat akan menyelenggarakan Kongres Nasional ke-20 PKC pada tanggal 16 Oktober mendatang. Seusai sesi pemaparan materi oleh Dr. Rachmat, sesi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2022/10/WhatsApp-Image-2022-10-12-at-8.34.29-AM.jpeg10801080iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-10-03 08:35:142022-10-12 08:37:23Beyond The Great Wall #22 : “Menjelang Kongres Nasional ke-20 PKC : Apa yang Menarik?”
Sebagai bagian dari rangkaian acara G20 IIS UGM dan Dies Natalis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, pada 13 –15 September 2022 lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan GOSOUTH 2022 : Annual Convention on the Global South, yang bertajuk Transcending the North – South Divide? : G20 and Multilateralism in Turbulent Global Politics. Edisi keempat dari konferensi internasional GOSOUTH ini diselenggarakan selama 3 hari, yang terbagi dalam satu hari untuk sesi konferensi dan dua hari untuk sesi konferensi dengan melalui platform daring Zoom Meeting.
Pada hari pertama yang merupakan sesi konferensi, IIS UGM mengundang empat pembicara untuk membagikan pemikirannya mengenai Global South. Sesi dibuka dengan welcoming speech oleh Dr. Nur Rachmat Yuliantoro sebagai Kepala Departemen Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada. Chair sesi Keynote, Dr. Poppy Sulistyaning Winanti melanjutkan sesi dengan mengenalkan keynote speaker, Dr. Sharifah Munirah Alatas (Universiti Kebangsaan Malaysia). Dr. Sharifah menyampaikan keynote speech selama kurang lebih 30 menit, sebelum dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan peserta konferensi.
Sesi dilanjutkan dengan dipandu oleh Yulida Nuraini Santoso, dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada yang akan berperan sebagai chair untuk sesi pembicara. Sesi presentasi pembicara dibuka oleh Dr. Riza Noer Arfani (Universitas Gadjah Mada), yang menyampaikan materinya secara langsung selama 30 menit, sebelum dilanjutkan oleh Dr. Alexander Davis, (University of Western Australia). Sebagai penutup sesi presentasi, pembicara terakhir, Dr. Sara Davies (Griffith University) menyampaikan materinya lewat video pre-recording. Seusai pemaparan oleh ketiga pembicara, sesi GOSOUTH 2022 hari pertama diakhiri oleh sesi tanya jawab selama kurang lebih 30 menit, sebelum kemudian ditutup oleh chair.
Pada hari kedua dan ketiga, sesi panel menghadirkan presentasi para paper presenter yang dibagi kedalam lima panel berbeda sesuai dengan tema sebelum kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Hari pertama dibuka dengan tiga panel berbeda. Panel pertama, Theorising Global South and Global Governance: Representation, Solidarity and Realpolitik, yang terdiri dari tiga paper. Panel kedua, Climate Justice and Energy Transition, terdiri dari dua paper. Setelah break ISHOMA, hari kedua ditutup dengan sesi panel ketiga, Global Health Architecture: Contested Governance and the Reconfiguration of Global Politics yang terdiri dari tiga paper. Hari ketiga dan terakhir GOSOUTH 2022 terbagi kedalam dua panel, Digital Transformation and Digital Justice: Inequality, Development, Security yang terdiri dari lima paper dan G20 and the Crisis of Multilateralism: Global South and Regional Intersections yang terdiri dari tiga paper. Berakhirnya sesi panel di hari ketiga menandakan berakhirnya rangkaian kegiatan acara GOSOUTH 2022.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2022/07/GOSOUTH-Web-Banner-NEW_Web-publication.png17926250iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-09-30 10:35:462023-02-01 10:24:58[IIS RECAP] GOSOUTH 2022 : Transcending the North – South Divide? : G20 and Multilateralism in Turbulent Global Politics
Fortnightly Review has now reached its 33rd edition and it’s now out for you to read! Articles featured in this episode are:
– President Joko Widodo’s Planned Abscence at the General Debate of the 77th Session of the UN General Assembly (Trystanto, IR UGM 2020)
– When Identity Clash Being Transnationalized: Hindutva and Communal Conflict in the United Kingdom (S. A. Murtadho, IR UGM 2019)
– Constructive, Yet Not Fruitful: A Review on 22nd Shanghai Cooperation Organization Summit (A. F. Basundoro, Dept. of IR UGM)
– The New Face of The United Kingdom In Indo-Pacific: Liz Truss vs. China Hegemony (G. A. Warella, IR UGM 2021)
Fortnightly Review has now reached its 32nd edition and it’s now out for you to read! Articles featured in this episode are:
– An Indonesia Attempt to Create Peace and Stability: The 31st Workshop on Managing Potential Conflicts in The South China Sea (D. Lanek, IR UGM)
– Chile’s Constitution Reform: Rocky Roads for Chile’s Progressive Wing (O. B. Saputra, IR UGM)
– Does Cuba Begin Its Economic Liberalization? (R. Arpandy, IR UNRI)
– Marcos’ Independent Foreign Policy: How The Philippines Realigns Partnerships to Confront Regional Security Challenges (A. Ramadhani, IR UGM)
Fortnightly Review has now reached its 31st edition and it’s now out for you to read! Articles featured in this episode are:
– The Rising Of China-Taiwan Geopolitical Tension: A New Challenge for Indonesia’s Economy (M.C. Widyatmojo)
– Monkeypox: The Reality of Global Health Inequality (F.O. Panjaitan)
– The International Monetary Fund’s New Formula: Is Surcharge Still Necessary? (T.P. Az-Zahra)
Jumat, (5/08) lalu Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) dan Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian kepada Masyarakat FISIPOL UGM (UP3M) menyelenggarakan edisi keempat dari Focus Group Discussion (FGD) seri FGD FISIPOL UGM untuk Presidensi Indonesia G-20. Edisi kali ini mengangkat tema mengenai “Diversifikasi Energi dan Tantangan Transisi ke Energi Bersih di Tengah Realisme (Geo) Politik”.
Dalam edisi terakhir seri FGD G20 kali ini, IIS UGM mengundang Sularsih (Koordinator Kerja Sama Migas Dirjen Migas), Muhammad Takdir (Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri), dan Elrika Hamdi (Energy Finance Analyst, Institute for Energy Economics and Financial Analysis/IEEFA). Dr. Nanang Indra Kurniawan (Departemen Politik dan Pemerintahan, FISIPOL UGM) dan Raras Cahyafitri, M.Sc (Departemen Ilmu Hubungan Internasional, FISIPOL UGM) dipercaya mendampingi para narasumber sebagai moderator.
Diskusi dibuka oleh Ibu Sularsih yang membahas mengenai upaya-upaya Indonesia dalam merespon isu diversifikasi energi dan tantangan transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan. Sesi dilanjutkan oleh Pak Takdir yang membahas mengenai tantangan, masalah dan kesempatan bagi Indonesia, serta isu pendanaan dan investasi yang dibutuhkan Indonesia. Bu Elrika melanjutkan pembahasan dengan mengangkat tema investasi dan pendanaan, karena negara berkembang membutuhkan modal untuk melakukan transisi energi
Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2022/08/WhatsApp-Image-2023-02-13-at-1.04.47-PM.jpeg16001600iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-08-12 12:18:422023-02-13 13:08:04[IIS RECAP] FGD Series G20 #4 : Diversifikasi Energi dan Tantangan Transisi ke Energi Bersih di Tengah Realisme (Geo) Politik
Jumat (5/08) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerjasama dengan Departemen Hubungan Internasional UGM, Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat (UP3M) FISIPOL UGM , dan G20 Indonesia menyelenggarakan seri FGD (Focus Group Discussion) seri G20 yang bertajuk “Diversifikasi Energi dan Tantangan Transisi ke Energi Bersih di Tengah Realisme (Geo) Politik“. Dalam kesempatan tersebut, IIS UGM mengundang Sularsih, (Perwakilan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM), Muhammad Takdir (Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri), dan Elrika Hamdi (Energy Finance Analyst, Institute for Energy Economics and Financial Analysis/IEEFA) sebagai narasumber. Untuk mendampingi para pembicara, IIS UGM mengundang Dr. Nanang Indra Kurniawan (Departemen Politik dan Pemerintahan, FISIPOL UGM) dan Raras Cahyafitri, M.Sc (Departemen Ilmu Hubungan Internasional, FISIPOL UGM) sebagai Chair dan Co-Chair.
Dalam kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam tersebut, diskusi berlangsung dengan lancar dan kondusif
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/11/IIS-Recap.jpg16552340iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-08-08 11:03:082022-08-24 11:11:02Seri FGD G20 | Diversifikasi Energi dan Tantangan Transisi ke Energi Bersih di Tengah Realisme (Geo) Politik
Jumat, (29/07) lalu Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) dan Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian kepada Masyarakat FISIPOL UGM (UP3M) menyelenggarakan edisi ketiga dari Focus Group Discussion (FGD) seri FGD FISIPOL UGM untuk Presidensi Indonesia G-20. Edisi kali ini mengangkat tema mengenai “Transformasi Digital Global Dalam Agenda G20: Menuju Pembangunan Ekonomi Digital Yang Inklusif dan Berkelanjutan”.
Dalam edisi kali ini IIS UGM mengundang empat narasumber untuk membagikan ilmunya seputar isu Transformasi Digital Global, yaitu Nabilah Nur Abiyanti (Koordinator Divisi Riset Institute of International Studies, UGM), Dr. Ir. I Nyoman Adhiarna, M. Eng. (Direktur Ekonomi Digital Kementerian Kominfo), Rofi Uddarojat (Head of Public Policy and Government Relations in Indonesian E-Commerce Association/IdEA) dan Wahyudi Djafar (Peneliti Kebijakan Digital). Sebagai moderator, IIS UGM mengundang Muhammad Irfan Ardhani, MIR. (Dosen Departemen Hubungan Internasional, FISIPOL UGM) untuk mendampingi keempat pembicara
Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2022/08/WhatsApp-Image-2023-02-13-at-1.04.47-PM-1.jpeg16001600iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-08-01 12:12:452023-02-13 13:09:21[IIS RECAP] FGD Series G20 #3 : “Transformasi Digital Global Dalam Agenda G20: Menuju Pembangunan Ekonomi Digital Yang Inklusif dan Berkelanjutan”
Jumat (29/07) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerjasama dengan Departemen Hubungan Internasional UGM, Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat (UP3M) FISIPOL UGM , dan G20 Indonesia menyelenggarakan seri FGD (Focus Group Discussion) seri G20 yang bertajuk “Transformasi Digital Global Dalam Agenda G20: Menuju Pembangunan Ekonomi Digital Yang Inklusif dan Berkelanjutan” sebagai bagian dari rangkaian kegiatan seri presidensi G20 Indonesia. Pada kesempatan tersebut, IIS UGM mengundang Nabilah Nur Abiyanti (Koordinator Divisi Riset Institute of International Studies, UGM), Dr. Ir. I Nyoman Adhiarna, M. Eng. (Direktur Ekonomi Digital Kementerian Kominfo), Rofi Uddarojat (Head of Public Policy and Government Relations in Indonesian E-Commerce Association/IdEA) dan Wahyudi Djafar (Peneliti Kebijakan Digital). Untuk mendampingi para narasumber, IIS UGM mengundang Muhammad Irfan Ardhani, MIR (Dosen Departemen Hubungan Internasional, FISIPOL UGM) yang berperan sebagai chair.
Dalam kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam tersebut, para narasumber dan chair berdiskusi mengenai aspek transformasi digital sebagai bagian dari agenda G20. Acara berlangsung dengan lancar dan kondusif
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/11/IIS-Recap.jpg16552340iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-08-01 10:53:322022-08-24 11:01:57Seri FGD G20 | Transformasi Digital Global Dalam Agenda G20: Menuju Pembangunan Ekonomi Digital Yang Inklusif dan Berkelanjutan
Jumat (29/07) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) telah menyelenggarakan edisi ke#21 dari Forum Diskusi Beyond The Great Wall atau BTGW. Dalam acara yang bertajuk “Cina dan Diplomasi Kebudayaan” tersebut, IIS UGM mengundang Arif Darmawan, Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman untuk membawakan materinya yang berjudul “Cultural Soft Power: Diplomasi Publik Cina Melalui Confucius Institute”. Sebagai moderator, IIS UGM mengundang Lucke Haryo Saptoaji, Staff Publikasi IIS UGM.
Sesi pemaparan materi yang menarik mengenai Diplomasi Cina lewat perantara Confucius Institute kemudian diikuti oleh sesi diskusi yang berjalan dengan lancar dan kondusif
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/11/IIS-Recap.jpg16552340iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-08-01 10:45:472022-08-24 11:02:42Beyond The Great Wall #21 : Cina dan Diplomasi Kebudayaan
Fortnightly Review has now reached its 30th edition and it’s now out for you to read! Articles featured in this episode are:
– Economic Problems and Conflict in Indonesia’s G20 Presidency: Challenges for a ‘Free and Active’ Foreign Policy (D. Nabila)
– Sri Lanka Crisis: Civil Movements and the Needs for Progressive Changes (G.E. Sinaga)
– Cybersecurity in the Midst of Growing E-Commerce Market in Indonesia (E.D. Widiastuti)
Jumat, (29/07) lalu Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) telah menyelenggarakan edisi ke -21 dari forum diskusi Beyond The Great Wall (BTGW). Dalam edisi yang bertemakan “Cina dan Diplomasi Kebudayaan” kali ini, IIS UGM mengundang Arif Darmawan, Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman. Lucke Haryo Saptoaji, staf divisi publikasi IIS UGM dipercaya untuk mendampingi Arif sebagai moderator.
Arif membawakan materinya yang bertajuk “Cultural Soft Power : Diplomasi Publik Cina Melalui Confusius Institute”, dan menelaah bagaimana Confucius Institute yang memiliki 525 cabang di 126 negara di seluruh dunia berperan sebagai sarana diplomasi kebudayaan bagi Cina, termasuk di Indonesia. Dalam proses tersebut, Confucius Institute menjadi sarana di masing-masing negara tuan rumah untuk mempelajari budaya dan sejarah Cina, sembari membangun citra positif untuk CIna.
Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2022/07/WhatsApp-Image-2023-02-13-at-10.46.24-AM.jpeg9001600iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-07-30 08:44:272023-02-13 13:01:54[IIS RECAP] Beyond The Great Wall #21 : “Cina dan Diplomasi Kebudayaan”
Jumat, (15/07) lalu Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) dan Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian kepada Masyarakat FISIPOL UGM (UP3M) menyelenggarakan edisi kedua Focus Group Discussion (FGD) dari serial FGD FISIPOL UGM untuk Presidensi Indonesia G-20. Edisi kali ini bertemakan “Reformasi Arsitektur Kesehatan Global: Menuju Tata Kelola Kesehatan yang Setara dan Berkeadilan”.
Dalam edisi kali ini IIS UGM mengundang 3 narasumber untuk membagikan ilmunya seputar isu reformasi arsitektur kesehatan global. Sebagai narasumber pertama, IIS UGM mengundang Dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid (Juru Bicara G20 Health Working Group). Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D (Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan; Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM) menjadi narasumber kedua, dan Dr. Yoko Ratnasari (Deputy Medical Coordinator, Médecins Sans Frontières Indonesia) menjadi narasumber ketiga. Mendampingi ketiga narasumber, Dr. Muhammad Rum, (Dosen Departemen Hubungan Internasional, FISIPOL UGM) menjadi moderator dalam kesempatan kali ini.
Dr. Siti membuka pembahasan dengan tema “Keterbatasan Tata Kelola Global Saat Ini dan Kepentingan Negara-Negara Selatan”. dalam kesempatan tersebut, beliau menekankan tiga prioritas utama bagi Indonesia, yaitu membangun ketahanan kesehatan global, harmonisasi protokol kesehatan global serta memperluas pusat manufaktur dan penelitian global untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon pandemi. Dr. Yoko melanjutkan sesi diskusi dengan mengangkat mengenai tema “Keterbatasan Tata Kelola Kesehatan Global” dan menyoroti isu-isu yang membatasi efektifvitas tata kelola kesehatan global saat ini, terutama di era pandemi. Prof Laksono menutup sesi pemaparan dengan pembahasan mengenai Global Health Architecture Challenges, dan menyoroti tantangan tantangan bagi GHA, yang saat ini dinilai penuh sesak dan kurang terkoordinasi.
Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.
Our 29th edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this episode are:
– The Presidency of the G20: Golden Door to Reinvigorate Indonesia’s Tourism Industry (W. Wiliyanto)
– Enraged Protest in Libya Sparked By Political Deadlock And Worsening Living Conditions (D. Lanek)
– Leftist Regional Movement Under Alba: Derailing United States Liberal Influence in South America (O.B. Saputra)
– First TPNW State Parties Meeting; Positive Step Towards Changing Nuclear Weapons Norm (S. A. Firhansyah)
Our Fortnightly Review is also mobile friendly! Access the review through bit.ly/FRW1Juli
Jumat, (17/06) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) dan Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian kepada Masyarakat FISIPOL UGM (UP3M) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) pertama dari serial FGD FISIPOL UGM untuk Presidensi Indonesia G-20. Edisi pertama kali ini bertajuk “MenujuPekerjaan yang Layak: G-20, Precariarity dan Tantangan Sektor Ketenagakerjaan”.
Dalam edisi perdana kali ini IIS UGM menghadirkan narasumber-narasumber dari berbagai institusi yaitu Prof. Drs. Anwar Sanusi, MPA, Ph.D (Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan), Indrasari Tjandraningsih, M.A., (Staf Pengajar Ilmu Manajemen Universitas Katolik Parahyangan), Dr. Amalinda Savirani (Ketua Program Doktor Departemen Ilmu Politik dan Pemerintahan FISIPOL UGM), dan Nining Elitos (Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia). mendampingi para narasumber, Dr. Muchtar Habibi, (Dosen Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik) berperan sebagai moderator.
Diskusi dibuka oleh chair yang membahas mengenai Isu pekerjaan yang penting didiskusikan, dimana menurut ILO hampir separuh pekerja dunia terlibat dalam pekerjaan yang rentan atau dalam sektor informal. Problematika tersebut juga turut mempengaruhi Indonesia, dan presidensi G20 Indonesia merupakan momen yang tepat untuk membahas isu tersebut. Setelah pembukaan oleh chair, Prof Anwar melanjutkan sesi dengan memaparkan mengenai kondisi, tantangan dan kebijakan pemerintah di bidang ketenagakerjaan. Bu Indrasari melanjutkan sesi dengan pembahasan seputar isu perlindungan tenaga kerja yang menjadi semakin penting di tengah rezim fleksibilisasi yang berupaya membuat proses kerja dan produksi lebih efisien. Bu Nining mengangkat isu kondisi serikat buruh yang membutuhkan peran pemerintah dalam menyiapkan kebijakan, pencegahan, pengawasan hukum penting. Terakhir, Dr. Amalinda membahas mengenai G20, precarity, dan tantangan sektor tenaga kerja dari perspektif serikat buruh dalam merespon pergeseran dunia kerja dengan ciri “flexibility” dan “precarity”.
Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2022/06/South-Africa-protest-in-support-of-Tigray-800x450-1.jpg450800iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-06-16 16:39:342022-06-16 16:43:10Commentaries : Media Sosial dan Politik Kekerasan di Tigray, Ethiopia
Jumat, (27/05) Universitas Gadjah Mada Melalui Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM), menyelenggarakan edisi ke 20 dari Forum Diskusi Beyond The Great Wall yang bertajuk “Ekspansi Pengaruh Cina : Kompetisi dan Dominasi” yang berlangsung pada pukul 09.00 – 11.00 WIB secara daring lewat Zoom Meeting IIS UGM. Dalam kesempatan tersebut IIS UGM menghadirkan dua pembicara untuk membahas mengenai isu ekspansi pengaruh Cina.
Sebagai pembicara IIS mengundang Muhammad Ridha Iswardhana, Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Teknologi Yogyakarta, dan Bimantoro Kushari Pramono, Dosen dan Peneliti Digital Diplomacy and Cyberspace, Universitas Paramadina. Mendampingi kedua pembicara, Arrizal Jaknanihan, Staf Riset IIS UGM bertugas sebagai moderator.
Sesi dibuka oleh Muhammad Ridha yang membawakan materinya yang bertajuk “Geoekonomi Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIIB) : Wujud Dominasi Tiongkok di Dunia”. Ridha membahas mengenai Bank Investasi Infrastruktur Asia atau AIIIB sebagai bentuk dominannya pengaruh tiongkok secara ekonomi. Pemaparan berlangsung kurang lebih sekitar 30 menit, sebelum kemudian dilanjutkan dengan pemaparan selanjutnya.Sebagai narasumber kedua, Bimantoro mengangkat tema yang tidak kalah menarik, yaitu “China – U.S Competition : a Big Data Perspective”. Lewat pemaparannya, Bima mengangkat isu persaingan diantara Cina sebagai rising power dengan Amerika Serikat, lewat perspektif big data
Seusai pemaparan oleh kedua pembicara, sesi dilanjutkan dengan sesi Q&A untuk mengakomodir pertanyaan dari para peserta diskusi yang cukup antusias dengan materi yang dibawakan oleh kedua pembicara. Secara umum, acara diskusi Beyond The Great Wall #20 berlangsung dengan lancar dan kondusif.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2022/06/WhatsApp-Image-2022-06-09-at-10.00.44-AM.jpeg10801080iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-06-09 10:02:122023-02-01 10:26:49[IIS RECAP] Beyond the Great Wall #20 : Ekspansi Pengaruh Cina: Kompetisi dan Dominasi
Our 26th edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured is this episode are:
– Disrobing at the 2022 Cannes Film Festival: Protesting Sexual Violence Against Women Amidst Russia-Ukraine Conflict (F. Tarissa)
– Sri Lanka’s Inflation and the Russia-Ukraine War: the Domino Effect Drom Across the Globe (R. K. Larasati)
– Another 150 Million Worth of Security Assitance from US: a Way to Maintain Peace and Security (C. V. Winona)
– The Curious Case of China’s Global Security Initiative (A. Jaknanihan)
Our 25th edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured is this episode are:
• The Return of Authoritarianism in Bangladesh: Hasina’s Domination and Skepticism on the 2023 General Election (A. D. Bagaskara)
• Devising the Indonesian Carbon Trading Scheme (A. Nathaniel)
• Avoiding Minutes to Midnight: Solomon-China’s Security Pact and the Need for Australia to Reevaluate its Pacific Relations (R. K. Larasati)
Damai Pangkal Damai (DPD) is the first database project that focuses on nonviolent actions in Indonesia throughout the Reformasi era. Initiated in 2016, DPD is managed by the Institute of International Studies (IIS) — the research and advocacy arm of the Department of International Relations, Universitas Gadjah Mada. It publishes weekly infographics, monthly kaleidoscopes, and annual reflections on nonviolent resistance in Indonesia and the world, as well as a regular podcast highlighting the journeys of peace activists. This second edition of DPD’s annual reflections comes at a time where democracy backsliding (autocratization!) is picking up its speed. DPD believes that defending democracy is not just about strengthening the structures underpinning it (fair elections, separation of power, free press, etc.,). It is also — and perhaps, mostly — about fortifying the cultural components of democracy, including the civil society’s preferences and skills in waging nonviolent resistance. DPD extends its gratitude to Samsu Rizal Panggabean, Aghniadi, Arie RostikaUtami, Brigitta Kalina T.H., Ceng Husni Mubarak, Cut Intan Auliannisa Isma, Erica Chenoweth, Ihsan Ali-Fauzi, Jacky Manuputty, Jamila Raqib, Luqman-nul Hakim, Maurizka Callista, M. ScessardiKemalsyah, MaulidaRaviola, Michael Beer, NurhawiraGigihPramono, Novi Kurnia, Pandu Raka Pangestu, Puri Kencana Putri, Sana Jaffrey, Sandra Hamid, Treviliana Eka Putri, Veronique Dudouet, and Zainal Abidin Bagir.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2022/05/DPD-Nonviolent-Resistance-in-Indonesia-and-the-World-2021_001.jpg842595iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-05-12 11:09:532022-05-13 12:32:04[Damai Pangkal Damai] Pushing Back Autocratization : Nonviolent Resistance in Indonesia and the World 2021
Damai Pangkal Damai (DPD) adalah proyek pangkalan data pertama yang mengkhususkan diri pada aksi nirkekerasan di Indonesia era Reformasi. Diinisiasi pada tahun 2016, DPD bernaung di Institute of International Studies (IIS), sayap riset dan advokasi Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada. Pangkalan data DPD mencatat aksi-aksi nirkekerasan yang terjadi di Indonesia mulai 1999 hingga saat ini. Secara berkala, DPD meluncurkan siniar yang menampilkan para PNS — Pekerja Nirkekerasan Sehari-hari. DPD juga menerbitkan infografis mingguan, kaleidoskop bulanan, dan refleksi tahunan mengenai perlawanan nirkekerasan di Indonesia dan dunia. Refleksi tahunan yang mulai terbit sejak 2021 ini diharapkan menjadi rujukan bagi pihak-pihak yang berkomitmen memperkuat demokrasi. DPD percaya bahwa konsolidasi demokrasi tidak hanya diperjuangkan dengan memperkuat struktur demokrasi (pemisahan eksekutif-legislatif-yudikatif, pers yang bebas, pemilu yang luber dan jurdil, dan lainnya) tetapi juga dengan memperkuat kultur demokrasi – termasuk di dalamnya preferensi dan keterampilan aktor masyarakat sipil dan negara dalam berkontestasi secara nirkekerasan.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2022/05/DPD-Refleksi-Perlawanan-Nirkekerasan-di-Indonesia-dan-Dunia-2021_001.jpg842595iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-05-12 11:01:012022-05-13 12:29:03[Damai Pangkal Damai] Mengadang Otokratisasi : Refleksi Perlawanan Nirkekerasan di Indonesia dan Dunia 2021
Our 24th edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured is this episode are:
•Macron Wins France Election: What’s Left for French Muslims? (S. A. Murtadho)
• Yemen’s Long Overdue cease-fire and a Hope for Peaceful Yemen (M. R. K. Rahman)
• Tackling the Hurdle of Russia-Ukraine Plight in Indonesia’s G20 Presidency (F. Tarissa)
• A Sino-Russian “No Limits” Partnership: China’s Information Proxy War on Russia-Ukraine Conflict (F. Tarissa)
Our twenty-third edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured is this episode are:
•Facing the Human Rights Abyss in Indonesia: When Criminalising Critics Becomes the Norm (E. Amelia. IR UGM)
•Gabriel Boric and the Fruits of Progressive Social Movements in Chile (M. R. K. Rahman, IR UGM)
•EU Sustainable Approach: Rethinking the Normative Approach (S. N. Nurfadhilah, IR UGM)
Our 22nd edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured is this episode are:
• Taking Culture for Granted: UNESCO’s World Heritage Sites Controversies (G. Edella, HI UGM)
• Global Food Inflation: Indonesia and Palm Oil Crisis (L. Kineta, Dissemination IIS)
• Green Credential for a Green Lac: What’s Next after Chile Signed Escazu Agreement? (A. Ramadhani, HI UGM)
• Russia-Ukraine War: Who will be the Winner? (S. A. Murtadho, HI UGM)
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2022/03/sanctions.png5751023iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-03-29 15:56:042022-03-29 15:57:18Konflik Rusia-Ukraina: Apakah Sanksi Menjadi Solusi atau Problem Baru?
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2022/03/Commentaries-4.png452890iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-03-21 22:03:222022-03-28 13:12:20Perang Narasi dan Aspek Siber dalam Konflik Rusia-Ukraina
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2022/03/WhatsApp-Image-2022-03-23-at-7.34.00-AM-1.jpeg14401440iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-03-14 16:18:082022-03-23 07:41:59Mendengarkan yang Tak Terwakili: Menyikapi Krisis Ukraina
Our twenty first edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured is this episode are:
* “Keep Politics Out of Football”: FIFA’s Double Standard (Lintang Adipratama, HI UGM)
* Painting Latin America Green: Lesson Learned from the Marea Verde Movement (Ni Made Diah Apsari, HI UGM)
* Challenged Security for Women In Indonesia (Jessenia Destarini Asmoro, HI UGM)
* Cyberspace Monopoly and Its Threat Amidst Russia Ukraine Conflict (Muhammad Atthallah, HI UGM)
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2022/03/Commentaries-2.jpg505900iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-03-10 15:04:262022-03-28 13:21:27Membaca Relevansi Realisme dalam Konflik Rusia – Ukraina
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2022/03/Commentaries-1.jpg5631000iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-02-26 17:13:052022-03-28 13:15:56Commentaries : Konflik Rusia-Ukraina: Negosiasi Jalan Keluar Terbaik
Our nineteenth edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured is this episode are:
* Representing the Developing World: Indonesia’s Agenda for the G20 Presidency (A. H. Febriyanti, UGM)
* Palestinians Under the Israel’s Apartheid System (S. A. Murtadho, UGM)
* Cuba’s Vaccines and the Global South Solidarity (M. R. K. Rahman, UGM)
* Indonesia’s Military Shopping Spree: Competition between France and the United States (A. A. Agassi, UNDIP)
Mulai tanggal 10 Februari 2022, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) sudah tidak lagi menggunakan nomer kontak whatsapp 62-878-8460-7707
Untuk kedepannya, IIS UGM dapat dihubungi melalui whatsapp via nomor +62-818-0650-7041.
Our eighteenth edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured is this episode are:
•Sydney Festival Boycott: When Solidarity Charged with Antisemitism (S. A. Murtadho)
•Countering the Australian Day “Myth”: Growing Solidarity for the Invasion Day Movements (S. A. Firhansyah)
•A Postponed First Meeting: ASEAN’s Ongoing Split on Myanmar (A. F. Handaru)
•Explaining Russia’s Demand Amidst Rising Ukraine-Russia Tension (M. Phobe)
Jumat, (17/06) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) dan Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian kepada Masyarakat FISIPOL UGM (UP3M) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) pertama dari serial FGD FISIPOL UGM untuk Presidensi Indonesia G-20. Edisi pertama kali ini bertajuk “MenujuPekerjaan yang Layak: G-20, Precariarity dan Tantangan Sektor Ketenagakerjaan”.
Dalam edisi perdana kali ini IIS UGM menghadirkan narasumber-narasumber dari berbagai institusi yaitu Prof. Drs. Anwar Sanusi, MPA, Ph.D (Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan), Indrasari Tjandraningsih, M.A., (Staf Pengajar Ilmu Manajemen Universitas Katolik Parahyangan), Dr. Amalinda Savirani (Ketua Program Doktor Departemen Ilmu Politik dan Pemerintahan FISIPOL UGM), dan Nining Elitos (Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia). mendampingi para narasumber, Dr. Muchtar Habibi, Dosen (Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik) berperan sebagai moderator.
Diskusi dibuka oleh chair yang membahas mengenai Isu pekerjaan yang penting didiskusikan, dimana menurut ILO hampir separuh pekerja dunia terlibat dalam pekerjaan yang rentan atau dalam sektor informal. Problematika tersebut juga turut mempengaruhi Indonesia, dan presidensi G20 Indonesia merupakan momen yang tepat untuk membahas isu tersebut. Setelah pembukaan oleh chair, Prof Anwar melanjutkan sesi dengan memaparkan mengenai kondisi, tantangan dan kebijakan pemerintah di bidang ketenagakerjaan. Bu Indrasari melanjutkan sesi dengan pembahasan seputar isu perlindungan tenaga kerja yang menjadi semakin penting di tengah rezim fleksibilisasi yang berupaya membuat proses kerja dan produksi lebih efisien. Bu Nining mengangkat isu kondisi serikat buruh yang membutuhkan peran pemerintah dalam menyiapkan kebijakan, pencegahan, pengawasan hukum penting. Terakhir, Dr. Amalinda membahas mengenai G20, precarity, dan tantangan sektor tenaga kerja dari perspektif serikat buruh dalam merespon pergeseran dunia kerja dengan ciri “flexibility” dan “precarity”.
Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.png00iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2022-01-30 12:47:552023-01-30 12:49:32[IIS RECAP] Menuju Pekerjaan yang Layak: G-20, Precariarity dan Tantangan Sektor Ketenagakerjaan
Our seventeenth edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this edition are:
• Indonesia’s Foreign Policy Index: A Brand New Approach to Measure National Interest Accomplishment (F. Lazuardi)
• The Fight is Ours, All Others Pay Cash: Wadas Against the Mine (L.A. Padmarini)
• Revolt Against Authoritarianism in Kazakhstan (C.V. Winona)
• The Morning Cup Crisis: Latin America and the Global Coffee Chain (F.O Panjaitan)
Our fifteenth edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this edition are:
• China’s Letter of Protest: A New Chapter of Indonesia’s Policy on the South China Sea (L.H. Saptoaji)
• The Day of The Dead Women: Protesting Against Femicide as Mexico’s Looming Epidemic (F.T. Anindita)
• Paradoxical Climate Negotiation: The Absence of Inclusive Equity on COP26 Glasgow (A.N. Khaira)
• Tackling Omicron Variant: Why Banning Entries from Southern Africa Countries can be Considered “Travel Apartheid”? (N.N. Abiyanti)
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/12/WhatsApp-Image-2022-01-03-at-10.38.53-AM-2.jpeg10801080iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2021-12-30 10:08:342022-01-03 10:41:14IIS Policy Brief Series Issue 11 : Melindungi Indonesian AID dari Stigma Negatif
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/12/WhatsApp-Image-2022-01-03-at-10.38.53-AM-1.jpeg10801080iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2021-12-30 10:05:532022-01-03 10:41:34IIS Policy Brief Series Issue 10 : Menguatkan Indonesian AID untuk Diplomasi Pembangunan
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/12/WhatsApp-Image-2021-12-30-at-10.19.52-AM.jpeg10801080iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2021-12-24 16:46:122021-12-30 10:20:18IIS Policy Brief Series Issue 09 : Indonesian AID sebagai Instrumen Diplomasi Struktural: Sejumlah Potensi dan Tantangan
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/12/WhatsApp-Image-2021-12-30-at-10.19.52-AM-1.jpeg10801080iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2021-12-24 16:29:042021-12-30 10:22:50IIS Policy Brief Series Issue 08 : Pelibatan Aktor Non-Pemerintah dalam Kerja sama Pembangunan Internasional Indonesia
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/12/Promote-Policy-Brief-7-1.jpg511512iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2021-12-17 12:58:312021-12-17 13:07:56IIS Policy Brief Series Issue 07 : Membangun Flagship Diplomasi Pembangunan Indonesia sebagai Emerging Donor dari Selatan
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/11/WhatsApp-Image-2021-12-14-at-9.58.05-AM-2.jpeg10801080iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2021-12-09 17:19:062021-12-14 10:04:55IIS Policy Brief Series Issue 05 : Memahami Nilai Normatif dalam Pembentukan Indonesian AID
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/11/WhatsApp-Image-2021-12-14-at-9.58.05-AM-4.jpeg10801080iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2021-12-09 17:14:542021-12-14 10:05:52IIS Policy Brief Series Issue 04 : Memahami Pembentukan dan Desain Awal LDKPI/Indonesian AID
Our fourteenth edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this edition are:
• India to Revoke Controversial Farm Bills: The Triumph of Farmer’s Nonviolent Agitation (F.T. Anindita)
• “The People are Stronger, and Retreat is Impossible”: Sudan Anti-Coup Protests (Still) Rock the Streets (F.T. Anindita)
• EU’s Assertiveness Towards Carbon Limitation Policy: ETS and CBAM (A. Nathaniel)
• The Philippine Sea: An Intensifying Dispute After China Opened Another Fire (C.V Winona)
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/11/WhatsApp-Image-2021-12-14-at-9.58.05-AM-3.jpeg10801080iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2021-11-24 18:37:432021-12-14 10:01:57IIS Policy Brief Series Issue 03 : Belajar dari Pengelolaan Kelembagaan Kerja sama Pembangunan Internasional Jepang
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/11/WhatsApp-Image-2021-12-14-at-9.58.05-AM.jpeg10791080iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2021-11-24 18:36:562021-12-14 10:03:48IIS Policy Brief Series Issue 02 : Dari Negara Penerima ke Donor : Pembelajaran dari Thailand International Cooperation Agency (TICA)
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/11/WhatsApp-Image-2021-12-14-at-9.58.05-AM-1.jpeg10801080iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2021-11-24 18:29:382021-12-14 10:02:44IIS Policy Brief Series Issue 01 : Menjaga Kredibilitas Kerja sama Selatan – Selatan Indonesia
Our thirteenth edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this edition are:
• Indonesia’s Wavering Commitment on Deforestation Pledge in COP26: What Went Wrong? (F.T. Anindita)
• The Looks of Intersectionality and Global Solidarity at the COP26 Climate Protests (F.T. Anindita)
• Justice in the Politics of Energy Transition: The Case of Ivory Coast (Nadya Zafira)
• Planet’s Fate Negotiation in Glasgow: A New Hope for the Global South Climate Finance? (Y. Almattushyva)
Access the review through http://bit.ly/FRW1November
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/11/dpd-Perlawanan-Nirkekerasan-Buku-Saku-Aktivis_001.jpg10801080iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2021-11-15 12:18:312021-11-22 15:59:42Perlawanan Nirkekerasan : Buku Saku Aktivis
Our twelfth edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this edition are:
• Diplomatically Otherwordly: The Mediatory Presence of Space Exploration in Bilateral Cooperation Efforts (S.A.A. Pragiwaka)
• World’s Climate Change Research Disparity Adding Insult to the Injury of Global North-South Divide (A.N. Khaira)
• The Blue Economy and Challenges Faced by the Global South (Clara Himawan)
Our eleventh edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this edition are:
• Pioneering the Promotion of humanitarian Values in the Asia Pacific: What is Indonesia’s Agenda and Strategy? (Ica Cahayani)
• Another Look at Myanmar After the Coup (R.R. Pekerti)
• Indonesia-Malaysia’s Warning on AUKUS: A Commitment Towards a Nuclear-Free Region? (A.F. Basundoro)
Our tenth edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this edition are:
• Is Indonesia Suffering from a Decline in Academic Freedom and Freedom of Expression?: A Closer Look at the Case of Saiful Mahdi and the ITE Law (Nabilah N.A)
• Afghan Women: “They Can Not Eliminate us From the Society.” (A. Indriyosanti)
• Rethinking China’s Official Disengagement from Coal Project Funding: A New Arena for Sino-US Rivalry? (R.B.K. Sianturi)
Kamis (30/08), Institute of Internarnational Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan Diskusi Cangkir Teh edisi #5 yang bertajuk “Aspek Normatif dalam Bantuan Peningkatan Kapasitas Keamanan Siber Internasional : Pengalaman Jepang dan Korea Selatan”. Dalam kesempatan kali ini, IIS UGM mengundang Azza Bimantara, alumni HI UGM yang baru saja menyelesaikan studi pascasarjana-nya di Corvinus University of Budapest. Sebagai moderator, IIS UGM menghadirkan Nabilah Nur Abiyanti, Staf Riset IIS UGM.
Tema diskusi hari ini merupakan elaborasi dari topik tesis Azza yang berjudul “The Normative Enactment of International Cybersecurity Capacity Building Assistance: A Comparative Analysis on Japanese and South Korean Practices”. Dalam pemaparannya, Azza membahas mengenai bantuan peningkatan kapasitas keamanan siber internasional dengan membandingkan pengalaman kedua negara yang berbeda, yaitu Jepang dan Korea Selatan.
Seusai sesi pemaparan oleh narasumber, kegiatan ditutup dengan sesi diskusi yang berlangsung dengan kondusif.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/10/CT5.jpg10801920iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2021-10-01 10:17:212021-10-15 11:12:02Cangkir Teh #5: Aspek Normatif dalam Pemberian Bantuan Peningkatan Kapasitas Keamanan Siber Internasional: Pengalaman Jepang dan Korea Selatan
Our ninth edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this edition are:
• Surviving Kabul’s Dramatic Takeover: Indonesia’s Moves to Prioritize the Safety of Indonesian Citizens and Embassy Transfer (F. Tarissa)
• Listen to the Afghans: But Which Afghan? (S. Al Murtadho)
• Politicizing Revenge Porn: How Myanmar Brutalizes Women Under the Guise of Democracy (F. Tarissa)
• Is Pandemic a “Black Swan” For ASEAN E-Commerce Industries? (Arrizal A.J.)
After three days of fruitful and engaging discussions in both seminars and panel sessions, we hereby conclude the Annual Convention on the Global South 2021. We hope that all participants could gain invaluable insights through this conference that would further the interest in the studies of the Global South.
As the convener of this conference, we would like to express our deepest gratitude to partners that have supported us in organizing this event. We would also appreciate the speakers, chairs, and moderators for their contributions in this conference. Lastly, we would also thank all participants for their spirited participations throughout conference sessions.
We are looking forward to see you again in the Annual Convention on the Global South 2022!
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/IMG-20210628-WA0008.jpg3471280iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2021-09-25 10:41:582021-10-15 11:08:20Annual Convention on Global South 2021 | International Order Beyond the Pandemic: Repositioning of the Global South
On 29 June 2021, President Joko ‘Jokowi’ Widodo asserted that Indonesia is a democratic country that champions free speech (Cabinet Secretariat of the Republic of Indonesia, 2021). The statement was given following the University of Indonesia’s Student Executive Body criticism of Jokowi, calling the President’ King of Lip Service.’ However, on Wednesday, 22 September 2021, Coordinating Minister for Maritime Affairs and Investment and Jokowi’s right-hand man, Luhut Binsar Pandjaitan, filed a police report against two human rights defenders, Haris Azhar and Fatia Maulidiyanti, for defamation and libel by using the draconian Information and Electronic Transactions Law, along with a civil lawsuit asking for an IDR100 million compensation. Luhut’s decision contradicts President Jokowi’s statement and, alas, proved that Indonesia is not a free speech country as Jokowi assumed it is.
How We Get Here: A Chronology
On 12 August 2021, a coalition of civil society organizations, which includes the Fatia-led Commission for the Disappeared and Victims of Violence (KontraS), published a report titled ‘The Political-Economy of Military Deployment in Papua.’ The report indicates a nexus between business operations, armed forces deployment, and conflict escalation in Papua. New police and military outposts were built around mining concessions, followed by the deployment of security personnel which, in turn, increased the number of violent conflicts in Intan Jaya Regency (KontraS, 2021). One of the companies involved is a gold mining company, Madinah Qurrata’ain Ltd. (PTMQ), a subsidiary of West Wits Mining (WWM).
In a project situated on the Derewo River, WWM yields thirty percent of its shares to Tobacom Del Mandiri Ltd. (TDM), a part of the Toba Sejahtera Group Ltd., with Luhut being one of the minority shareholders of Toba Sejahtera Group. On 20 August 2021, Haris, the Executive Director of Lokataru Law and Human Rights Office, invited Fatia as a guest speaker to his YouTube channel and discussed the report. On that occasion, Fatia mentioned that there is an indication that Luhut is involved in the business-military operations in Papua by virtue of his role as a minority shareholder of Toba Sejahtera Group.
On 26 August 2021, through his attorney, Juniver Girsang, Luhut subpoenaed Haris and Fatia. In the subpoena, Luhut asked Haris and Fatia to apologize for attacking Luhut’s reputation, character assassination, and spreading false news, and guarantee that in the future, they will not re-offend Luhut (Koalisi Bersihkan Indonesia, 2021). Luhut also threatened Haris and Fatia that if they fail to fulfill Luhut’s demands, further legal actions will be taken against them. However, both Haris and Fatia refused to apologize. Instead, they responded by emphasizing that the term used to describe Luhut’s involvement in the business-military operations in Papua, i.e., ‘indication,’ does not amount to character assassination, as declared by Luhut. Further, Haris and Fatia requested Luhut to counter their claims by providing more data and being more transparent about Luhut’s potential involvement, as suggested in the report.
Unsatisfied, Luhut sent another subpoena on 2 September 2021 before filing a police report today.
What Went Wrong: A Rights-Based Analysis
Luhut’s moves not only contradict Jokowi’s but also Indonesia’s commitment to respect, protect, and fulfill human rights, particularly the right to freedom of expression. As a State Party to the International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR), Indonesia is legally bound to respect, protect, and fulfill freedom of expression stipulated under Article 19. The operationalization of Article 19 is further enshrined under General Comment 34.
For instance, General Comment 34 acknowledges that public officials are legitimate subjects for criticism (United Nations, 2011). As policy-makers with almost unlimited resources at their disposal, public scrutiny serves as a means of check-and-balance to keep a tight rein on how the State is governed and, consequently, must be guaranteed. Therefore, “the mere fact that forms of expression are considered to be insulting to a public figure is not sufficient to justify the imposition of penalties (United Nations, 2011).”
Furthermore, under General Comment 34, all laws regarding defamation and the protection of the honor of public officials could potentially undermine freedom of expression and, subsequently, are incompatible with Article 19 of the ICCPR (United Nations, 2011). Hence, the Articles used by Luhut to charge Haris and Fatia, e.g., Article 27(3) (on the distribution of contents of affront) of the amended Information and Electronic Transactions Law and Articles 310 (on defamation) and 311 (on calumny) of the Criminal Code, should not be used due to their potential to create a climate of fear amongst citizens to exercise free speech (JPNN, 2021).
Indeed, Article 19 of the ICCPR allows for the limitation of freedom of expression. Nevertheless, such a restriction must follow two strict tests of necessity and proportionality, which Luhut failed to comply with (United Nations, 2011). The subpoena and the police report were unnecessary because Haris’ and Fatia’s criticism was aimed at a public official and based on research. The reasons for the former were already mentioned in the previous paragraphs. However, the rationales for the latter are more philosophical: research could only uncover truth partially. It is a way to verify the absolute truth. Suppose every study, due to its inability to unravel the holistic truth, would be criminalized. How many people will suffer from such practices and end up incapable of exercising their right to participate in academic activities or freely express their opinion?
Luhut also went overboard with the subpoena and the police report because they could harm Haris’ and Fatia’s mental and physical integrity. The harassment, intimidation, and stigmatization, as well as the potential of arrest, trial, or imprisonment, could be avoided had Luhut decided to answer Haris’ and Fatia’s criticism with data and transparency rather than criminalizing them.
How It Ought to Be: A Call to Action
Shreds of evidence have shown that Luhut’s decision to subpoenaed and filed a police report against two human rights defenders, Haris Azhar and Fatia Maulidiyanti, was groundless, uncalled for, and disproportionate. As such, I call upon the readers to urge:
President Joko Widodo to ensure the respect, protection, and fulfillment of human rights, particularly the right to freedom of expression;
Coordinating Minister Luhut Binsar Pandjaitan to withdraw the police report and respond to the claims made by Haris and Fatia by providing more data and transparency; and
Greater Jakarta Metropolitan Regional Police to dismiss Luhut’s report.
Reference
Cabinet Secretariat of the Republic of Indonesia. (2021). Criticism is Form of Freedom of Expression, President Jokowi Says. Retrieved on September 23, 2021, from https://setkab.go.id/en/criticism-is-form-of-freedom-of-expression-president-jokowi-says/
JPNN. (2021). Ini Alasan Luhut Menyeret Haris Azhar & Fatia ke Polisi. Retrieved on September 23, 2021, from https://www.jpnn.com/news/ini-alasan-luhut-menyeret-haris-azhar-fatia-ke-polisi?page=3
Koalisi Bersihkan Indonesia. (2021). PEJABAT KOK SUKA SOMASI WARGA [Internal note].
KontraS. (2021). Ekonomi-Politik Penempatan Militer di Papua: Kasus Intan Jaya. Retrieved on September 23, 2021, from https://kontras.org/wp-content/uploads/2021/08/FA-LAPORAN-PAPEDA-SPREAD.pdf
United Nations. (2011). General Comment No. 34. Retrieved on September 23, 2021, from https://www2.ohchr.org/english/bodies/hrc/docs/gc34.pdf
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/09/WhatsApp-Image-2021-11-10-at-10.32.41-AM.jpeg10801080iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2021-09-23 14:57:292021-11-10 10:33:16Commentaries : Indonesia is Not a Free Speech Country as Jokowi Said It Is
Our eight edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this edition are:
• The Threatened Security in Afghanistan: The Taliban’s Politicisation and Objectification of the Afghan Women and Girls (J.D. Asmoro)
• Milk Tea Alliance: Youth Movements for The Better Future in Southeast Asia (M.S. Kemalsyah )
• Bipedalism of Global Tourism Trust Recovery: Review on Indonesian CHSE Certification and Vaccine Distribution (A.C.K. Putri)
• ‘Vulnerabilities Laid Bare’: The ILO Brief on Covid-19 and ASEAN Labour Maket (F. Tarissa)
Jumat (27/08), Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan Forum Diskusi Beyond The Great Wall (BTGW) edisi #16 yang bertajuk “Memandang Cina Dari Segi Kritis dan Krisis”. Dalam kesempatan kali ini, IIS UGM mengundang 2 narasumber, yaitu Muhammad Zulfikar Rakhmat, Dosen serta Peneliti Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia dan Trystanto, Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada.
Sesi dibuka oleh Zulfikar yang membahas mengenai tulisannya yang berjudul “Neo-Gramscianisme dan Geliat Tiongkok di Indonesia”. Lewat materinya, Zulfikar mengajak audiens untuk memandang dinamika hubungan diantara Indonesia dan Cina lewat sudut pandang Neo- Gramscian. Pada sesi kedua, Trystanto memaparkan materinya yang berjudul “China’s Demographic Crisis : The Coming Collapse of China?”, dan membahas mengenai problematika demografis yang dapat mengancam perkembangan Cina di masa depan.
Seusai sesi pemaparan oleh kedua narasumber, kegiatan ditutup dengan sesi diskusi yang berlangsung dengan kondusif.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/WhatsApp-Image-2021-08-30-at-1.07.20-PM.jpeg7201280iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2021-08-30 11:02:032021-08-30 14:02:16Beyond The Great Wall #16 : Memandang Cina dari Segi Kritis dan Krisis
Selasa (24/08), Institute of International Studies Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) melangsungkan diskusi Cangkir Teh edisi keempat. Edisi kali ini mendiskusikan dan membedah lebih lanjut mengenai Konsep Settler Colonialism dengan menggunakan Studi Kasus Israel-Palestina. Dalam kesempatan ini, IIS UGM mengundang Kishino Bawono, Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan dengan spesialisasi studi Timur Tengah, berfokus pada isu Israel-Palestina. Dalam materinya, Kishino memaparkan mengenai latar belakang dari settler colonialism, perbedaan dan persamaannya dengan classical colonialism, kemudian masuk ke pembahasan studi kasus yakni memahami Israel sebagai sebuah settle colonial state. Terakhir, Kishino juga membahas hambatan yang ada untuk menyelesaikan isu settler colonialism di Israel-Palestina ini.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang berlangsung dengan kondusif dan peserta diskusi yang partisipatif.
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/WhatsApp-Image-2021-08-30-at-1.07.19-PM.jpeg7201280iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2021-08-30 11:01:482021-08-30 14:00:34Cangkir Teh #4 : Memahami Konsep Settler Colonialism : Studi Kasus Israel – Palestina
Settler Colonialism atau kolonialisme pemukim adalah suatu bentuk penjajahan yang bertujuan untuk menggantikan masyarakat asli dari wilayah jajahan dengan masyarakat pemukim atau penjajah. Di dalam jenis kolonialisme ini, masyarakat asli tidak hanya terancam untuk kehilangan wilayah, namun juga cara kehidupan dan juga identitas yang telah dimiliki turun-temurun.
Berbagai contoh kolonialisme pemukim masih ada dan nyata hingga kini. Salah satunya adalah di Palestina, di mana pengusiran penduduk asli Palestina dari Tepi Barat masih terus terjadi dan sempat meletus menjadi suatu krisis internasional pada Mei lalu. Di bawah kolonialisme pemukim Israel, penduduk asli Palestina menghadapi berbagai ancaman eksistensial yang kerap kali difasilitasi oleh Israel.
Diskusi Cangkir Teh : Memahami Konsep Settler Colonialism: Studi Kasus Israel-Palestina akan diselenggarakan pada :
Tanggal : Selasa, 24 Agustus 2021 Waktu : 13.00 – 14.30 WIB Tempat: Zoom Meeting
Pembicara:
• Kishino Bawono, Dosen Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan
Moderator:
• Cut Intan Auliannisa Isma, Program Manager Institute of International Studies (IIS) HI UGM
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/IISCangkir4-1.jpg15001500iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2021-08-19 13:06:162021-10-15 11:09:39Cangkir Teh | Memahami Konsep Settler Colonialism: Studi Kasus Israel-Palestina
Our seventh edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this edition are:
• Beyond Beijing-Jakarta: China’s Expanding Economic Partnerships with Indonesia’s Provinces (F. Tarissa)
• ‘We Dont’t Want This Anymore’: Guatemalans Strike Against Corruption Amidst the Pandemic (F. Tarissa)
• The Aftermath of South Africa’s Recent Unrest on Economic Recovery (F. Tarissa)
• Vaccine Passports Politics Amidst an Increasingly Polarized World (R.W Pradipta)
Traktat Pelarangan Senjata Nuklir (Treaty on the Prohibition on Nuclear Weapons/TPNW) pertama kali diadopsi pada tahun 7 Juli 2017 untuk menjawab kebutuhan akan sebuah instrumen hukum yang dapat mengatur kepemilikan dan pengembangan senjata nuklir bagi negara-negara anggotanya. Berangkat dari kekhawatiran akan terulangnya tragedi kemanusiaan Hiroshima dan Nagasaki di tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, TPNW diharapkan dapat menghentikan segala aktivitas yang berhubungan dengan senjata nuklir dan bermuara pada pemusnahan secara total.
Cara TPNW Bekerja
TPNW memiliki karakter yang unik jika dibandingkan dengan konvensi-konvensi pengaturan senjata nuklir yang telah ada sebelumnya, seperti Non-Proliferation Treaty (1968) dan konvensi tentang kawasan bebas-nuklir lainnya. Traktat ini tidak hanya melarang pengembangan, uji coba, pertukaran, penggunaan, dan penyimpanan senjata nuklir bagi negara anggota, tapi juga melarang mereka untuk menjadi ‘host’ bagi negara lain untuk melakukan aktivitas serupa. Selain itu, TPNW juga mengatur kewajiban negara membantu korban yang disebabkan oleh aktivitas nuklir, termasuk di antaranya memberi jaminan kesehatan, psikologis, dan tunjangan ekonomi.
Secara teknis, negara-negara dapat memilih untuk menghilangkan kepemilikan dan keterlibatan mereka dalam aktivitas senjata nuklir sebelum meratifikasi TPNW atau secara berangsur dan konsisten mengurangi aktivitas tersebut dalam kurun waktu yang telah disepakati. Setelah negara-negara tersebut berhasil melucuti fasilitas senjata nuklirnya, International Atomic Energy Agency (IAEA) akan memberlakukan pengamanan ketat guna menjamin benar-benar tidak ada lagi fasilitas yang tersisa untuk digunakan di masa depan.
Secara prinsip, TPNW bekerja dengan cara kolektif melalui pemberian stigma pada senjata nuklir dan pihak-pihak yang melakukan aktivitas terkait. Sejarah menunjukkan bahwa senjata-senjata yang telah mendapat larangan seiring berjalannya waktu akan semakin kehilangan status politisnya – membuat kebutuhan akan senjata tersebut semakin menurun, perusahaan persenjataan semakin sulit mendapat bantuan dana untuk pengadaan senjata nuklir, dan para investor juga harus berpikir ulang untuk berinvestasi pada sektor tersebut karena ada reputasi baik yang menjadi taruhan. Dalam jangka panjang, berkurangnya signifikansi kepemilikan senjata nuklir secara global dapat mewujudkan cita-cita diciptakannya TPNW, yakni pemusnahan total senjata nuklir yang mengancam perdamaian dunia.
Sifat kolektif TPNW tidak hanya terletak pada stigmatisasi senjata nuklir, tapi juga pada efektivitas pemberlakuannya. TPNW hanya dapat secara hukum mengikat negara-negara yang telah melakukan ratifikasi, terlepas traktat itu sendiri telah resmi berlaku sejak tanggal 21 Januari 2021. Sehingga, meskipun terhitung hari ini (9/8/2021) sudah ada 55 negara yang meratifikasi, butir-butir perjanjian yang termuat di dalam TPNW belum bisa berlaku secara menyeluruh. Hal inilah yang kemudian mendorong urgensi diratifikasinya TPNW oleh lebih banyak negara, terutama mereka yang memiliki kapasitas senjata nuklir yang besar dan secara aktif mengembangkannya, seperti Amerika Serikat, Rusia, Cina, Perancis, dan Inggris.
Namun, bukan berarti dukungan dari negara-negara yang tidak memiliki kapasitas serupa tidaklah penting. Senjata nuklir merupakan bencana yang dapat menimpa semua pihak tanpa diskriminasi. Dampak yang disebabkan oleh senjata nuklir tidak hanya memilih mereka yang mengibarkan perang, tapi juga mencakup rakyat sipil yang tidak bersalah dan lingkungan untuk jangka waktu yang panjang. Kompetisi pengembangan senjata nuklir juga mengakibatkan senjata ini semakin diminati sebagai strategi pertahanan negara – seperti yang pernah diungkapkan oleh PM Inggris, Boris Johnson, ketika mengumumkan keputusan untuk menambah hulu ledak nuklir Inggris. Sehingga, bukan tidak mungkin senjata ini akan diluncurkan jika perang terjadi di masa depan. Bukankah sejarah sudah membuktikannya?
Di samping itu, dukungan secara masif dari berbagai negara dapat menguatkan relevansi dari nilai-nilai yang terkandung dalam TPNW. Negara yang sebelumnya percaya bahwa senjata nuklir merupakan solusi pertahanan yang baik dapat berubah pikiran setelah menyaksikan banyaknya negara yang memutuskan untuk meratifikasi TPNW. Bukan hanya sekedar tidak lagi melihat senjata nuklir sebagai solusi, negara-negara ini juga dapat berempati kepada pihak-pihak yang ingin bebas dari momok tersebut dan merasa turut bertanggung jawab atas kemaslahatan orang banyak. Hal ini terbukti saat Perancis dan Cina bergabung ke dalam Non-Proliferation Treaty setelah beberapa dekade sebelumnya menunjukkan pertentangan.
Peran Indonesia
Indonesia tidaklah terkecuali. Indonesia merupakan salah satu saksi sejarah dan bagian dari sekelompok negara yang paling awal membubuhkan tanda tangan untuk TPNW pada tanggal 20 September 2017. Namun, hingga saat ini tindakan tersebut belum dilanjutkan oleh ratifikasi.
Pelucutan senjata nuklir seharusnya menjadi salah satu perhatian dan komponen penting dari politik luar negeri Indonesia yang seyogianya diikuti dengan tindakan nyata, yakni ratifikasi. Ratifikasi oleh Indonesia memiliki nilai dan pengaruh yang sangat signifikan bagi TPNW – meskipun saat ini Indonesia belum memiliki kapasitas senjata nuklir. Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah populasi sebanyak 260 juta jiwa. Jika diakumulasikan dengan total 1,08 miliar warga yang dinaungi oleh 55 negara peratifikasi TPNW lainnya, maka buah ratifikasi Indonesia dapat melindungi 1,34 miliar manusia dari ancaman perang nuklir di masa depan.
Indonesia juga terlibat aktif dalam berbagai organisasi internasional bergengsi, termasuk di antaranya G20 dan Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone (SEANWFEZ). Bergabungnya Indonesia ke dalam TPNW dapat mempengaruhi negara-negara lain untuk turut mengambil langkah serupa. Sebagai anggota SEANWFEZ sendiri, ratifikasi TPNW dapat dilihat sebagai upaya perluasan global dari tujuan awal dibentuknya organisasi tersebut, yakni mewujudkan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas nuklir. Terlebih, jika dilihat dari perspektif keamanan, Indonesia bukanlah negara yang dapat duduk tenang bila penggunaan senjata nuklir menjadi lumrah di masa depan. Indonesia rawan akan konflik perbatasan serta aktivitas kejahatan transnasional. Alam Indonesia yang luas dan kaya juga akan sangat terdampak oleh segala bentuk aktivitas senjata nuklir.
Pada hakikatnya, meratifikasi TPNW bukanlah sekedar tentang kewajiban Indonesia untuk menjaga ketertiban dunia dan perdamaian abadi seperti yang telah diamanatkan oleh konstitusi UUD 1945, tapi juga merupakan bentuk tuntutan akan hak seluruh warga negara atas ruang hidup yang aman dan bebas dari ancaman eksistensial hingga generasi-generasi yang akan datang.
Referensi
Booth, W. (2021). Boris Johnson’s vision for post-brexit ‘Global Britain’ includes more nuclear weapons. Washington Post. https://www.nytimes.com/2020/10/25/world/americas/nuclear-weapons-prohibition-treaty.html
Marin-Bosch, M. A nuclear weapons-free world: is it achievable? United Nations. https://www.un.org/en/chronicle/article/nuclear-weapons-free-world-it-achievable
https://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/nuklir1.jpg350620iis.fisipolhttps://iis.fisipol.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/720/2021/08/Logo-IIS-2016.pngiis.fisipol2021-08-09 17:12:522021-08-20 17:14:21Commentaries : Signifikansi Traktat Pelarangan Senjata Nuklir bagi Perdamaian Dunia dan Urgensi Indonesia
Dilansir dari studi yang dilaksanakan oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), terhitung awal tahun 2021, ada sekitar 13.080 senjata nuklir di dunia.Jumlah ini merupakan akumulasi dari kepemilikan senjata nuklir oleh 9 negara, baik negara yang memiliki senjata nuklir secara sah (nuclear weapons states), yakni kelima negara anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB, maupun yang tidak sah (states with nuclear weapons) seperti India, Pakistan, Israel dan Korea Utara. Walaupun jumlah ini merupakan sebuah penurunan dari awal tahun 2020, terdapat peningkatan jumlah senjata nuklir yang saat ini dikerahkan dengan kekuatan operasional dari 3.720 hingga 3.825 (Global Nuclear Arsenals Grow as States Continue to Modernize, 2021). Sekitar 2.000 diantaranya yang merupakan milik Rusia atau Amerika Serikat masih disiagakan dan dapat setiap saat digunakan. Jumlah yang tidak sedikit ini merupakan sebuah peringatan bahwa ancaman senjata nuklir masih membayang-bayangi dunia, 76 tahun setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki.
Pengembangan yang dilakukan oleh negara-negara pemilik senjata nuklir juga dapat dilihat dari penambahan arsenal dan peningkatan kualitas senjata nuklir mereka. Tiongkok baru-baru ini dilaporkan telah secara berangsur meningkatkan ukuran dan mendiversifikasikan komposisi arsenal nuklir mereka (China, 2021). Hal ini menambah kekhawatiran akan stabilitas dan keamanan internasional. Selain itu, mengacu Integrated Review of Security, Defence, Development and Foreign Policy yang dirilis pada bulan Maret 2021, Inggris melaporkan bahwa mereka memutuskan untuk meningkatkan jumlah persediaan hulu ledak nuklir sebanyak 260. Inggris menyatakan keputusan ini dilakukan karena kekhawatiran atas meningkatnya ancaman kontemporer, khususnya persaingan global dan proliferasi teknologi baru. Langkah yang dilakukan Inggris merupakan kemunduran dari janji Inggris pada tahun 2010 untuk mengurangi persediaan menjadi di bawah 180 pada pertengahan 2020.
Ketegangan geopolitik yang muncul antara negara-negara pemilik senjata nuklir juga dapat berperan pada meningkatnya ancaman senjata nuklir. Sebagai contoh, hubungan bilateral Amerika Serikat dan Rusia yang bersitegang, membuat kedua kepala negara tidak ragu untuk menggunakan senjata nuklir mereka apabila kepentingannya terganggu. Walaupun pada Juni 2021 ini Presiden Putin dan Presiden Biden telah setuju bahwa “nuclear war cannot be won and must never be fought (perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan oleh karena itu tidak boleh sampai dilakukan),” setahun lalu ketegangan kedua negara memunculkan narasi bahwa penggunaan senjata nuklir sangat memungkinkan. Mengamati kejadian ini, CEO NTI Ernest J. Moniz dan mantan senator Sam Nunn berpendapat bahwa “Not since the 1962 Cuban missile crisis has the risk of a U.S-Russian confrontation involving the use of nuclear weapons been as high as it is today (konfrontasi antara AS dan Rusia berkaitan dengan senjata nuklir tidak pernah setinggi hari ini sejak krisis misil Kuba pada tahun 1962).”
Kekhawatiran terhadap ancaman senjata nuklir juga didorong oleh kurangnya transparansi beberapa negara pemilik senjata nuklir. SIPRI memaparkan bahwa ketersediaan informasi tentang status persenjataan nuklir yang dapat dipercaya antara negara-negara pemilik senjata nuklir bervariasi. AS dan Inggris telah mengeluarkan cukup banyak informasi mengenai kemampuan nuklir mereka masing-masing. Sama seperti AS dan Inggris, Prancis juga melaporkan beberapa informasi penting mereka. Rusia menolak untuk membagi informasi persenjataan nuklir mereka secara terbuka, walaupun ada indikasi bahwa Rusia mengabarkan beberapa informasi ini kepada AS. Studi SIPRI juga menunjukkan bahwa Tiongkok lebih terbuka dalam melaporkan kekuatan persenjataan nuklir mereka dibandingkan beberapa tahun lalu, meskipun tidak diimbangi dengan informasi mengenai rencana pengembangannya di masa depan yang masih sangat sedikit. India dan Pakistan telah membuat pernyataan tentang uji coba rudal mereka, namun informasi tentang status atau ukuran persenjataan nuklir yang dimiliki tetap dirahasiakan. Sama seperti India dan Pakistan, Korea Utara juga mengakui uji coba rudal dan senjata nuklir telah dilaksanakan, namun tidak memberikan informasi mengenai kapasitas senjata nuklir mereka. Sesuai dengan kebijakan lamanya, Israel hingga saat ini tidak mengomentari persenjataan nuklir mereka. Kurangnya transparansi dari negara-negara pemilik senjata nuklir dan tidak terprediksinya ketegangan geopolitik yang mungkin muncul, berperan terhadap meningkatnya rasa takut akan munculnya perang nuklir lain.
Peristiwa Hiroshima dan Nagasaki yang menewaskan sekitar 129.000 hingga 226.000 orang yang kebanyakan adalah warga sipil merupakan pengingat betapa destruktif dan berbahayanya perang nuklir. Harapan para warga sipil bergantung pada rasionalitas kepala negara untuk terus mengingat dampak dari perang nuklir dan menahan diri untuk menggunakan senjata nuklir yang dimiliki sebagai senjata perang. Akan tetapi kekhawatiran muncul di tahun 2018 silam ketika Donald Trump yang saat itu masih menjabat sebagai presiden AS, tidak ragu melontarkan ancaman untuk menyerang negara lain dengan senjata nuklirnya. Trump menanggapi pernyataan pemimpin Korea Utara –Kim Jong Un – bahwa “[the] Nuclear Button is always on my table (Tombol Nuklir selalu berada di atas meja saya),” dengan cuitan “…I too have a Nuclear Button, but it is a much bigger and more powerful than his, and my Button works! (Saya juga memiliki Tombol Nuklir, yang lebih besar dan lebih kuat dari miliknya, dan Tombol saya bekerja).”Tidak ragunya kepala negara dalam melontarkan ancaman untuk menggunakan Tombol Nuklir mereka dan memulai perang nuklir di abad ke 21, terus mengingatkan bahwa selama senjata nuklir masih ada dan terus dikembangkan maka dunia masih berada dibawah ancaman perang nuklir.
Studi survei yang dilaksanakan oleh International Committee of the Red Cross (ICRC) terhadap lebih dari 16.000 generasi milenial (responden berumur antara 20-35) di 16 negara yang dibagi menjadi negara yang mengalami perang atau konflik dan negara yang tidak, menunjukkan bahwa kekhawatiran akan pecahnya perang nuklir masih membayangi generasi milenial. Menurut hasil studi yang bertajuk Millennials on War, 54% responden meyakini bahwa senjata nuklir masih akan digunakan sebagai alat pe
IIS Fortnightly Review #79 | Edisi 16 – 30 September 2024
/in Featured, IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipol[IIS RECAP] Expert Panel: Strategi Membangun Niche dalam Transisi Sekolah Sirkular
/in Featured, News, Past Events/by iis.fisipolYogyakarta, 10 Agustus 2024 – Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan kegiatan expert panel bersama Circular School Program Partnership: Indonesia Green Principal Award (IGPA) dengan tema Strategi Membangun Niche dalam Transisi Sekolah Sirkular.
Terdapat dua tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan expert panel ini. Pertama, memetakan potensi, tantangan, dan strategi pembangunan niche dalam pendidikan ekonomi sirkular. Kedua, upaya co-creation perumusan strategi, intervensi dan langkah antisipasi dalam pengembangan inisiatif sekolah sirkular. Expert panel ini merupakan salah satu rangkaian dari proyek penelitian ‘Advancing Circular Education for Sustainable Transformation (ACEST): Strategi Membangun Niche dalam Transisi Sekolah Sirkular,’ yang didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kegiatan dipandu oleh Wendi Wiliyanto selaku Master of Ceremony dengan empat rangkaian aktivitas.
Pertama, expert panel dibuka dengan kata sambutan oleh Dr. Luqman-nul Hakim, Direktur IIS UGM. “Mudah-mudahan, bukan hanya kita saling bertukar pikiran, tetapi kegiatan ini juga dapat menjadi ruang silaturahmi dan momen yang fun bagi kita semua. Semoga acara ini berjalan lancar dan kita bisa memperoleh pengetahuan dan pertemanan,” ucap Dr. Luqman-nul Hakim.
Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan sambutan oleh Dr. Maharani Hapsari, selaku ketua peneliti proyek ini. Dalam sambutannya, Dr. Maharani Hapsari menekankan keinginan besar tim riset untuk belajar banyak dari Bapak/Ibu panelis dalam membangun keterampilan leadership (kepemimpinan) karena masih banyak agenda yang perlu diperbaiki dalam level universitas, utamanya UGM. “Melaksanakan riset sirkular ekonomi ini adalah upaya kami untuk mendukung kebijakan-kebijakan di level universitas juga,” kata Dr. Maharani Hapsari.
Terakhir, sambutan disampaikan oleh Dr. Junita Widiati Arfani, selaku koordinator Circular School Program Partnership. “Sebagai pihak yang mendukung acara ini, semoga kita bisa berkumpul dan berbagi wawasan berharga. Hari ini kita akan mendengarkan para ahli di bidang sekolah sirkular yang dianggap sudah menunjukkan kepemimpinan dan inovasi. Dan terimakasih Bapak/Ibu sekalian sudah siap berbagi pengetahuan serta menjawab berbagai pertanyaan seputar pengalaman dan visi ke depan Bapak/Ibu,” ucap Dr. Junita Widiati Arfani.
Kedua, kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan proyek riset dan permainan sederhana yang dipandu oleh Dr. Suci Lestari Yuana dan Dr. Ririn Tri Nurhayati. Pemaparan materi berfokus pada latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan maksud keterlibatan partisipan dalam kegiatan expert panel tersebut.
Ketiga, kegiatan Diskusi Kelompok Terfokus sebagai inti agenda dimulai. Objektif utama dalam kegiatan ini berorientasi pada upaya pemetaan inovasi dalam transformasi sekolah sirkular. Terdapat dua topik besar yang menjadi basis diskusi: 1) eksplorasi posisi local practices yang tumbuh dan berkembang di sekolah melalui Transformative Pathway for Mundane Circular Economy dan 2) petualangan proses pembelajaran sekolah dalam implementasi ekonomi sirkular serta ekspektasi dan visi transformasi sekolah sirkular di masa depan melalui Strategic Niche Management.
Keempat, Bapak/Ibu partisipan diundang untuk bermain simulasi debat dengan topik implementasi kebijakan ekonomi sirkular dalam ranah kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini dipandu oleh Laras Kineta. Kegiatan berjalan lancar dan menyenangkan. Kegiatan ini berhasil menggambarkan bahwa transformasi tidak selalu dimulai dari tingkat pemerintah; seringkali, perubahan juga bisa berasal dari level lokal.
Simak lebih lanjut laporan kegiatan melalui file berikut.
[IIS Brief] Geoengineering as A ‘Temporary Solution’? It is either a path towards catastrophe or an escalation to an even worse crisis
/in Featured, IIS Brief, News, Publication/by iis.fisipolEven though countries have committed to reduce global temperature rise to below 2°C through the Paris Agreement, global temperatures are predicted to break the climate threshold of 1.5°C in 2027. This shows how the climate change mitigation and emission reduction are often fail in pursuing the ambitions of the Paris Agreement. Instead of focusing on reducing emissions, developed countries such as the United States are considering geoengineering alternatives. How come geoengineering, which potentially violates international laws and harms climate justice, could be considered as an option to prevent climate disasters?
Author: Mas Intan Putri Apriani
Editor: IIS Team
Designer: Dian Adi MR
[IIS Brief] Democracy Under Siege: The Rise of Authoritarianism in Tunisia
/in Featured, IIS Brief, News, Publication/by iis.fisipolThe Arab Spring movement in Middle Eastern countries is regarded as a significant catalyst for democratisation in the region. Tunisia emerges as the only country where democratisation has persisted following the Arab Spring. After the impeachment of President Zainal Abidin Ibn Ali in 2011, Tunisia embarked on a process of democratisation, marked by the implementation of democratic presidential elections and a sequence of institutional reforms. Tunisia was deemed successful in achieving democratisation through two peaceful power transfers and fair elections in 2014 and 2019. Nevertheless, the prospect of democratisation in Tunisia is currently diminishing. What is the reason behind this occurrence?
Author: Rachmania Utami Tsalasa Putri
Editor: IIS Team
Designer: Dian Adi MR
IIS Fortnightly Review #75 | Edisi 16 – 31 July 2024
/in Featured, IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolIIS Fortnightly Review #74 | Edisi 1 – 15 July 2024
/in Featured, IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolGLOBAL SOUTH REVIEW | Volume 6 No. 1 July 2024
/in Featured, News, Publication/by iis.fisipolNewest edition of Global South Review is now available!
Global South Review is a social and political journal that aims to provide an academic and policy platform to exchange views, research findings, and dialogues within the Global South and between the Global North and the Global South.
Global South Review examines all the issues encountered by Global South in the context of current international justice, security, and order. The journal focuses, but not exclusively, on the role of Global South in global politics; the rise, demise, and possible revival of South-South internationalism and Bandung Spirit; and the dynamics of relations between Global South and Global North. Authors may submit research articles and book reviews in related subjects.
In this edition, GSR features five writings highlighting various issues paramount in the Global South.
Access it through the link:
jurnal.ugm.ac.id/globalsouth
IIS Fortnightly Review #73 | Edisi 16 – 30 June 2024
/in Featured, IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipol[IIS Commentaries] Re-Evaluasi Gig Economy di Indonesia Melalui Kemunculan Solidaritas Pengemudi Ojek Online
/in Commentaries, News, Publication/by iis.fisipolIIS Fortnightly Review #72 | Edisi 1 – 15 June 2024
/in Featured, IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolIIS Fortnightly Review #71 | Edisi 16 – 31 May 2024
/in Featured, IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolIIS Fortnightly Review #70 | Edisi 1 – 15 May 2024
/in Featured, IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolIIS Monograph Series #6 | Dekolonisasi Studi Hubungan Internasional
/in Monograph, News, Publication/by iis.fisipolBagaimana dekolonisasi studi Hubungan Internasional dilakukan? Tidak dapat dimungkiri bahwa bentuk kolonialisasi melalui pengetahuan, termasuk budaya, berlangsung secara subtil, kompleks, tahan lama, dan terus direproduksi. Dominasi episteme pengetahuan yang bersentral dalam pendekatan Ero-Amerika menyebabkan pandangan bahwa seakan-akan hanya ada kebenaran tunggal, sementara model-model pengetahuan lain dianggap inferior dan tidak ilmiah. Isu-isu penelitian dan materi pengajaran dirumuskan berdasarkan kepentingan dan proyeksi politik negara adidaya untuk melanggengkan relasi kuasa yang asimetris. Dalam konteks ini, upaya dekolonisasi studi Hubungan Internasional menjadi sangat sentral.
IIS Research Monograph bertajuk Dekolonisasi Studi Hubungan Internasional akan menyajikan hasil pemikiran dan penelitian untuk membuka posibilitas produksi pengetahuan yang berbasis pada kondisi Negara Selatan, khususnya terkait warisan kolonialisme dan berorientasi pada politik emansipasi untuk memperjuangkan tata dunia yang lebih berkeadilan.
IIS Fortnightly Review #69 | Edisi 16 – 30 April 2024
/in Featured, IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolIIS Fortnightly Review #68 | Edisi 1 – 15 April 2024
/in Featured, IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolGLOBAL SOUTH REVIEW | Volume 5 No. 2 July 2023
/in Featured, News, Publication/by iis.fisipolNewest edition of Global South Review is now available!
Global South Review is a social and political journal that aims to provide an academic and policy platform to exchange views, research findings, and dialogues within the Global South and between the Global North and the Global South.
Global South Review examines all the issues encountered by Global South in the context of current international justice, security, and order. The journal focuses, but not exclusively, on the role of Global South in global politics; the rise, demise, and possible revival of South-South internationalism and Bandung Spirit; and the dynamics of relations between Global South and Global North. Authors may submit research articles and book reviews in related subjects.
In this edition, GSR features six writings highlighting various issues paramount in the Global South.
Access it through the link:
http://jurnal.ugm.ac.id/globalsouth
IIS Fortnightly Review #67 | Edisi 16 – 31 Maret 2024
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipol[IIS Commentaries] Konkretisasi Nilai Solidaritas, Moralitas, dan Humanitas: Makna Ekstensif Gugatan Afrika Selatan terhadap Kependudukan Israel di Palestina
/in Commentaries, News, Publication/by iis.fisipolIIS Fortnightly Review #66 | Edisi 1-15 Maret 2024
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipol[IIS Brief] Fostering Indonesia’s Global Leadership: Triangular Climate Cooperation in the Caribbean
/in Featured, IIS Brief, News, Publication/by iis.fisipolAs an effort to play more active roles in international affairs, Indonesia promotes collaboration with the Caribbean, particularly concerning climate action. This diplomatic effort aims to achieve national interest, as well as enhance Indonesia’s leadership in the global arena. Given the similar threats faced by both regions, Indonesia and the Caribbean should take part in triangular cooperation to address climate-related challenges. The cooperation has several opportunities that can be taken advantage of. However, several challenges also appear and may impede the effectiveness and efficiency of triangular cooperation.
This brief will analyze broadly the opportunities and challenges in climate cooperation between Indonesia and the Caribbean.
Author: Sayyid Al Murtadho
Editor: IIS Team
Designer: Dian Adi MR
IIS Fortnightly Review #65 | Edisi 16 – 29 Februari 2024
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipol[IIS Policy Brief] Pengaturan Tata Kelola Taksi Daring di Indonesia : Siapa yang Harus Pegang Kendali?
/in IIS Brief, News/by iis.fisipolKegiatan jasa layanan transportasi berbasis daring yang dilakukan oleh perusahaan berbasis teknologi aplikasi, memiliki dampak besar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, yakni sebesar 5,7% pada tahun 2021. Peran pemerintah sebagai regulator sangat penting, termasuk dalam kebijakan tarif dasar dan standar pelayanan minimal (SPM). Penelitian ini mengevaluasi implementasi pelaksanaan Peraturan Menteri (PM) Perhubungan No 118/2018 tentang penentuan tarif Angkutan Sewa Khusus Roda Empat (taksi daring). PM ini berlangsung secara nasional termasuk di daerah, dan implementasinya merupakan kewenangan daerah. Konsekuensinya, ada beragam aturan tarif yang berbeda-beda antar daerah, terkadang yang diatur keluar dari mandat yang diberikan oleh PM. Pertanyaannya adalah mengapa lahir variasi implementasi PM 118/2018 di daerah? Apa yang menyebabkannya, dan apa opsi solusi mengatasi ini?
IIS Monograph Series #5 | Damai Pangkal Damai – Berpacu Dengan Waktu : Refleksi Perlawanan Nirkekerasan di Indonesia dan Dunia 2023
/in Monograph, News, Publication/by iis.fisipolApa yang dapat dibanggakan dari tahun 2023? Otokratisasi semakin menjadi, invasi Rusia di Ukraina belum berakhir, pendudukan Israel di Palestina memasuki babak baru pembantaian warga sipil, krisis iklim semakin tidak tertangani, kelompok sayap kanan muncul di berbagai penjuru dunia – sulit rasanya melangkah masuk ke tahun 2024 dengan ringan dan optimis. Padahal di tahun 2024 ini, lebih dari separuh warga dunia – termasuk kita di Indonesia – berhadapan dengan pemilihan umum di negara masing-masing. Jika tidak waspada dan dilawan balik, proses yang seharusnya menjadi pesta demokrasi malah berpeluang menjadi pelembagaan otokratisasi. Siapa saja yang selama ini melawan balik menggunakan strategi nirkekerasan? Apa capaian mereka di tahun 2023?
Edisi keempat refleksi tahunan Damai Pangkal Damai (DPD) kembali menghadirkan empat segmen, masing-masing mengenai Indonesia, gerakan maksimalis, gerakan reformis, dan isu khusus. Segmen pertama mengulas perlawanan nirkekerasan di Indonesia tahun 2023, yang tidak menunjukkan perkembangan berarti dari tahun-tahun sebelumnya. Segmen kedua memetakan gerakan-gerakan maksimalis yang muncul, meningkat intensitasnya, meredup, atau berubah menjadi gerakan reformis di sepanjang 2023. Segmen ketiga menyoroti eskalasi gerakan iklim global. Adapun segmen keempat mengelaborasi sejarah dan dinamika perlawanan nirkekerasan dalam perjuangan pembebasan Palestina. Kesemuanya menggarisbawahi pentingnya bergerak sekarang, sebelum terlambat — sebelum otokrasi di Indonesia dan aneka negara lain lebih kuat terkonsolidasi, sebelum melampaui kenaikan suhu bumi 2 derajat Celcius, sebelum sebuah bangsa terhapus musnah.
IIS Fortnightly Review #64 | Edisi 1 – 15 Februari 2024
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolIIS Fortnightly Review #63 | Edisi 16 – 31 Januari 2024
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolIIS Fortnightly Review 62 | Edisi 1 – 15 Januari 2024
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolIIS FORTNIGHTLY REVIEW #59 | 16 – 30 November 2023
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
[IIS BRIEF] An Ecosocial View of Climate Justice: Madagascar’s Famine
/in IIS Brief, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
IIS Fortnightly Review #58 | 1 – 15 November 2023
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
IIS Fortnightly Review #57 | Edisi 16 – 31 Oktober 2023
/in News/by iis.fisipol[IIS Commentaries] Why Make a Binary Decision When ASEAN Can Have Both?
/in Commentaries, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
IIS Fortnightly Review #56 | 1 – 15 Oktober 2023
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
IIS Fortnightly Review #55 | 16 – 30 September 2023
/in IIS Fortnightly Review, News/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
IIS Fortnightly Review #54 | 1 – 15 September 2023
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
[IIS BRIEF] Konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Pemerintah Indonesia: Pelanggaran HAM Dua Arah terhadap Warga Sipil Aceh
/in IIS Brief, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
[IIS RECAP] Webinar STAIR: The Politics of Video Games in IR
/in News, Past Events/by iis.fisipolJumat (8/09) lalu Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada telah menyelenggarakan edisi ketujuh dari Seminar STAIR (Science Technology and Arts in International Relations) secara daring via Zoom Meeting. Tema diskusi kali ini adalah “The Politics of Video Games in IR”. dalam kesempatan kali ini, IIS UGM mengundang dua pembicara untuk membagikan ilmunya seputar politik dalam dunia video game. Pembicara pertama adalah Dr. Ardian Indro Yuwono, Dosen Departemen Ilmu Komunikasi, Universitas Gadjah Mada yang juga sering meneliti tentang video game. Pembicara kedua adalah Amanda Dara Amadea, Alumni Ilmu Hubungan Internasional UGM sekaligus perwakilan dari RIOT Games. Untuk mendampingi kedua pembicara, Masako Omposunggu (IIS UGM) bertugas sebagai moderator, dan turut didampingi oleh Suci Lestari Yuana (Inisiator program STAIR dan Dosen HI UGM) dan Muhammad Rum (Dosen HI UGM) yang berperan menjadi penanggap diskusi.
Diskusi dibuka dengan pembahasan singkat dari Dr. Ardian yang membahas mengenai bagaimana video game secara bertahap mulai menjadi salah satu media populer yang menarik untuk dikaji. Image video game yang dulu hanyalah sebatas permainan untuk melepas penat kini dapat menjadi objek penelitian tentang berbagai macam isu, termasuk politik. Isu – isu HI seperti konflik, perang, diskriminasi dan lain – lain juga terap ditemukan dalam video game, seperti contohnya game – game tahun 2000-an yang seringkali mengambil tema Perang di Afghanistan atau Irak sebagai hasil dari kampanye War on Terror Amerika Serikat sebagai respon atas serangan teror 9/11. Oleh karena itu, video game kini menjadi semakin menarik untuk diteliti, dan prospek video game yang semakin terjangkau oleh banyak pihak kedepannya juga berperan penting dalam hal tersebut.
Dara melanjutkan sesi dengan membagikan pengalamannya sebagai seorang alumni Ilmu Hubungan Internasional yang kini telah cukup lama berpartisipasi dalam dunia video game dan juga pandangannya terhadap situasi industri video game dewasa ini. Kini, video game menjadi lebih terbuka terhadap isu representasi, dan karakterisasi karakter – karakter video game modern telah mengalami transisi menjadi lebih representasi. Banyak karakter video game yang kini merepresentasikan berbagai komunitas dan etnis minoritas dalam lore-nya, terutama dengan game game dengan karakterisasi dan penggambaran lore yang kuat seperti halnya Valorant, Apex Legends, Overwatch, dan lain lain. Dengan inklusivitas yang terus berkembang , tentunya banyak pihak cukup optimis dengan masa depan industri video game.
Seusai sesi pemaparan singkat kedua pembicara, sesi dilanjutkan dengan sesi diskusi yang melibatkan peserta dan kedua penanggap diskusi. Masako selaku moderator membantu memfasilitasi sesi diskusi yang berjalan dengan cukup kondusif dan dipenuhi oleh pertanyaan para peserta yang partisipatif. Para peserta mengajukan beberapa tanggapan dan pertanyaan, baik langsung lewat Zoom maupun lewat fitur chat yang tersedia.
Seusai sesi diskusi, kedua pembicara diberikan waktu untuk memberikan closing statement untuk mengakhiri sesi, sebelum acara ditutup oleh moderator
[CALL FOR SPEAKERS] Beyond The Great Wall Edisi September & Oktober
/in Featured, News/by iis.fisipol[IIS RECAP] Diskusi Bulanan & Webinar STAIR “STAIR Community 101 : Science, Technology and Arts in International Relations”
/in News, Past Events/by iis.fisipolSelasa (22/08) lalu, Institute of International Studies dan Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan Diskusi Bulanan sekaligus edisi #6 dari Webinar STAIR dengan tema “STAIR Community 101 : Science, Technology and Arts in International Relations”. Edisi kali ini menghadirkan Suci Lestari Yuana, Dosen Ilmu Hubungan Internasional sekaligus inisiator dari program STAIR yang akan membagikan pengantar mengenai STAIR dan proyeksi ke depan bagaimana STAIR community akan dikembangkan. Sebagai moderator, Cornelia Laras Gigih Kineta, Staf Divisi Riset IIS UGM hadir untuk memandu diskusi.
Acara kali ini diselenggarakan secara hybrid di Common Room Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada dan disiarkan lewat platform Zoom Meeting. Acara dihadiri oleh civitas akademika HI UGM, mulai dari dosen – dosen hingga mahasiswa.
Dalam kesempatan kali ini, agenda pembahasan meliputi beberapa hal seputar STAIR, seperti apa itu STAIR, limitasi dalam ilmu Hubungan Internasional, kontribusi STAIR terhadap HI, dan perkembangan komunitas STAIR yang berada di bawah naungan IIS UGM. Sesi diawali dengan pembahasan singkat mengenai apa yang dimaksud dengan STAIR, dan bagaimana STAIR dapat dihubungkan dengan ilmu Hubungan Internasional.
Bagian kedua membahas mengenai limitasi dari HI dalam memandang isu – isu STAIR, yang dibatasi oleh externalism (memisahkan antara studi HI dengan sains and teknologi), instrumentalism (sains dan teknologi cuma dipandang sebagai alat yang netral secara politik, padahal erat dengan isu politik), Ideational bias (kajian – kajian HI masih cenderung bias terhadap ide, dan membuat teori – teori HI menjadi One dimensional theory)
Bagian ketiga membahas mengenai kontribusi STAIR, karena STAIR dapat menawarkan pemahaman yang berbeda untuk mendiskusikan sebuah teknologi, dan dapat memberikan “warna” baru kepada studi HI secara umum. Pembahasan diakhiri dengan update mengenai status update komunitas STAIR di bawah IIS UGM, dan beberapa topik menarik yang mungkin dapat diadopsi menjadi topik diskusi STAIR selanjutnya. Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dengan para partisipan daring dan luring.
Secara umum, acara berlangsung dengan lancar dan kondusif, dan diikuti oleh peserta – peserta yang aktif dan partisipatif, baik luring maupun daring.
IIS Fortnightly Review #53 | Edisi 16 – 31 Agustus 2023
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
IIS Fortnightly Review #52 | Edisi 1 – 15 Agustus 2023
/in Featured, IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
[RECAP] STAIR #5 : Alternative Futures for Gig Economy
/in News, Past Events/by iis.fisipolSelasa (18/07) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bersama dengan Research Center for Politics and Government, Departemen Politik dan Pemerintahan Universitas Gadjah Mada (PolGov UGM) dan The Hague University of Applied Sciences menyelenggarakan edisi bulan Juli dari seri Webinar STAIR (Science, Technology and Art in International Relations). Edisi kali ini mengambil tema Gig Economy dengan tajuk “Alternative Futures for Gig Economy” dan merupakan edisi perdana STAIR yang diselenggarakan secara hybrid di Ruang BA 201 FISIPOL UGM dan disiarkan via Zoom Meeting IIS UGM. Acara berlangsung dari pukul 13.00 hingga 15.00 WIB dan dihadiri oleh para peserta yang antusias dalam mendengarkan diskusi ketiga narasumber tentang Gig Economy, baik daring maupun luring.
Untuk mendukung diskusi, IIS UGM menghadirkan tiga narasumber dari beragam latar belakang untuk membagikan pemikiran dan pengalamannya terkait gig economy. Narasumber pertama adalah Martijn Arets (Founder GigCV), yang hadir secara luring di ruang BA 201 FISIPOL UGM. Nabiyla Risfa Izzati (Phd Candidate, Queen Mary University of London) turut hadir secara daring via Zoom Meeting sebagai narasumber kedua. Sebagai narasumber ketiga dan terakhir, IIS UGM menghadirkan M. Sena Lupdhika (Penggiat Platform Coop Indonesia) secara daring. Suci Lestari Yuana (Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada dan Inisiator dari program STAIR) hadir secara luring untuk menemani ketiga narasumber sebagai moderator.
Dalam edisi kali ini, para narasumber mengajak para peserta luring maupun daring untuk bersama menelaah bagaimana kemajuan teknologi membentuk kembali lanskap hubungan internasional dan mengubah cara kita bekerja. Dari membayangkan model ketenagakerjaan baru hingga mengeksplorasi implikasi etis dari teknologi baru, diskusi kali ini bertujuan untuk bersama-sama mendiskusikan dan membahas prospek masa depan di mana inovasi, keberlanjutan, dan nilai-nilai yang berpusat pada manusia berkembang dalam ranah peluang gig economy.
Sesi pemaparan singkat oleh ketiga narasumber dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang diikuti oleh peserta baik luring maupun daring secara aktif dan partisipatif.
IIS Fortnightly Review #51 | Edisi 16 – 31 Juli 2023
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat di unduh di sini
[RECAP] Diskusi dan Sosialisasi “Signifikansi dan Implikasi Ratifikasi TPNW”
/in News, Past Events/by iis.fisipolJumat (21/07) lalu Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bersama dengan Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata, Kementerian Luar Negeri menyelenggarakan acara diskusi dan sosialisasi “Signifikansi dan Implikasi Ratifikasi TPNW”. Acara diskusi yang diselenggarakan di Ruang Sidang Dekanat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada tersebut melibatkan tim IIS UGM, tim dari Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata, Kementerian Luar Negeri serta beberapa dosen dan akademisi dari berbagai fakultas di UGM. pada kesempatan tersebut, dibahas mengenai urgensi dari ratifikasi Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons bagi Indonesia, salah satu dari negara pertama yang menandatangani traktat. Namun, proses ke arah ratifikasi masih cukup panjang dan belum mengalami progres berarti.
Sesi dibuka dengan paparan oleh Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata yang membahas mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan proses ratifikasi TPNW. Situasi rezim perlucutan senjata global dan situasi kawasan yang kurang kondusif menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi lamanya proses ratifikasi oleh Pemerintah Indonesia. Namun, pada dasarnya kementerian – kementerian yang terlibat memiliki keselarasan visi dan menyadari urgensi dari ratifikasi TPNW bagi Indonesia, dan menyadari bahaya dari senjata nuklir.
Sesi kemudian dilanjutkan oleh paparan laporan ICAN terkait pengeluaran negara-negara pemilik senjata nuklir untuk mengembangkan senjata tersebut. Data tersebut menunjukkan bahwa 9 negara pemilik senjata nuklir menghabiskan dana sebesar 82.9 milyar dollar, dan dipimpin oleh Amerika Serikat dan Tiongkok. Regulasi senjata nuklir tidak hanya harus menyelesaikan problematika kuantitas senjata nuklir, tetapi juga kualitas dari senjata nuklir yang terus ditingkatkan oleh negara-negara tersebut.
Setelah sesi pemaparan, sesi dilanjutkan dengan sesi diskusi yang melibatkan para dosen-dosen dari berbagai fakultas di UGM yang secara bergantian menyampaikan pendapatnya mengenai isu senjata nuklir dan potensi nuklir sebagai energi alternatif. Sesi diskusi berjalan dengan cukup aktif dan kondusif, sebelum kemudian dilanjutkan dengan sesi penutup dan makan siang bersama di University Club, Universitas Gadjah Mada (UC UGM).
IIS Fortnightly Review #50 | Edisi 1 – 15 Juli 2023
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
[RECAP] STAIR #4 : Politik Seni dan Budaya dalam HI
/in News, Past Events/by iis.fisipolKamis (22/06) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan mini workshop sekaligus edisi terbaru dari seri webinar STAIR (Science, Technology and Arts in International Relations). Edisi kali ini bertemakan “Politik Seni dan Budaya dalam HI”, dan dibuat untuk mempresentasikan dan mendiskusikan proposal dari mahasiswa kelas Studi Independen STAIR prodi S1 HI UGM yang mengusung berbagai topik menarik seperti pameran seni, analisis sinema, hingga filosofi kebudayaan. Acara diselenggarakan secara daring via Zoom Meeting, dan berlangsung dari pukul 13.00 hingga 15.00 WIB
Dalam kesempatan kali ini, IIS UGM menghadirkan tiga narasumber yang juga merupakan anggota kelas Studi Independen STAIR prodi S1 HI UGM yang membawakan bermacam macam tema proposal dengan tema seputar seni dan budaya di depan para peserta yang berasal dari kelas Studi Independen maupun peserta umum.
Proposal pertama yang dibahas adalah “Politik Transnasional Sumbu Filosofi Yogyakarta” dari Aldi Haydar Mulia, yang membahas mengenai aspek politik transnasional dari sumbu filosofi Yogyakarta yang terdiri dari terdiri dari 3 komponen, yaitu Tugu Pal Putih, Kraton Yogyakarta, dan Panggung Krapyak.
Presentasi Aldi dilanjutkan oleh Herstianing Kumala, dengan proposal kedua yang bertajuk “Pameran Seni dan Kesetaraan Gender di Amerika Latin”. Dengan mengambil studi kasus di wilayah Amerika Latin, Hersti mencoba menganalisa bagaimana pameran seni digunakan sebagai sarana pendukung kesetaraan gender.
Sebagai presenter proposal ketiga dan terakhir, Gantar Eliezer Sinaga mempresentasikan proposalnya yang berjudul “Film, Diaspora dan Neo-orientalisme”. Dalam sesi terakhir ini para peserta diajak untuk memandang film dari sudut pandang yang berbeda, dan bagaimana film tersebut dapat dihubungkan dengan perspektif Neo-orientalisme.
Sesi presentasi oleh ketiga presenter dan sesi diskusi didukung oleh Suci Lestari Yuana (Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada dan Inisiator dari program STAIR) yang berperan sebagai moderator. Mini Workshop STAIR “Politik Seni dan Budaya dalam HI” dihadiri oleh peserta-peserta yang antusias dan cukup partisipatif dalam mengajukan pertanyaan seputar proposal yang dibawakan oleh ketiga presenter.
IIS Fortnighly Review #49 | Edisi 16 – 30 Juni 2023
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipol[IIS BRIEF] Lessons Learned: Reflection of the Elements of Identity through Papua Liberation Issue
/in IIS Brief, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
[RECAP] Sarasehan Bijak Memilih: Roadshow ke Jogja!
/in News, Past Events/by iis.fisipolRabu, (31/05) lalu Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM)telah berkolaborasi dengan Bijak Memilih Indonesia, NALAR Institute dan Think Policy untuk menyelenggarakan “Sarasehan Bijak Memilih : Roadshow ke Jogja!”, dengan tujuan untuk mempertemukan para pegiat komunitas lintas isu agar dapat saling bertukar pikiran tentang isu – isu kebijakan yang perlu mendapatkan perhatian serius dari calon wakil rakyat serta kepala dan wakil kepala negara. Acara bertempat di Selasar Barat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM), dan menghadirkan pembicara – pembicara berkualitas yang akan membagikan aspirasinya sekaligus mengajak para peserta untuk berpikir bersama tentang berbagai macam isu.
Pada sesi pertama yang disebut sebagai Sesi Orasi, tim panitia mengundang Obed Kresna (Pegiat Sosial dan Manajer PARES), Gusti Nur Asla Shabia (FIAN & Sekolah Tani Muda) dan Kalis Mardiasih (Pegiat Isu Toleransi). Sebagai narasumber pertama, Obed membawakan isu “Keadilan Sosial : Pendidikan untuk Semua”, dan mengangkat mengenai isu ketidak – merataan pendidikan bagi masyarakat Indonesia, dan betapa urgensi dari isu tersebut bagi calon wakil rakyat dalam pemilihan yang akan datang. Shabia melanjutkan sesi orasi dengan topik “Krisis Iklim” dan mengangkat isu lingkungan dan AMDAL yang seringkali tidak diperhatikan. Terakhir, Kalis hadir untuk membahas mengenai isu “Keragaman dan Toleransi” dan mengangkat isu keragaman masyarakat dan hal-hal yang dapat membahayakan toleransi di antara masyarakat Indonesia yang heterogen.
Sesi Orasi kemudian dilanjutkan dengan Sesi Aspirasi, dimana para peserta acara diarahkan untu membagi diri menjadi tiga klaster kecil sesuai dengan tiga isu yang diangkat pada Sesi Orasi. Mendampingi para peserta di masing-masing kluster, tim panitia mengundangn Joko Susilo (NALAR Institute) untuk menemani peserta di klaster isu keadilan sosial, Cut Intan Aulianisa Isma (IIS UGM) di isu krisis iklim, dan Yosef Bambang (NALAR Institute) di isu keberagaman dan toleransi. Pada akhir sesi aspirasi, masing masing kluster isu menunjuk satu perwakilan untuk naik ke panggung orasi dan membagikan kesimpulan dan pemikiran dari masing masing isu untuk peserta – peserta lain.
Seusai sesi orasi, acara dilanjutkan dengan sesi terakhir sebagai penutup rangkaian acara, yaitu Panggung Seni, yang menghadirkan Sindana (Ketjilbergerak) yang membawakan dua lagu bagi para peserta, sebelum diakhiri dengan sesi foto bersama.
Acara kali ini berlangsung dengan cukup lancar dan kondusif, dan diikuti oleh hampir 50 peserta yang cukup antusias dan partisipatif.
[RECAP] Beyond the Great Wall #26: Chinese Cuisine & Soft Power
/in News, Past Events/by iis.fisipolJumat (26/05) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan edisi ke-26 dari serial diskusi dwibulanan Beyond The Great Wall. Edisi ke-26 kali ini mengangkat tema “Chinese Cuisine & Soft Power”, dan membahas mengenai makanan dan minuman sebagai sebuah komponen dari penyebaran soft power Cina ke negara – negara lain. Untuk membahas mengenai topik ini, pada kesempatan tersebut IIS UGM mengundang dua pembicara untuk membahas materinya, yaitu Mohammad Izam Dwi Sukma, (Mahasiswa Studi Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia) dan Nadya Zafira (Mahasiswi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada). Sebagai moderator, IIS UGM mengundang Selma Theofany (Staf Divisi Riset Institute of International Studies Universitas Gadjah Mada). Sebelum sesi materi dimulai, Theo sebagai moderator menyampaikan tata tertib ruang diskusi sekaligus memeprkenalkan kedua pembicara secara singkat
Sesi dibuka oleh Mohammad Izam Dwi Sukma, yang membawakan materinya yang berjudul “Bisnis Minuman Manis : Komponen Soft Power Terkini Tiongkok?”. dalam materinya kali ini, Izam mengangkat kasus studi merk minuman manis Mixue, sebagai salah satu merk minuman manis asal negeri tirai bambu yang dengan cepat menjamur dan berhasil membuka cabangnya di berbagai kota di Indonesia. Lewat berbagai macam brand (termasuk Mixue), Cina dapat memproyeksikan produk minuman manisnya sebagai salah satu komponen soft power yang merambah berbagai kota di Indonesia, dan mampu menyaingi merk dagang lain yang menjual produk sejenis.
Seusai pemaparan Izam, Nadya melanjutkan sesi BTGW #26 dengan membawakan materi power pointnya dengan judul “What Makes Nasi Goreng So Good?”. Lewat materinya, Nadya membahas mengenai kuliner-kuliner dan resep makanan Tiongkok yang telah mendunia, dan bahkan setelah melalui proses waktu yang tidak sebentar, mengalami proses asimilasi dengan produk – produk makanan lokal untuk menyesuaikan dengan selera masyarakat negara yang dituju. Lewat proses naturalisasi resep kuliner, resep – resep masakan Cina menjadi dikenal di seluruh bagian dunia dan dapat menyesuaikan dengan lidah masyarakat lokal (salah satu contohnya, adalah nasi goreng).
Seusai pemaparan oleh kedua narasumber, sesi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berlangsung dengan kondusif dan lancar, sebelum kemudian ditutup dengan closing statement oleh kedua narasumber. Pada kesempatan kali ini BTGW #26 dihadiri oleh sekitar 40 partisipan yang cukup antusias dan partisipatif.
[RECAP] Nonton Bareng dan Diskusi Dragon for Sale
/in News, Past Events/by iis.fisipolJumat (9/06) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerja sama dengan HI CINE dan dengan izin Tim Ekspedisi Indonesia Baru menyelenggarakan acara nonton bareng dan diskusi film “Dragon for Sale” di Auditorium lt. IV Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM). Dalam kesempatan tersebut diputar episode satu dan dua dari quintology film Dragon For Sale, yaitu “Episode 1 : Sailing” dan “Episode 2 : Hiking” yang diikuti dengan sesi diskusi yang menghadirkan tiga narasumber, Dandhy Laksono (Sutradara Dragon for Sale dan Tim Ekspedisi Indonesia Baru), Raras Cahyafitri (Dosen dan Peneliti IIS & DIHI UGM) dan Gregorius Afioma (Peneliti Sunspirit). Acara dihadiri sekitar 50 peserta dari berbagai kalangan.
Film dokumenter Dragon For Sale mengungkap kisah mereka yang harus membayar harga mahal dari proyek ambisius 10 Bali Baru, salah satunya membangun Pulau Komodo untuk menjadi destinasi wisata internasional di Kota Labuan Bajo, Flores, Nusa Tenggara Timur. Film ini menyoroti bagaimana masyarakat lokal membangun resistensi, memperjuangkan model alternatif pariwisata yang tidak mendegradasi lingkungan dan menjunjung tinggi HAM.
Di episode pertama, diperlihatkan bagaimana ide pemerintah untuk membuat Taman Nasional Komodo menjadi obyek wisata premium mempengaruhi para pelaku usaha perahu wisata yang menyediakan paket wisata bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam Taman Nasional Komodo. Dengan naiknya harga tiket masuk komodo secara masif dan dominasi pelaku wisata dengan kapal – kapal phinisi premium, muncul pertanyaan : sebenarnya kebijakan ini dibuat untuk menguntungkan siapa?
Di episode kedua, kita melihat dampak ekologis dari proyek pengembangan Bajo menjadi kawasan pendukung pariwisata Taman Nasional Komodo. Muncul banyak penolakan dari masyarakat yang mempertanyakan aspek konservasi dan keberlanjutan dari rencana pemerintah dalam mengembangkan Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo.
Seusai pemutaran film Dandhy dan Gregorius bergabung dengan para partisipan secara daring, sementara Raras hadir langsung di auditorium untuk berdiskusi bersama membahas mengenai kedua episode yang telah diputar. Acara diskusi berjalan dengan lancar dan kondusif, dan para peserta mengikuti rangkaian acara dengan cukup antusias.
Kunjungan Tim BSKLN Kementerian Luar Negeri : Foreign Policy Circle Talks (FPCP) “Konstelasi Politik Global dan Polugri” & Diskusi Terbatas “Isu Isu Strategis di Kawasan Eropa dan Amerika”
/in News, Past Events/by iis.fisipolForeign Policy Circle Talks (FPCP) “Konstelasi Politik Global dan Polugri”
Selasa (13/6) lalu, Institute of International Studies Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menerima kedatangan tim Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kementerian Luar Negeri dengan agenda Foreign Policy Circle Talks (FPCP) “Konstelasi Politik Global dan Polugri”. Acara yang berlangsung di Ruang Sidang Dekanat FISIPOL UGM melibatkan Tim dari BSKLN Kementerian Luar Negeri, IIS UGM, ASC UGM, CFDS UGM, PSPD UGM dan Dosen-dosen HI UGM. Acara berhasil diselenggarakan dengan kondusif dan lancar di Ruang Sidang Dekanat FISIPOL UGM.
Diskusi Terbatas “Isu Isu Strategis di Kawasan Eropa dan Amerika”
Sehari setelahnya, Rabu (14/6) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bersama dengan Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kementerian Luar Negeri menyelenggarakan agenda kedua, yaitu Diskusi Terbatas “Isu Isu Strategis di Kawasan Eropa dan Amerika”. Dalam acara yang melibatkan BSKLN, IIS dan Dosen-dosen HI UGM tersebut dibahas mengenai isu-isu terkini di kawasan Eropa dan Amerika. Acara diskusi tersebut diselenggarakan di auditorium Lt.IV FISIPOL UGM dan berjalan dengan kondusif dan lancar.
IIS Fortnightly Review #48 | 1 – 15 Juni 2023
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
IIS Fortnightly Review #47 | 16 – 31 Mei 2023
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
[IIS BRIEF] Heuristics of International Relations Theories: Future Discourses and Problem-Shifts in International Relations Studies
/in IIS Brief, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
[FORTNIGHTLY REVIEW] IIS Fortnightly Review #46 | 1 – 15 May 2023
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
[FORTNIGHTLY REVIEW] IIS Fortnightly Review #45 | 16 – 31 April 2023
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
[FR] IIS Fortnightly Review #44 | 1 – 15 April 2023
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
[POLICY BRIEF] Etika Sistem Persenjataan Otonom: Artificial Intelligence, Tanggung Jawab Moral, dan Akuntabilitas
/in IIS Brief, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
[RECAP] STAIR #02 : The Politics of Music in IR
/in News, Past Events/by iis.fisipolKamis (6/04) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan edisi kedua dari seri diskusi STAIR (Science, Technology and Arts in International Relations), program komunitas epistemik terbaru IIS UGM yang berfokus kepada keterkaitan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni pada studi Hubungan Internasional.
Pada edisi kedua webinar STAIR yang bertajuk “The Politics of Music in IR” kali ini, IIS UGM mengundang Dr. Jay Afrisando (Komposer dan Seniman Multimedia) dan Dr. Ahmad Rizky M. Umar (Sessional Lecturer University of Queensland) untuk membahas mengenai aspek kesenian, khususnya musik dalam isu – isu Hubungan Internasional. Suci Lestari Yuana (Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional dan inisiator program STAIR) berperan sebagai Host dan Moderator.
Acara dimulai pada pukul 08.00 dan berakhir pada 10.00 WIB. Acara berjalan dengan lancar dan diikuti dengan sesi diskusi yang kondusif serta produktif.
[FR] IIS Fortnightly Review #43 | Edisi 15 – 31 Maret 2023
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
[IIS BRIEF] Keterbatasan Konsep Perdamaian Dominan dalam Membaca Perang Rusia-Ukraina: Kontestasi Kuasa, Maskulinitas, dan Militer Rusia-Ukraina
/in IIS Brief, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
[RECAP] Beyond The Great Wall #25 : Melihat Cina Setelah Kebijakan Nol-Covid: Internal dan Eksternal
/in Featured, News, Past Events/by iis.fisipolSenin (20/03) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan edisi ke 25 dari forum diskusi Beyond The Great Wall (BTGW) dan edisi perdana dari BTGW Roadshow, yang diadakan di kampus – kampus Universitas partner UGM. Dalam edisi perdana BTGW Roadshow kali ini, IIS UGM bekerjasama dengan Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta selaku tuan rumah. Bertempat di Laboratorium Organisasi Internasional UPN “Veteran” Yogyakarta, edisi kali ini mengangkat tema “Melihat Cina Setelah Kebijakan Nol-Covid: Internal dan Eksternal”, Kegiatan ini juga disiarkan secara hybrid lewat Zoom Meeting IIS UGM.
Sebagai narasumber, IIS UGM dan UPN “Veteran” Yogyakarta mengundang Dr. Nur Rachmat Yuliantoro (Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada dan inisiator forum diskusi Beyond The Great Wall) dan Hikmatul Akbar SIP, MSi, PhD (cand), CMe (Dosen Senior Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN “Veteran” Yogyakarta). Melaty Anggraini, MA. (Dosen Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN “Veteran” Yogyakarta) berperan mendampingi kedua pembicara sebagai narasumber.
Sesi dibuka dengan pemaparan materi oleh Bapak Hikmatul Akbar yang membawakan materi berjudul “Otonomi Daerah dalam Negara Kesatuan: Belajar dari Cina”. Dalam materinya, dibahas mengenai daerah-daerah otonom di Cina, dan bagaimana pemerintah Cina memberikan ruang kepada etnis-etnis minoritas di daerah tersebut untuk mendapatkan haknya sebagai warga negara, dan berhasil mengatasi ide etnisitas dan separatisme dengan kesejahteraan dan pembangunan. Setelah memandang aspek internal dari Cina, Bapak Rachmat mengajak para peserta memandang aspek eksternal lewat presentasinya yang berjudul “Cina Memandang Dunia : A Responsible Great Power?”, dan memandang upaya-upaya yang dilakukan CIna sebagai Great Power untuk mengatasi berbagai isu internasional seperti konflik Rusia dengan Ukraina, serta bagaimana Cina harus membendung framing negatif dari negara – negara Barat.
Seusai pemaparan oleh kedua pembicara, sesi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dibagi kedalam dua sesi. Para mahasiswa UPN “Veteran’ Yogyakarta yang hadir turut mengajukan pertanyaan dengan antusias dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi diskusi. Setelah closing statement oleh kedua pembicara dan penutupan oleh moderator, acara ditakhiri dengan sesi foto bersama peserta dan pembicara.
[RECAP] STAIR #01 : The Politics of Metaverse
/in Featured, News, Past Events/by iis.fisipolJumat (17/03) lalu Institute of International Studies Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan edisi pertama dari forum diskusi bulanan Sciences, Technology and Art in International Relations atau STAIR. STAIR merupakan program komunitas epistemik baru IIS UGM yang berfokus pada keterkaitan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni pada studi Hubungan Internasional. Dalam edisi perdananya kali ini, diskusi STAIR akan membahas mengenai aspek politik dalam Multiverse dalam webinar yang bertajuk “Politics in Multiverse”.
Dalam edisi kali ini, IIS UGM menghadirkan Suci Lestari Yuana (Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional UGM dan inisiator program STAIR) sebagai host sekaligus moderator diskusi. Sebagai narasumber untuk membahas mengenai politik dalam Multiverse, IIS UGM menghadirkan Antovany Reza Pahlevi (Chief Evangelist Shinta VR) dan Arindha Nityasari (Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional UGM). Sesi dibuka dengan sambutan, pengenalan program STAIR dan pengantar diskusi oleh Suci, sebelum dilanjutkan oleh pemaparan singkat oleh kedua narasumber. Antovany membahas mengenai signifikansi serta prospek dari dunia virtual dan Multiverse, sekaligus membahas sedikit mengenai sejarah dari Shinta VR. Melanjutkan Antovany. Arindha membahas mengenai multiverse dan dunia virtual lewat perspektif HI, dan bagaimana ilmu HI dapat diterapkan dalam ranah dunia virtual.
Seusai pemaparan singkat oleh kedua narasumber, sesi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berlangsung dengan cukup aktif dan kondusif, dimana banyak peserta mengajukan pertanyaan kepada kedua narasumber. Acara ditutup dengan closing statement singkat oleh kedua narasumber dan moderator, yang juga mengajak para peserta untuk bergabung ke dalam komunitas epistemik STAIR dan membahas mengenai isu isu lain yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni dalam Hubungan Internasional dalam edisi – edisi STAIR selanjutnya.
Edisi pertama ini mengawali edisi-edisi diskusi STAIR berikutnya dengan tema yang tidak kalah menarik
[RECAP] Forum Reviu Kebijakan Luar Negeri “Diplomasi Kesehatan Indonesia di Kawasan Amerika dan Eropa : Amerika Serikat, Belanda, Jerman dan Swiss”
/in Featured, News, Past Events/by iis.fisipolKamis (16/03) lalu, Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan acara luring Forum Reviu Kebijakan Luar Negeri “Diplomasi Kesehatan Indonesia di Kawasan Amerika dan Eropa : Amerika Serikat, Belanda, Jerman dan Swiss” di Ruang Auditorium Lt. IV, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada. Acara ini merupakan inisiatif BSKLN Kemlu untuk mereviu kebijakan luar negeri Pemerintah Indonesia, dan dalam kesempatan kali ini mengangkat tema diplomasi kesehatan yang telah dilakukan pemerintah Indonesia di kawasan Amerika dan Eropa.
Acara dibuka oleh Dr. Mohammad Zakaria Al Anshori (Pusat SKK Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri) selaku moderator, yang kemudian membacakan CV dan memperkenalkan Dr. Luqman Nul Hakim (Direktur IIS UGM dan Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional) untuk menyampaikan sambutannya sekaligus menandai dibukanya acara Forum Reviu Kebijakan Luar Negeri. Untuk sesi paparan, Ibu Spica A. Tutuhatunewa (Kepala Pusat SKK Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri) hadir mempresentasikan kajiannya terkait pencapaian diplomasi Indonesia di kawasan Amerika dan Eropa.
Setelah pemaparan oleh Bu Spica, acara dilanjutkan oleh sesi tanggapan diskusi, dimana IIS UGM dan BSKLN Kementerian Luar Negeri menghadirkan Dr. Yodi Mahendradhata M.Sc. Ph.D., FRSPH (Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM), Bapak Herwening Weji Kalpiko, S.E., MM., AK (Perwakilan PT Bio Farma) dan Drs. Muhadi Sugiono, MA. (Dosen dan Peneliti Senior IIS UGM/ Departemen Ilmu Hubungan Internasional UGM). Dr. Yodi memaparkan paparan materinya yang berjudul “Diplomasi Indonesia untuk Resiliensi Kesehatan Global” dan membahas mengenai tantangan dan langkah yang bisa diambil oleh Indonesia untuk meningkatkan tingkat resiliensi kesehatan global, termasuk dalam aspek vaksin. Bapak Herwening melanjutkan dengan paparannya yang membahas mengenai peran penting dari Bio Farma sebagai BUMN di bidang kesehatan dalam mendukung diplomasi kesehatan yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia. Terakhir Pak Muhadi turut menyampaikan tanggapannya lewat paparan materinya yang bertajuk “Tanggapan atas Reviu Kebijakan Mandiri Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa”, dan menyoroti signifikansi diplomasi kesehatan sekaligus menyampaikan beberapa masukan dan saran terhadap kajian dari BSKLN Kementerian Luar Negeri.
Sesi tanggapan diskusi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab/diskusi, dimana para peserta yang hadir diberikan kesempatan untuk bertanya kepada para narasumber. Dalam sesi diskusi yang dibagi kedalam 2 kloter, para partisipan menunjukkan keaktifannya dengan menyampaikan beberapa pertanyaan dan saran yang direspon secara positif oleh para narasumber. Seusai sesi diskusi, acara ditutup dengan closing statement oleh para narasumber, penutup singkat oleh moderator dan Dr. Luqman Nul Hakim dan penyerahan souvenir oleh BSKLN Kementerian Luar Negeri.
Secara umum acara Forum Reviu Kebijakan Luar Negeri “Diplomasi Kesehatan Indonesia di Kawasan Amerika dan Eropa : Amerika Serikat, Belanda, Jerman dan Swiss” berlangsung dengan lancar dengan sesi diskusi yang kondusif.
[COMMENTARIES] Mungkinkah Metaverse Menjadi Ruang yang Demokratis?
/in Commentaries, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
[COMMENTARIES] Membaca Arti dan Tantangan pada Periode Ketiga Kepemimpinan Xi Jinping
/in Commentaries, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
[POLICY BRIEF] Perspektif Global South dan Kepentingan Indonesia dalam Regulasi dan Pelarangan Sistem Persenjataan Otonom
/in IIS Brief, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
Introducing STAIR Community!
/in News/by iis.fisipolSTAIR (Sciences Technology and Arts in International Relations) adalah sebuah program komunitas epistemik baru IIS UGM yang berfokus pada keterkaitan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni pada studi Hubungan Internasional.
Dalam seri webinar bulanan ini, kamu akan terlibat dalam diskusi bersama mahasiswa, alumni, akademisi, maupun praktisi yang menggali isu-isu HI baru dan kontroversial dengan mengetengahkan peran STAIR.
[POLICY BRIEF] Tidak Ada Solusi Otomatis untuk Damai – Mengapa Sistem Persenjataan Otonom Bukan Jawaban
/in IIS Brief, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
IIS Fortnightly Review #42 | Edisi 1 – 15 Maret 2023
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolIIS Fortnightly Review #42 dapat diunduh di sini
Panjang Umur Perlawanan? Refleksi Aksi Nirkekerasan di Indonesia dan Dunia 2022 [Stepping Up the Good Fight Stepping Up the Good Fight? Nonviolent Resistance in Indonesia and the World 2022] –Available in Bahasa and English
/in Books, DPD, News, Publication/by iis.fisipolTahun 2022 mungkin akan diingat sebagai tahun di mana dunia mulai lepas dari cengkeraman pandemi tetapi semakin dalam masuk jeratan otokratisasi. Warga sipil di berbagai belahan dunia – termasuk di Utara – berhadapan dengan penyusutan civic space dalam skala yang tidak terbayang sebelumnya. Menyusul pemberlakuan aneka aturan perundangan dan kooptasi berbagai lembaga negara, semakin mudah bagi banyak rezim menjustifikasi langkah-langkahnya, yang dalam standar demokrasi terbilang represif. Di tengah melonggarnya aneka pembatasan di masa pandemi, kita membayangkan bahwa semakin mudah pula bagi warga mengorganisir diri guna memukul balik laju otokratisasi. Benarkah demikian?
Edisi ketiga refleksi tahunan Damai Pangkal Damai (DPD) ini kembali mengetengahkan empat segmen, masing-masing mengenai Indonesia, gerakan maksimalis di berbagai negara, perjuangan berbasis isu di tingkat global, serta kajian khusus. Segmen pertama menyoroti stagnasi perlawanan di Indonesia tahun 2022, dengan menekankan pada lima tren serta ajakan membangun beberapa infrastruktur perlawanan. Segmen kedua mengelaborasi bagaimana banyak gerakan maksimalis yang berorientasi menjatuhkan rezim otoriter cenderung meredup sepanjang 2022, atau berubah menjadi gerakan reformis. Segmen ketiga merayakan semakin maraknya gerakan keadilan iklim, kesetaraan perempuan, serta kesejahteraan buruh yang diusung di berbagai penjuru dunia. Sementara itu, segmen keempat memantik diskusi mengenai peran pertahanan sipil nirkekerasan dalam menghadapi agresi militer negara lain – mengambil inspirasi dari kegigihan warga sipil Ukraina mengadang invasi Rusia.
untuk lebih lanjut, silakan unduh file Panjang Umur Perlawanan? Refleksi Aksi Nirkekerasan di Indonesia dan Dunia 2022 di bawah ini :
Download in Bahasa Version
Download in English Version
[BOOK REVIEW] A Sultan in Autumn: Erdogan Faces Turkey’s Uncontainable Forces
/in IIS Book Review, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh di sini
IIS Fortnightly Review #41 | 15 – 28 Februari 2023
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolIIS Fortnightly Review #41 dapat diunduh di sini
[RECAP] Kunjungan Tim IIS UGM ke Jakarta, 7 – 10 Februari 2023
/in News, Past Events/by iis.fisipol7-10 Februari lalu, tim Institute of International Studies Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) berkunjung ke Jakarta dalam rangka untuk menyelenggarakan beberapa agenda yang berkaitan dengan ratifikasi Traktat Pelarangan Senjata Nuklir (Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons/TPNW) dan koordinasi terkait pengendalian dan pengawasan Small Arms and Light Weapons (SALW). Dalam kesempatan tersebut, IIS UGM diwakili oleh Drs. Muhadi Sugiono, Dr. Luqman Nul Hakim, Dr. Diah Kusumaningrum, Cut Intan Auliannisa Isma, Nabilah Nur Abiyanti, dan Lucke Haryo Saptoaji.
Agenda tanggal 7 Februari 2023 dibuka dengan Rapat Koordinasi Tim IIS UGM dengan tim Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Pada kesempatan tersebut, BSKLN Kemlu diwakili oleh Ganda Mulyana (Kepala Badan BSKLN), Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika, Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa, Kepala Pusat Strategi Kebijakan Multilateral, Kepala Pusat Strategi Kebijakan Isu Khusus dan Analisis Data serta tim Sekretariat BSKLN. dalam kesempatan tersebut, Tim IIS UGM diwakili oleh Dr. Luqman Nul Hakim dan Cut Intan Aulianisa Isma. Rapat koordinasi tersebut membahas tentang kemungkinan kerjasama dalam berbagai bidang, mulai dari penyelenggaraan pelatihan, kolaborasi jurnal, hingga kolaborasi dalam penyelenggaraan konferensi internasional di masa depan.
Pada agenda kedua yang berlangsung pada tanggal 9 Februari 2023, Tim IIS UGM berkesempatan bertamu ke Ruang Rapat Komisi I DPR RI untuk berdiskusi dengan tuan rumah dan partner-partner IIS UGM dalam Rapat Dengar Pendapat Pakar untuk RUU Traktat Pelarangan Senjata Nuklir. Partisipan dalam rapat koordinasi ini adalah Muhadi Sugiono, MA (Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada), Dr. Intan Inayatun Soeparna (Universitas Airlangga), Dr. Kusnanto Anggoro (Centre for Strategic and International Studies/CSIS), Dr. Riefqi Muna (Universitas Islam Internasional Indonesia/UIII & Research and Operations on Technology and Society/ROOTS), TB Hasanuddin (Komisi I DPR RI), Bobby Adhityo (Komisi I DPR RI), Muzammil Yusuf (Komisi I DPR RI), Nurul Arifin (Komisi I DPR RI ), Rizki Aulia Rahman (Komisi I DPR RI) dan Sturman Panjaitan (Komisi I DPR RI). Dalam kesempatan tersebut, semua partisipan berdiskusi dan bertukar pikiran mengenai signifikansi dari ratifikasi TPNW dan pengaruh ratifikasi terhadap kebijakan Indonesia terkait penggunaan nuklir, baik sebagai senjata maupun sumber energi terbarukan. Diskusi berjalan dengan lancar, dan mendapatkan beragam tanggapan dari anggota DPR RI selaku tuan rumah rapat.
Dalam agenda terakhir yang berlangsung di Downing Meeting Room No. 03, Ashley Wahid Hasyim Jakarta pada tanggal 10 Februari 2023, IIS UGM menyelenggarakan Meeting Minutes – Grup Koordinasi SALW Indonesia dengan agenda Stocktaking Pengendalian, Pengawasan, dan Regulasi SALW di Indonesia. Dalam rapat tersebut,IIS UGM mengundang Dr. Riefqi Muna (Universitas Islam Internasional Indonesia), Kol. Ikhwan Solihan (Direktorat Kerjasama Internasional Pertahanan, Kementerian Pertahanan), Adek Triana Yudhaswari (Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata, Kementerian Luar Negeri), Kol. Binsar Simorangkir (Direktorat Materiil, Kementerian Pertahanan), AKBP Dedi Nur Andriansyah (Divisi Hubungan Internasional Kepolisian Negara Republik Indonesia), dan AKBP I Gede Nyoman Bratasena (Divisi Hubungan Internasional Kepolisian Negara Republik Indonesia). IIS UGM sendiri dalam kesempatan tersebut diwakili oleh Dr. Diah Kusumaningrum. Dalam agenda tersebut, para partisipan duduk bersama dan membahas mengenai pengendalian, pengawasan dan regulasi senjata- senjata ringan dan kaliber kecil di Indonesia.
Secara umum, kunjungan tim IIS UGM ke DKI Jakarta berhasil mencapai tujuan dan berhasil menyelesaikan agenda – agenda penting sesuai dengan rencana.
GLOBAL SOUTH REVIEW | Volume 3 No. 1 January 2021
/in News, Publication/by iis.fisipolNewest edition of Global South Review is now available!
Global South Review is a social and political journal that aimed to provide academic and policy platform to exchange views, research findings, and dialogues within the Global South and between the Global North and the Global South.
Global South Review examines all the issues encountered by Global South in the context of current international justice, security, and order. The journal focuses, but not exclusively, on the role of Global South in global politics; the rise, demise, and possible revival of South-South internationalism and Bandung Spirit; and the dynamics of relations between Global South and Global North.
In this third edition, GSR features six writings highlighting various issues paramount in the Global South.
Access it through the link:
jurnal.ugm.ac.id/globalsouth
IIS ANNUAL REPORT 2022
/in Annual Report, News, Publication/by iis.fisipolIIS Annual Report 2022 dapat diunduh di sini
IIS Fortnightly Review #40 | 1 – 15 Februari 2023
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolIIS Fortnightly Review #40 dapat diunduh di sini
Ratifikasi TPNW dan Urgensinya bagi Indonesia
/in IIS Brief, News, Publication/by iis.fisipolsilakan unduh disini
Buku Saku Small Arms and Light Weapons : Difusi, Regulasi, dan Pengalaman Indonesia
/in Books, News, Publication/by iis.fisipolFile dapat diunduh disini
[IIS RECAP] Beyond The Great Wall #24 : Rivalitas Dua Raksasa Asia : Modernisasi Militer Cina dan Respons India
/in News, Past Events/by iis.fisipolJumat, (23/12) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) telah berhasil menyelenggarakan edisi ke-24 sekaligus edisi terakhir forum diskusi Beyond The Great Wall (BTGW) di tahun 2022. Dalam edisi kali ini, IIS UGM mengundang Khoirul Amin, Dosen Program Studi Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur. Sebagai moderator, IIS UGM menghadirkan Cornelia Laras G. Kineta, Staf Divisi Diseminasi IIS UGM.
Dengan tema rivalitas diantara Cina dan India, edisi yang bertajuk “Rivalitas Dua Raksasa Asia : Modernisasi Militer Cina dan Respons India” mengangkat mengenai isu modernisasi militer Cina yang berlangsung dengan cukup progresif, dan bagaimana India sebagai salah satu saingan Cina di kawasan Asia merespons pembangunan militer tersebut. Dengan kekuatan dan pengaruh kuat yang dimiliki oleh kedua negara tersebut di kawasan, rivalitas keduanya dapat mempengaruhi stabilitas kawasan dan negara-negara lain disekitarnya.
Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.
IIS FORTNIGHTLY REVIEW #39 | Edisi 1 – 15 Desember 2022
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFortnightly Review is now out for you to read! Articles featured in this episode are:
– Solidarity for Palestine: Soccer and Politics Under FIFA Hypocrisy (R. Bomantara, IIS Dissemination Division)
– A New Stage of Democratic Regression: Indonesia’s Controversial Criminal Code (F. Tarissa, IIS Publication Division)
– Questioning Indonesia’s Fight Against Terrorism: Is Deradicalization Program Really the Way? (A. Indriyosanti, IIS Publication Division)
Access them through bit.ly/FRW1Desember2022
[IIS BRIEF] Power Competition at the Expense of Human Security: The Urgency to Re-examine State-centric Policymaking
/in IIS Brief, News, Publication/by iis.fisipol[IIS RECAP] Masterclass Penelitian Kebijakan Pembangunan Kritis – Strategis
/in Featured, News, Past Events/by iis.fisipolMasterclass Penelitian Kebijakan Pembangunan Kritis – Strategis
Pada tanggal 27-30 November 2022 lalu, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) dan Pusat Analisis Kebijakan dan Kinerja, Kementerian PPN/Bappenas menyelenggarakan Pelatihan “Masterclass Penelitian Kebijakan Pembangunan Kritis – Strategis” yang diikuti oleh analis kebijakan dari PAKK. acara tersebut diselenggarakan selama 4 (empat) hari pelatihan di ruang BA 201 dan BG202 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada dengan format hybrid. Selama 4 hari pelatihan, IIS UGM menghadirkan pembicara dari kalangan akademisi maupun praktisi untuk membagikan ilmunya bersama para peserta pelatihan di ruang BA 201 dan BG202 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada. Rangkaian acara resmi dibuka pada tanggal 26 Desember 2022 dengan acara pembukaan dan makan malam bersama.
Minggu, 27 Desember 2022 menjadi hari pertama pelatihan Masterclass Penelitian Kebijakan Pembangunan Kritis – Strategis, dan diselenggarakan di ruang BA 201 FISIPOL UGM. untuk mengisi kegiatan di hari pertama, IIS UGM mengundang tiga pembicara sebagai narasumber pelatihan. Sesi pertama pelatihan yang bertema “Fondasi Penelitian Kebijakan Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan” menghadirkan Prof Mohtar Mas’oed, Profesor Emeritus dalam studi ekonomi politik pembangunan. Sesi dilanjutkan dalam sesi kedua yang bertajuk “Penelitian Kebijakan Pembangunan: Analisis, Desain Rekomendasi dan Strategi“, dan menghadirkan Dr Indri Dwi Apriliani, Dosen Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik FISIPOL UGM. Hari pertama diakhiri dengan sesi ketiga, “Big Data dan Penelitian Kebijakan Pembangunan” yang menghadirkan Treviliana Eka Putri, M.Int.Sec, Direktur Center for Digital Society (CfDS), Universitas Gadjah Mada
Untuk hari kedua dan seterusnya, ruangan kegiatan beralih ke ruang BG202 FISIPOL UGM. Hari kedua dimulai dengan sesi “Isu Sentral 1—Ekonomi-Bisnis dan Pembangunan” yang menghadirkan Dr Riza Noer Arfani, Dosen senior Kajian Ekonomi Politik Global, Universitas Gadjah Mada. Hari kedua kemudian dilanjutkan dengan sesi “Isu Sentral 2—Dimensi Sosial dalam Pembangunan” yang dipandu oleh Fransiskus Agustinus Jalong, PhD (Cand.), Dosen Departemen Sosiologi danPeneliti Pusat Studi Keamanan dan Perdamaian (PSKP), Universitas Gadjah Mada. Dr Hasrul Hanif, Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan melanjutkan dengan sesinya, “Isu Sentral 3—Dimensi Politik dalam Pembangunan“, sebelum ditutup oleh Dr Luqman-nul Hakim, Direktur Institute of International Studies lewat sesinya yang bertajuk “Isu Sentral 4—Dimensi Politik Global dalam Pembangunan“.
Hari ketiga dibuka dengan sesi “Evidence-based Policy dan Penelitian Kebijakan Pembangunan” yang dipandu oleh Ah Maftuchan, Direktur The Prakarsa. Dr Kuskridho Ambardi, Pakar komunikasi politik, Universitas Gadjah Mada menjadi pengisi materi di sesi selanjutnya yang bertajuk “Komunikasi Politik Kebijakan“. Sesi ketiga ditutup oleh Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni Universitas Gadjah Mada.
Hari terakhir menghadirkan tiga narasumber terakhir, sebelum diakhiri dengan sesi post-test dan evaluasi, sebelum dilanjutkan dengan sesi penutupan dan penyerahan sertifikat. untuk hari terakhir, IIS UGM mengundang Muhadi Sugiono, M.A., Dosen senior, Departemen Ilmu Hubungan Internasional sebagai narasumber sesi pertama. Sesi kedua dilanjutkan oleh Fitra Moerat Sitompul, Ketua MediaLab TEMPO, sebelum dilanjutkan oleh Yasha Chatab, Director of International Business & Government Relations – WIR Group sebagai narasumber sesi terakhir. Sesi dilanjutkan dengan post-test dan evaluasi sebagai sarana evaluasi penyelenggaraan rangkaian kegiatan pelatihan, sebelum kegiatan resmi ditutup oleh Dr Luqman-nul Hakim.
Secara umum, rangkaian acara pelatihan Masterclass Penelitian Kebijakan Pembangunan Kritis – Strategis berlangsung dengan lancar dan kondusif, serta mendapatkan respon positif dari para peserta.
IIS FORTNIGHTLY REVIEW #38 | Edisi 16 – 30 November 2022
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFortnightly Review is now out for you to read! Articles featured in this episode are:
– PMs Come and Go: Where is The UK Heading Now? (M. Phoebe, IR UGM 2020)
– The Rising Confidence of Philippines-US Security Commitment under Marcos Jr. (Z. Umniati, IR UGM 2019)
– The Threat of Russia-Ukraine War over the Banning Effort of Killer Robots (T. N. D. Margono, IR UGM 2020)
Access them through bit.ly/FRW2November2022
[IIS RECAP] Beyond The Great Wall #23 : “The Sites Must (Not) Flow! : An Introduction to Chinese Policies toward Cross-Border Data Flow”
/in News, Past Events/by iis.fisipolJumat, (25/11) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) telah berhasil menyelenggarakan edisi ke-23 dari forum diskusi Beyond The Great Wall (BTGW). dalam edisi kali ini, IIS UGM mengundang Lazarus Andja Karunia, alumni Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada sebagai narasumber. Sebagai moderator, IIS UGM mengundanng Fanya Tarissa Anindita, Staf Divisi Publikasi IIS UGM untuk mendampingi Andja dan para partisipan.
Edisi BTGW kali ini berjudul “The Sites Must (Not) Flow! : An Introduction to Chinese Policies toward Cross-Border Data Flow”, dan membahas mengenai kebijakan dan perspektif dari pemerintah Cina terhadap Cross-Border Data Flow.
Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.
IIS FORTNIGHTLY REVIEW #37 | Edisi 1 – 15 November 2022
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFortnightly Review is now out for you to read! Articles featured in this episode are:
– COP27 and the Attempts to Tackle Climate Crisis: The Controversies (L. G. Kineta, IIS Dissemination Division)
– Scrutinizing Indonesia’s Updated Nationally Determined Contribution (NDC) 2022 (H. K. Firdausya, IR UGM 2020)
– Rising Military Tension Between South and North Korea: An Unending Security Dilemma? (R. B. K. Sianturi, IR UGM 2019).
Access them through bit.ly/FRW1November2022
[IIS BRIEF] Negara – Negara Pasifik Selatan dan Agenda Sekuritisasi Keamanan Lingkungan: Perubahan Paradigma Masyarakat akan Isu Degradasi Lahan
/in IIS Brief, News, Publication/by iis.fisipolIIS FORTNIGHTLY REVIEW #36 | Edisi 15 – 31 Oktober 2022
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFortnightly Review is now out for you to read! Articles featured in this episode are:
– Climate Activism: Look at the Message, Not Its Controversy! (E. Anjani, IR UGM 2021)
– Western Media and the Iranian Protest (G. S. A. Gunawan, IR UGM 2020)
– Kanjuruhan Tragedy and the Problem of Policing in Indonesia (F. T. Anindita, IIS Publication Division)
Access them through ugm.id/FRW2Oktober
[IIS BRIEF] Jual Beli Senjata dan Amunisi Ilegal di Tengah Insurgensi: Problematika Sirkulasi Senjata Api di Wilayah Konflik Papua, Indonesia
/in IIS Brief, News, Publication/by iis.fisipolUntuk mengunduh “IIS Brief : Jual Beli Senjata dan Amunisi Ilegal di Tengah Insurgensi: Problematika Sirkulasi Senjata Api di Wilayah Konflik Papua, Indonesia” dapat dilakukan melalui tautan berikut : http://bit.ly/SenjataKonflikPapua
IIS FORTNIGHTLY REVIEW #35 | Edisi 1 – 15 Oktober 2022
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFortnightly Review #34 is now out for you to read! Articles featured in this episode are:
– Justice for Mahsa Amini: Iranians Growing Protest and What it Means for Women’s Civil and Political Liberties (F. T. Anindita, IIS UGM)
– The Geopolitical Insecurity of Germany: Russia’s Gas Supply Cut During Winter (Y. Elisabeth, IR UGM 2018)
– The Unexpected Failure of Growth: Chinese Communist Party’s Congress and Concerns on Investmen-led Growth (Z. Umniati, IR UGM 2019)
– Armenia Abandoned: Acceptance of Aggression in Post-Ukraine Conflict (M. Atthallah, IR UGM 2019)
Access them through bit.ly/FRW1Oktober
[IIS RECAP] Beyond The Great Wall #22 : “Menjelang Kongres Nasional ke-20 PKC : Apa yang Menarik”
/in News, Past Events/by iis.fisipolJumat, (30/09) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) telah menyelenggarakan edisi ke-22 dari forum diskusi Beyond The Great Wall (BTGW). Dalam kesempatan yang bertepatan dengan persiapan Kongres Nasional ke-20 dari Partai Komunis Cina (PKC), IIS UGM mengundang Nur Rachmat Yuliantoro, Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada sekaligus inisiator dari program Beyond The Great Wall. Sebagai moderator, IIS UGM menghadirkan Ni Made Diah Apsari Dewi, Staf Divisi Riset IIS UGM
Dalam edisi yang bertajuk “Menjelang Kongres Nasional ke-20 PKC : Apa yang Menarik” kali ini, Rachmat mengajak para partisipan untuk berdiskusi mengenai persiapan dan hal-hal menarik yang dapat terjadi menjelang Kongres Nasional Partai Komunis Cina, ditengah berbagai polemik dan isu yang sedang dihadapi oleh pemerintah Cina, baik di lingkup dalam negeri maupun internasional.
Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.
Beyond The Great Wall #22 : “Menjelang Kongres Nasional ke-20 PKC : Apa yang Menarik?”
/in News/by iis.fisipolJumat, 30 September lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan edisi ke 22 dari forum diskusi Beyond The Great Wall (BTGW), dan edisi keempat di tahun 2022. Beyond The Great Wall kali ini diselenggarakan tepat sehari sebelum Hari Nasional Republik Rakyat Tiongkok yang dirayakan pada setiap tanggal 1 Oktober. Pada kesempatan kali ini, IIS UGM mengundang Dr. Nur Rachmat Yuliantoro, Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada untuk membagikan pengetahuannya mengenai Cina. Sebagai moderator sesi kali ini, IIS UGM mengundang Ni Made Diah Apsari, Staf Riset IIS UGM.
Sesi dibuka dengan pembacaan tata tertib ruang diskusi BTGW dan pengenalan singkat narasumber oleh moderator. Sesi kemudian dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi oleh Dr. Rachmat yang membawakan materinya yang berjudul “Menjelang Kongres Nasional ke-20 PKC : Apa yang Menarik?”. Dr. Rachmat membahas mengenai hal-hal menarik seputar Cina, yang dalam waktu dekat akan menyelenggarakan Kongres Nasional ke-20 PKC pada tanggal 16 Oktober mendatang. Seusai sesi pemaparan materi oleh Dr. Rachmat, sesi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.
[IIS RECAP] GOSOUTH 2022 : Transcending the North – South Divide? : G20 and Multilateralism in Turbulent Global Politics
/in News, Past Events/by iis.fisipolSebagai bagian dari rangkaian acara G20 IIS UGM dan Dies Natalis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, pada 13 –15 September 2022 lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan GOSOUTH 2022 : Annual Convention on the Global South, yang bertajuk Transcending the North – South Divide? : G20 and Multilateralism in Turbulent Global Politics. Edisi keempat dari konferensi internasional GOSOUTH ini diselenggarakan selama 3 hari, yang terbagi dalam satu hari untuk sesi konferensi dan dua hari untuk sesi konferensi dengan melalui platform daring Zoom Meeting.
Pada hari pertama yang merupakan sesi konferensi, IIS UGM mengundang empat pembicara untuk membagikan pemikirannya mengenai Global South. Sesi dibuka dengan welcoming speech oleh Dr. Nur Rachmat Yuliantoro sebagai Kepala Departemen Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada. Chair sesi Keynote, Dr. Poppy Sulistyaning Winanti melanjutkan sesi dengan mengenalkan keynote speaker, Dr. Sharifah Munirah Alatas (Universiti Kebangsaan Malaysia). Dr. Sharifah menyampaikan keynote speech selama kurang lebih 30 menit, sebelum dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan peserta konferensi.
Sesi dilanjutkan dengan dipandu oleh Yulida Nuraini Santoso, dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada yang akan berperan sebagai chair untuk sesi pembicara. Sesi presentasi pembicara dibuka oleh Dr. Riza Noer Arfani (Universitas Gadjah Mada), yang menyampaikan materinya secara langsung selama 30 menit, sebelum dilanjutkan oleh Dr. Alexander Davis, (University of Western Australia). Sebagai penutup sesi presentasi, pembicara terakhir, Dr. Sara Davies (Griffith University) menyampaikan materinya lewat video pre-recording. Seusai pemaparan oleh ketiga pembicara, sesi GOSOUTH 2022 hari pertama diakhiri oleh sesi tanya jawab selama kurang lebih 30 menit, sebelum kemudian ditutup oleh chair.
Pada hari kedua dan ketiga, sesi panel menghadirkan presentasi para paper presenter yang dibagi kedalam lima panel berbeda sesuai dengan tema sebelum kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Hari pertama dibuka dengan tiga panel berbeda. Panel pertama, Theorising Global South and Global Governance: Representation, Solidarity and Realpolitik, yang terdiri dari tiga paper. Panel kedua, Climate Justice and Energy Transition, terdiri dari dua paper. Setelah break ISHOMA, hari kedua ditutup dengan sesi panel ketiga, Global Health Architecture: Contested Governance and the Reconfiguration of Global Politics yang terdiri dari tiga paper. Hari ketiga dan terakhir GOSOUTH 2022 terbagi kedalam dua panel, Digital Transformation and Digital Justice: Inequality, Development, Security yang terdiri dari lima paper dan G20 and the Crisis of Multilateralism: Global South and Regional Intersections yang terdiri dari tiga paper. Berakhirnya sesi panel di hari ketiga menandakan berakhirnya rangkaian kegiatan acara GOSOUTH 2022.
IIS Fortnightly Review #33 | Edisi 15 – 30 September 2022
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFortnightly Review has now reached its 33rd edition and it’s now out for you to read! Articles featured in this episode are:
– President Joko Widodo’s Planned Abscence at the General Debate of the 77th Session of the UN General Assembly (Trystanto, IR UGM 2020)
– When Identity Clash Being Transnationalized: Hindutva and Communal Conflict in the United Kingdom (S. A. Murtadho, IR UGM 2019)
– Constructive, Yet Not Fruitful: A Review on 22nd Shanghai Cooperation Organization Summit (A. F. Basundoro, Dept. of IR UGM)
– The New Face of The United Kingdom In Indo-Pacific: Liz Truss vs. China Hegemony (G. A. Warella, IR UGM 2021)
Access them through bit.ly/FRW2September
IIS Fortnightly Review #32 | Edisi 1 – 15 September 2022
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFortnightly Review has now reached its 32nd edition and it’s now out for you to read! Articles featured in this episode are:
– An Indonesia Attempt to Create Peace and Stability: The 31st Workshop on Managing Potential Conflicts in The South China Sea (D. Lanek, IR UGM)
– Chile’s Constitution Reform: Rocky Roads for Chile’s Progressive Wing (O. B. Saputra, IR UGM)
– Does Cuba Begin Its Economic Liberalization? (R. Arpandy, IR UNRI)
– Marcos’ Independent Foreign Policy: How The Philippines Realigns Partnerships to Confront Regional Security Challenges (A. Ramadhani, IR UGM)
Access them through bit.ly/FRW1September
IIS Fortnightly Review #31 | Edisi 1-15 Agustus 2022
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFortnightly Review has now reached its 31st edition and it’s now out for you to read! Articles featured in this episode are:
– The Rising Of China-Taiwan Geopolitical Tension: A New Challenge for Indonesia’s Economy (M.C. Widyatmojo)
– Monkeypox: The Reality of Global Health Inequality (F.O. Panjaitan)
– The International Monetary Fund’s New Formula: Is Surcharge Still Necessary? (T.P. Az-Zahra)
Access them through bit.ly/FRW1Agustus
[IIS RECAP] FGD Series G20 #4 : Diversifikasi Energi dan Tantangan Transisi ke Energi Bersih di Tengah Realisme (Geo) Politik
/in News, Past Events/by iis.fisipolJumat, (5/08) lalu Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) dan Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian kepada Masyarakat FISIPOL UGM (UP3M) menyelenggarakan edisi keempat dari Focus Group Discussion (FGD) seri FGD FISIPOL UGM untuk Presidensi Indonesia G-20. Edisi kali ini mengangkat tema mengenai “Diversifikasi Energi dan Tantangan Transisi ke Energi Bersih di Tengah Realisme (Geo) Politik”.
Dalam edisi terakhir seri FGD G20 kali ini, IIS UGM mengundang Sularsih (Koordinator Kerja Sama Migas Dirjen Migas), Muhammad Takdir (Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri), dan Elrika Hamdi (Energy Finance Analyst, Institute for Energy Economics and Financial Analysis/IEEFA). Dr. Nanang Indra Kurniawan (Departemen Politik dan Pemerintahan, FISIPOL UGM) dan Raras Cahyafitri, M.Sc (Departemen Ilmu Hubungan Internasional, FISIPOL UGM) dipercaya mendampingi para narasumber sebagai moderator.
Diskusi dibuka oleh Ibu Sularsih yang membahas mengenai upaya-upaya Indonesia dalam merespon isu diversifikasi energi dan tantangan transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan. Sesi dilanjutkan oleh Pak Takdir yang membahas mengenai tantangan, masalah dan kesempatan bagi Indonesia, serta isu pendanaan dan investasi yang dibutuhkan Indonesia. Bu Elrika melanjutkan pembahasan dengan mengangkat tema investasi dan pendanaan, karena negara berkembang membutuhkan modal untuk melakukan transisi energi
Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.
Seri FGD G20 | Diversifikasi Energi dan Tantangan Transisi ke Energi Bersih di Tengah Realisme (Geo) Politik
/in News/by iis.fisipolJumat (5/08) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerjasama dengan Departemen Hubungan Internasional UGM, Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat (UP3M) FISIPOL UGM , dan G20 Indonesia menyelenggarakan seri FGD (Focus Group Discussion) seri G20 yang bertajuk “Diversifikasi Energi dan Tantangan Transisi ke Energi Bersih di Tengah Realisme (Geo) Politik“. Dalam kesempatan tersebut, IIS UGM mengundang Sularsih, (Perwakilan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM), Muhammad Takdir (Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri), dan Elrika Hamdi (Energy Finance Analyst, Institute for Energy Economics and Financial Analysis/IEEFA) sebagai narasumber. Untuk mendampingi para pembicara, IIS UGM mengundang Dr. Nanang Indra Kurniawan (Departemen Politik dan Pemerintahan, FISIPOL UGM) dan Raras Cahyafitri, M.Sc (Departemen Ilmu Hubungan Internasional, FISIPOL UGM) sebagai Chair dan Co-Chair.
Dalam kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam tersebut, diskusi berlangsung dengan lancar dan kondusif
[IIS RECAP] FGD Series G20 #3 : “Transformasi Digital Global Dalam Agenda G20: Menuju Pembangunan Ekonomi Digital Yang Inklusif dan Berkelanjutan”
/in News, Past Events/by iis.fisipolJumat, (29/07) lalu Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) dan Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian kepada Masyarakat FISIPOL UGM (UP3M) menyelenggarakan edisi ketiga dari Focus Group Discussion (FGD) seri FGD FISIPOL UGM untuk Presidensi Indonesia G-20. Edisi kali ini mengangkat tema mengenai “Transformasi Digital Global Dalam Agenda G20: Menuju Pembangunan Ekonomi Digital Yang Inklusif dan Berkelanjutan”.
Dalam edisi kali ini IIS UGM mengundang empat narasumber untuk membagikan ilmunya seputar isu Transformasi Digital Global, yaitu Nabilah Nur Abiyanti (Koordinator Divisi Riset Institute of International Studies, UGM), Dr. Ir. I Nyoman Adhiarna, M. Eng. (Direktur Ekonomi Digital Kementerian Kominfo), Rofi Uddarojat (Head of Public Policy and Government Relations in Indonesian E-Commerce Association/IdEA) dan Wahyudi Djafar (Peneliti Kebijakan Digital). Sebagai moderator, IIS UGM mengundang Muhammad Irfan Ardhani, MIR. (Dosen Departemen Hubungan Internasional, FISIPOL UGM) untuk mendampingi keempat pembicara
Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.
Seri FGD G20 | Transformasi Digital Global Dalam Agenda G20: Menuju Pembangunan Ekonomi Digital Yang Inklusif dan Berkelanjutan
/in News/by iis.fisipolJumat (29/07) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerjasama dengan Departemen Hubungan Internasional UGM, Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat (UP3M) FISIPOL UGM , dan G20 Indonesia menyelenggarakan seri FGD (Focus Group Discussion) seri G20 yang bertajuk “Transformasi Digital Global Dalam Agenda G20: Menuju Pembangunan Ekonomi Digital Yang Inklusif dan Berkelanjutan” sebagai bagian dari rangkaian kegiatan seri presidensi G20 Indonesia. Pada kesempatan tersebut, IIS UGM mengundang Nabilah Nur Abiyanti (Koordinator Divisi Riset Institute of International Studies, UGM), Dr. Ir. I Nyoman Adhiarna, M. Eng. (Direktur Ekonomi Digital Kementerian Kominfo), Rofi Uddarojat (Head of Public Policy and Government Relations in Indonesian E-Commerce Association/IdEA) dan Wahyudi Djafar (Peneliti Kebijakan Digital). Untuk mendampingi para narasumber, IIS UGM mengundang Muhammad Irfan Ardhani, MIR (Dosen Departemen Hubungan Internasional, FISIPOL UGM) yang berperan sebagai chair.
Dalam kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam tersebut, para narasumber dan chair berdiskusi mengenai aspek transformasi digital sebagai bagian dari agenda G20. Acara berlangsung dengan lancar dan kondusif
Beyond The Great Wall #21 : Cina dan Diplomasi Kebudayaan
/in News/by iis.fisipolJumat (29/07) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) telah menyelenggarakan edisi ke#21 dari Forum Diskusi Beyond The Great Wall atau BTGW. Dalam acara yang bertajuk “Cina dan Diplomasi Kebudayaan” tersebut, IIS UGM mengundang Arif Darmawan, Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman untuk membawakan materinya yang berjudul “Cultural Soft Power: Diplomasi Publik Cina Melalui Confucius Institute”. Sebagai moderator, IIS UGM mengundang Lucke Haryo Saptoaji, Staff Publikasi IIS UGM.
Sesi pemaparan materi yang menarik mengenai Diplomasi Cina lewat perantara Confucius Institute kemudian diikuti oleh sesi diskusi yang berjalan dengan lancar dan kondusif
IIS Fortnightly Review #30 | Edisi 2 Juli 2022
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolFortnightly Review has now reached its 30th edition and it’s now out for you to read! Articles featured in this episode are:
– Economic Problems and Conflict in Indonesia’s G20 Presidency: Challenges for a ‘Free and Active’ Foreign Policy (D. Nabila)
– Sri Lanka Crisis: Civil Movements and the Needs for Progressive Changes (G.E. Sinaga)
– Cybersecurity in the Midst of Growing E-Commerce Market in Indonesia (E.D. Widiastuti)
Access them through bit.ly/FRW2Juli
[IIS RECAP] Beyond The Great Wall #21 : “Cina dan Diplomasi Kebudayaan”
/in News, Past Events/by iis.fisipolJumat, (29/07) lalu Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) telah menyelenggarakan edisi ke -21 dari forum diskusi Beyond The Great Wall (BTGW). Dalam edisi yang bertemakan “Cina dan Diplomasi Kebudayaan” kali ini, IIS UGM mengundang Arif Darmawan, Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman. Lucke Haryo Saptoaji, staf divisi publikasi IIS UGM dipercaya untuk mendampingi Arif sebagai moderator.
Arif membawakan materinya yang bertajuk “Cultural Soft Power : Diplomasi Publik Cina Melalui Confusius Institute”, dan menelaah bagaimana Confucius Institute yang memiliki 525 cabang di 126 negara di seluruh dunia berperan sebagai sarana diplomasi kebudayaan bagi Cina, termasuk di Indonesia. Dalam proses tersebut, Confucius Institute menjadi sarana di masing-masing negara tuan rumah untuk mempelajari budaya dan sejarah Cina, sembari membangun citra positif untuk CIna.
Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.
[IIS RECAP] FGD Series G20 #2 : Reformasi Arsitektur Kesehatan Global: Menuju Tata Kelola Kesehatan yang Setara dan Berkeadilan”
/in News, Past Events/by iis.fisipolJumat, (15/07) lalu Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) dan Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian kepada Masyarakat FISIPOL UGM (UP3M) menyelenggarakan edisi kedua Focus Group Discussion (FGD) dari serial FGD FISIPOL UGM untuk Presidensi Indonesia G-20. Edisi kali ini bertemakan “Reformasi Arsitektur Kesehatan Global: Menuju Tata Kelola Kesehatan yang Setara dan Berkeadilan”.
Dalam edisi kali ini IIS UGM mengundang 3 narasumber untuk membagikan ilmunya seputar isu reformasi arsitektur kesehatan global. Sebagai narasumber pertama, IIS UGM mengundang Dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid (Juru Bicara G20 Health Working Group). Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D (Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan; Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM) menjadi narasumber kedua, dan Dr. Yoko Ratnasari (Deputy Medical Coordinator, Médecins Sans Frontières Indonesia) menjadi narasumber ketiga. Mendampingi ketiga narasumber, Dr. Muhammad Rum, (Dosen Departemen Hubungan Internasional, FISIPOL UGM) menjadi moderator dalam kesempatan kali ini.
Dr. Siti membuka pembahasan dengan tema “Keterbatasan Tata Kelola Global Saat Ini dan Kepentingan Negara-Negara Selatan”. dalam kesempatan tersebut, beliau menekankan tiga prioritas utama bagi Indonesia, yaitu membangun ketahanan kesehatan global, harmonisasi protokol kesehatan global serta memperluas pusat manufaktur dan penelitian global untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon pandemi. Dr. Yoko melanjutkan sesi diskusi dengan mengangkat mengenai tema “Keterbatasan Tata Kelola Kesehatan Global” dan menyoroti isu-isu yang membatasi efektifvitas tata kelola kesehatan global saat ini, terutama di era pandemi. Prof Laksono menutup sesi pemaparan dengan pembahasan mengenai Global Health Architecture Challenges, dan menyoroti tantangan tantangan bagi GHA, yang saat ini dinilai penuh sesak dan kurang terkoordinasi.
Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.
IIS Fortnightly Review #29 | Edisi 1 Juli 2022
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolOur 29th edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this episode are:
– The Presidency of the G20: Golden Door to Reinvigorate Indonesia’s Tourism Industry (W. Wiliyanto)
– Enraged Protest in Libya Sparked By Political Deadlock And Worsening Living Conditions (D. Lanek)
– Leftist Regional Movement Under Alba: Derailing United States Liberal Influence in South America (O.B. Saputra)
– First TPNW State Parties Meeting; Positive Step Towards Changing Nuclear Weapons Norm (S. A. Firhansyah)
Our Fortnightly Review is also mobile friendly! Access the review through bit.ly/FRW1Juli
Commentaries : Menjembatani Perdamaian Ukraina-Rusia: Prasyarat Keberhasilan Diplomasi Indonesia
/in Commentaries, News, Publication/by iis.fisipol[IIS RECAP] FGD Series G20 #1 : “Menuju Pekerjaan yang Layak: G-20, Precariarity dan Tantangan Sektor Ketenagakerjaan”
/in News, Past Events/by iis.fisipolJumat, (17/06) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) dan Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian kepada Masyarakat FISIPOL UGM (UP3M) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) pertama dari serial FGD FISIPOL UGM untuk Presidensi Indonesia G-20. Edisi pertama kali ini bertajuk “Menuju Pekerjaan yang Layak: G-20, Precariarity dan Tantangan Sektor Ketenagakerjaan”.
Dalam edisi perdana kali ini IIS UGM menghadirkan narasumber-narasumber dari berbagai institusi yaitu Prof. Drs. Anwar Sanusi, MPA, Ph.D (Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan), Indrasari Tjandraningsih, M.A., (Staf Pengajar Ilmu Manajemen Universitas Katolik Parahyangan), Dr. Amalinda Savirani (Ketua Program Doktor Departemen Ilmu Politik dan Pemerintahan FISIPOL UGM), dan Nining Elitos (Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia). mendampingi para narasumber, Dr. Muchtar Habibi, (Dosen Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik) berperan sebagai moderator.
Diskusi dibuka oleh chair yang membahas mengenai Isu pekerjaan yang penting didiskusikan, dimana menurut ILO hampir separuh pekerja dunia terlibat dalam pekerjaan yang rentan atau dalam sektor informal. Problematika tersebut juga turut mempengaruhi Indonesia, dan presidensi G20 Indonesia merupakan momen yang tepat untuk membahas isu tersebut. Setelah pembukaan oleh chair, Prof Anwar melanjutkan sesi dengan memaparkan mengenai kondisi, tantangan dan kebijakan pemerintah di bidang ketenagakerjaan. Bu Indrasari melanjutkan sesi dengan pembahasan seputar isu perlindungan tenaga kerja yang menjadi semakin penting di tengah rezim fleksibilisasi yang berupaya membuat proses kerja dan produksi lebih efisien. Bu Nining mengangkat isu kondisi serikat buruh yang membutuhkan peran pemerintah dalam menyiapkan kebijakan, pencegahan, pengawasan hukum penting. Terakhir, Dr. Amalinda membahas mengenai G20, precarity, dan tantangan sektor tenaga kerja dari perspektif serikat buruh dalam merespon pergeseran dunia kerja dengan ciri “flexibility” dan “precarity”.
Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.
Commentaries : Media Sosial dan Politik Kekerasan di Tigray, Ethiopia
/in Commentaries, News, Publication/by iis.fisipol[IIS RECAP] Beyond the Great Wall #20 : Ekspansi Pengaruh Cina: Kompetisi dan Dominasi
/in News, Past Events/by iis.fisipolJumat, (27/05) Universitas Gadjah Mada Melalui Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM), menyelenggarakan edisi ke 20 dari Forum Diskusi Beyond The Great Wall yang bertajuk “Ekspansi Pengaruh Cina : Kompetisi dan Dominasi” yang berlangsung pada pukul 09.00 – 11.00 WIB secara daring lewat Zoom Meeting IIS UGM. Dalam kesempatan tersebut IIS UGM menghadirkan dua pembicara untuk membahas mengenai isu ekspansi pengaruh Cina.
Sebagai pembicara IIS mengundang Muhammad Ridha Iswardhana, Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Teknologi Yogyakarta, dan Bimantoro Kushari Pramono, Dosen dan Peneliti Digital Diplomacy and Cyberspace, Universitas Paramadina. Mendampingi kedua pembicara, Arrizal Jaknanihan, Staf Riset IIS UGM bertugas sebagai moderator.
Sesi dibuka oleh Muhammad Ridha yang membawakan materinya yang bertajuk “Geoekonomi Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIIB) : Wujud Dominasi Tiongkok di Dunia”. Ridha membahas mengenai Bank Investasi Infrastruktur Asia atau AIIIB sebagai bentuk dominannya pengaruh tiongkok secara ekonomi. Pemaparan berlangsung kurang lebih sekitar 30 menit, sebelum kemudian dilanjutkan dengan pemaparan selanjutnya. Sebagai narasumber kedua, Bimantoro mengangkat tema yang tidak kalah menarik, yaitu “China – U.S Competition : a Big Data Perspective”. Lewat pemaparannya, Bima mengangkat isu persaingan diantara Cina sebagai rising power dengan Amerika Serikat, lewat perspektif big data
Seusai pemaparan oleh kedua pembicara, sesi dilanjutkan dengan sesi Q&A untuk mengakomodir pertanyaan dari para peserta diskusi yang cukup antusias dengan materi yang dibawakan oleh kedua pembicara. Secara umum, acara diskusi Beyond The Great Wall #20 berlangsung dengan lancar dan kondusif.
IIS Fortnightly #26 | Edisi 15 – 31 Mei 2022
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolOur 26th edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured is this episode are:
– Disrobing at the 2022 Cannes Film Festival: Protesting Sexual Violence Against Women Amidst Russia-Ukraine Conflict (F. Tarissa)
– Sri Lanka’s Inflation and the Russia-Ukraine War: the Domino Effect Drom Across the Globe (R. K. Larasati)
– Another 150 Million Worth of Security Assitance from US: a Way to Maintain Peace and Security (C. V. Winona)
– The Curious Case of China’s Global Security Initiative (A. Jaknanihan)
Access the review through bit.ly/FRW2Mei
IIS Fortnightly #25 | Edisi 1 – 15 Mei 2022
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolOur 25th edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured is this episode are:
• The Return of Authoritarianism in Bangladesh: Hasina’s Domination and Skepticism on the 2023 General Election (A. D. Bagaskara)
• Devising the Indonesian Carbon Trading Scheme (A. Nathaniel)
• Avoiding Minutes to Midnight: Solomon-China’s Security Pact and the Need for Australia to Reevaluate its Pacific Relations (R. K. Larasati)
Access the review through bit.ly/FRW1Mei
[Damai Pangkal Damai] Pushing Back Autocratization : Nonviolent Resistance in Indonesia and the World 2021
/in Books, DPD, News, Publication/by iis.fisipolDamai Pangkal Damai (DPD) is the first database project that focuses on nonviolent actions in Indonesia throughout the Reformasi era. Initiated in 2016, DPD is managed by the Institute of International Studies (IIS) — the research and advocacy arm of the Department of International Relations, Universitas Gadjah Mada. It publishes weekly infographics, monthly kaleidoscopes, and annual reflections on nonviolent resistance in Indonesia and the world, as well as a regular podcast highlighting the journeys of peace activists. This second edition of DPD’s annual reflections comes at a time where democracy backsliding (autocratization!) is picking up its speed. DPD believes that defending democracy is not just about strengthening the structures underpinning it (fair elections, separation of power, free press, etc.,). It is also — and perhaps, mostly — about fortifying the cultural components of democracy, including the civil society’s preferences and skills in waging nonviolent resistance. DPD extends its gratitude to Samsu Rizal Panggabean, Aghniadi, Arie Rostika Utami, Brigitta Kalina T.H., Ceng Husni Mubarak, Cut Intan Auliannisa Isma, Erica Chenoweth, Ihsan Ali-Fauzi, Jacky Manuputty, Jamila Raqib, Luqman-nul Hakim, Maurizka Callista, M. Scessardi Kemalsyah, Maulida Raviola, Michael Beer, Nurhawira Gigih Pramono, Novi Kurnia, Pandu Raka Pangestu, Puri Kencana Putri, Sana Jaffrey, Sandra Hamid, Treviliana Eka Putri, Veronique Dudouet, and Zainal Abidin Bagir.
Click here to download the file.
[Damai Pangkal Damai] Mengadang Otokratisasi : Refleksi Perlawanan Nirkekerasan di Indonesia dan Dunia 2021
/in Books, DPD, News, Publication/by iis.fisipolDamai Pangkal Damai (DPD) adalah proyek pangkalan data pertama yang mengkhususkan diri pada aksi nirkekerasan di Indonesia era Reformasi. Diinisiasi pada tahun 2016, DPD bernaung di Institute of International Studies (IIS), sayap riset dan advokasi Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada. Pangkalan data DPD mencatat aksi-aksi nirkekerasan yang terjadi di Indonesia mulai 1999 hingga saat ini. Secara berkala, DPD meluncurkan siniar yang menampilkan para PNS — Pekerja Nirkekerasan Sehari-hari. DPD juga menerbitkan infografis mingguan, kaleidoskop bulanan, dan refleksi tahunan mengenai perlawanan nirkekerasan di Indonesia dan dunia. Refleksi tahunan yang mulai terbit sejak 2021 ini diharapkan menjadi rujukan bagi pihak-pihak yang berkomitmen memperkuat demokrasi. DPD percaya bahwa konsolidasi demokrasi tidak hanya diperjuangkan dengan memperkuat struktur demokrasi (pemisahan eksekutif-legislatif-yudikatif, pers yang bebas, pemilu yang luber dan jurdil, dan lainnya) tetapi juga dengan memperkuat kultur demokrasi – termasuk di dalamnya preferensi dan keterampilan aktor masyarakat sipil dan negara dalam berkontestasi secara nirkekerasan.
Unduh dokumen di sini.
IIS Fortnightly Review #24 | Edisi 16 – 30 April 2022
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolOur 24th edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured is this episode are:
•Macron Wins France Election: What’s Left for French Muslims? (S. A. Murtadho)
• Yemen’s Long Overdue cease-fire and a Hope for Peaceful Yemen (M. R. K. Rahman)
• Tackling the Hurdle of Russia-Ukraine Plight in Indonesia’s G20 Presidency (F. Tarissa)
• A Sino-Russian “No Limits” Partnership: China’s Information Proxy War on Russia-Ukraine Conflict (F. Tarissa)
Access the review through bit.ly/FRW2April
IIS Fortnightly Review #23 | Edisi 1 – 15 April 2022
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolOur twenty-third edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured is this episode are:
•Facing the Human Rights Abyss in Indonesia: When Criminalising Critics Becomes the Norm (E. Amelia. IR UGM)
•Gabriel Boric and the Fruits of Progressive Social Movements in Chile (M. R. K. Rahman, IR UGM)
•EU Sustainable Approach: Rethinking the Normative Approach (S. N. Nurfadhilah, IR UGM)
\Access the review through bit.ly/FRW1April
IIS Fortnightly Review #22 | Edisi 15 – 31 Maret 2022
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolOur 22nd edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured is this episode are:
• Taking Culture for Granted: UNESCO’s World Heritage Sites Controversies (G. Edella, HI UGM)
• Global Food Inflation: Indonesia and Palm Oil Crisis (L. Kineta, Dissemination IIS)
• Green Credential for a Green Lac: What’s Next after Chile Signed Escazu Agreement? (A. Ramadhani, HI UGM)
• Russia-Ukraine War: Who will be the Winner? (S. A. Murtadho, HI UGM)
Access the review through bit.ly/FRW2Maret
Krisis Ukraina: Merumuskan Prasyarat Menuju Perdamaian
/in Commentaries, News, Publication/by iis.fisipolKonflik Rusia-Ukraina: Apakah Sanksi Menjadi Solusi atau Problem Baru?
/in Commentaries, News, Publication/by iis.fisipolPerang Narasi dan Aspek Siber dalam Konflik Rusia-Ukraina
/in Commentaries, News, Publication/by iis.fisipolMendengarkan yang Tak Terwakili: Menyikapi Krisis Ukraina
/in Commentaries, News, Publication/by iis.fisipolIIS Fortnightly Review #21 | Edisi 1 – 15 Maret 2022
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolOur twenty first edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured is this episode are:
* “Keep Politics Out of Football”: FIFA’s Double Standard (Lintang Adipratama, HI UGM)
* Painting Latin America Green: Lesson Learned from the Marea Verde Movement (Ni Made Diah Apsari, HI UGM)
* Challenged Security for Women In Indonesia (Jessenia Destarini Asmoro, HI UGM)
* Cyberspace Monopoly and Its Threat Amidst Russia Ukraine Conflict (Muhammad Atthallah, HI UGM)
Access the review through bit.ly/FRW1Maret
Membaca Relevansi Realisme dalam Konflik Rusia – Ukraina
/in Commentaries, News, Publication/by iis.fisipolCommentaries : Konflik Rusia-Ukraina: Negosiasi Jalan Keluar Terbaik
/in Commentaries, News, Publication/by iis.fisipolIIS Fortnightly Review #19 | Edisi 1 – 15 Februari 2022
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolOur nineteenth edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured is this episode are:
* Representing the Developing World: Indonesia’s Agenda for the G20 Presidency (A. H. Febriyanti, UGM)
* Palestinians Under the Israel’s Apartheid System (S. A. Murtadho, UGM)
* Cuba’s Vaccines and the Global South Solidarity (M. R. K. Rahman, UGM)
* Indonesia’s Military Shopping Spree: Competition between France and the United States (A. A. Agassi, UNDIP)
Access the review through bit.ly/FRW1Februari
Informasi Peralihan Kontak IIS UGM
/in News/by iis.fisipolMulai tanggal 10 Februari 2022, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) sudah tidak lagi menggunakan nomer kontak whatsapp 62-878-8460-7707
Untuk kedepannya, IIS UGM dapat dihubungi melalui whatsapp via nomor +62-818-0650-7041.
IIS Fortnightly Review #18 | Edisi 16 – 31 Januari 2022
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolOur eighteenth edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured is this episode are:
•Sydney Festival Boycott: When Solidarity Charged with Antisemitism (S. A. Murtadho)
•Countering the Australian Day “Myth”: Growing Solidarity for the Invasion Day Movements (S. A. Firhansyah)
•A Postponed First Meeting: ASEAN’s Ongoing Split on Myanmar (A. F. Handaru)
•Explaining Russia’s Demand Amidst Rising Ukraine-Russia Tension (M. Phobe)
Access the review through bit.ly/FRW2Januari
[IIS RECAP] Menuju Pekerjaan yang Layak: G-20, Precariarity dan Tantangan Sektor Ketenagakerjaan
/in News, Past Events/by iis.fisipolJumat, (17/06) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) dan Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian kepada Masyarakat FISIPOL UGM (UP3M) menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) pertama dari serial FGD FISIPOL UGM untuk Presidensi Indonesia G-20. Edisi pertama kali ini bertajuk “Menuju Pekerjaan yang Layak: G-20, Precariarity dan Tantangan Sektor Ketenagakerjaan”.
Dalam edisi perdana kali ini IIS UGM menghadirkan narasumber-narasumber dari berbagai institusi yaitu Prof. Drs. Anwar Sanusi, MPA, Ph.D (Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan), Indrasari Tjandraningsih, M.A., (Staf Pengajar Ilmu Manajemen Universitas Katolik Parahyangan), Dr. Amalinda Savirani (Ketua Program Doktor Departemen Ilmu Politik dan Pemerintahan FISIPOL UGM), dan Nining Elitos (Ketua Umum Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia). mendampingi para narasumber, Dr. Muchtar Habibi, Dosen (Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik) berperan sebagai moderator.
Diskusi dibuka oleh chair yang membahas mengenai Isu pekerjaan yang penting didiskusikan, dimana menurut ILO hampir separuh pekerja dunia terlibat dalam pekerjaan yang rentan atau dalam sektor informal. Problematika tersebut juga turut mempengaruhi Indonesia, dan presidensi G20 Indonesia merupakan momen yang tepat untuk membahas isu tersebut. Setelah pembukaan oleh chair, Prof Anwar melanjutkan sesi dengan memaparkan mengenai kondisi, tantangan dan kebijakan pemerintah di bidang ketenagakerjaan. Bu Indrasari melanjutkan sesi dengan pembahasan seputar isu perlindungan tenaga kerja yang menjadi semakin penting di tengah rezim fleksibilisasi yang berupaya membuat proses kerja dan produksi lebih efisien. Bu Nining mengangkat isu kondisi serikat buruh yang membutuhkan peran pemerintah dalam menyiapkan kebijakan, pencegahan, pengawasan hukum penting. Terakhir, Dr. Amalinda membahas mengenai G20, precarity, dan tantangan sektor tenaga kerja dari perspektif serikat buruh dalam merespon pergeseran dunia kerja dengan ciri “flexibility” dan “precarity”.
Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.
IIS Fortnightly Review #17 | Edisi 1 – 15 Januari 2022
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolOur seventeenth edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this edition are:
• Indonesia’s Foreign Policy Index: A Brand New Approach to Measure National Interest Accomplishment (F. Lazuardi)
• The Fight is Ours, All Others Pay Cash: Wadas Against the Mine (L.A. Padmarini)
• Revolt Against Authoritarianism in Kazakhstan (C.V. Winona)
• The Morning Cup Crisis: Latin America and the Global Coffee Chain (F.O Panjaitan)
Access the review through http://bit.ly/FRW1Januari
IIS Fortnightly Review #16 | Edisi 15 – 31 Desember 2021
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolOur sixteenth edition of Fortnightly Review is out now!
Access the review through http://bit.ly/FRW2Desember
IIS Fortnightly Review #15 | Edisi 1 – 15 Desember 2021
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolOur fifteenth edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this edition are:
• China’s Letter of Protest: A New Chapter of Indonesia’s Policy on the South China Sea (L.H. Saptoaji)
• The Day of The Dead Women: Protesting Against Femicide as Mexico’s Looming Epidemic (F.T. Anindita)
• Paradoxical Climate Negotiation: The Absence of Inclusive Equity on COP26 Glasgow (A.N. Khaira)
• Tackling Omicron Variant: Why Banning Entries from Southern Africa Countries can be Considered “Travel Apartheid”? (N.N. Abiyanti)
Our Fortnightly Review is also mobile friendly! Access the review through http://bit.ly/FRW1Desember
IIS Policy Brief Series Issue 11 : Melindungi Indonesian AID dari Stigma Negatif
/in IIS Brief, News, Publication/by iis.fisipolIIS Policy Brief Series Issue 10 : Menguatkan Indonesian AID untuk Diplomasi Pembangunan
/in IIS Brief, News, Publication/by iis.fisipolIIS Policy Brief Series Issue 09 : Indonesian AID sebagai Instrumen Diplomasi Struktural: Sejumlah Potensi dan Tantangan
/in IIS Brief, News, Publication/by iis.fisipolIIS Policy Brief Series Issue 08 : Pelibatan Aktor Non-Pemerintah dalam Kerja sama Pembangunan Internasional Indonesia
/in News, Policy Paper, Publication/by iis.fisipolIIS Policy Brief Series Issue 07 : Membangun Flagship Diplomasi Pembangunan Indonesia sebagai Emerging Donor dari Selatan
/in News, Publication/by iis.fisipolIIS Policy Brief Issue 06 : Mengatasi Tantangan Politis, Legal Institusional, dan Praksis dalam rangka Memperkuat Tata Kelola Kerja Sama
/in News, Publication/by iis.fisipolIIS Policy Brief Series Issue 05 : Memahami Nilai Normatif dalam Pembentukan Indonesian AID
/in News, Publication/by iis.fisipolIIS Policy Brief Series Issue 04 : Memahami Pembentukan dan Desain Awal LDKPI/Indonesian AID
/in News, Publication/by iis.fisipolIIS Fortnightly Review #14 | Edisi 15 – 30 November 2021
/in IIS Fortnightly Review, News/by iis.fisipolOur fourteenth edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this edition are:
• India to Revoke Controversial Farm Bills: The Triumph of Farmer’s Nonviolent Agitation (F.T. Anindita)
• “The People are Stronger, and Retreat is Impossible”: Sudan Anti-Coup Protests (Still) Rock the Streets (F.T. Anindita)
• EU’s Assertiveness Towards Carbon Limitation Policy: ETS and CBAM (A. Nathaniel)
• The Philippine Sea: An Intensifying Dispute After China Opened Another Fire (C.V Winona)
Access the review through http://bit.ly/FRW2November
IIS Policy Brief Series Issue 03 : Belajar dari Pengelolaan Kelembagaan Kerja sama Pembangunan Internasional Jepang
/in News, Publication/by iis.fisipolIIS Policy Brief Series Issue 02 : Dari Negara Penerima ke Donor : Pembelajaran dari Thailand International Cooperation Agency (TICA)
/in News, Publication/by iis.fisipolIIS Policy Brief Series Issue 01 : Menjaga Kredibilitas Kerja sama Selatan – Selatan Indonesia
/in News, Publication/by iis.fisipolIIS Fortnightly Review #13 | Edisi 1 – 15 November 2021
/in IIS Fortnightly Review, News/by iis.fisipolOur thirteenth edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this edition are:
• Indonesia’s Wavering Commitment on Deforestation Pledge in COP26: What Went Wrong? (F.T. Anindita)
• The Looks of Intersectionality and Global Solidarity at the COP26 Climate Protests (F.T. Anindita)
• Justice in the Politics of Energy Transition: The Case of Ivory Coast (Nadya Zafira)
• Planet’s Fate Negotiation in Glasgow: A New Hope for the Global South Climate Finance? (Y. Almattushyva)
Access the review through http://bit.ly/FRW1November
Perlawanan Nirkekerasan : Buku Saku Aktivis
/in Books, News, Publication/by iis.fisipolFile untuk Perlawanan Nirkekerasan : Buku Saku Aktivis dapat diunduh melalui tautan berikut : ugm.id/AktivismeNirkekerasan
Buku Saku: Jurnalisme Damai untuk Liputan Aksi Nirkekerasan
/in Books, News, Publication/by iis.fisipolFile untuk buku Jurnalisme Damai untuk Liputan Aksi Nirkekerasan dapat diunduh melalui tautan berikut : ugm.id/JurnalismeNirkekerasan
IIS Fortnightly Review #12 | Edisi 16 – 31 Oktober 2021
/in IIS Fortnightly Review, News, Publication/by iis.fisipolOur twelfth edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this edition are:
• Diplomatically Otherwordly: The Mediatory Presence of Space Exploration in Bilateral Cooperation Efforts (S.A.A. Pragiwaka)
• World’s Climate Change Research Disparity Adding Insult to the Injury of Global North-South Divide (A.N. Khaira)
• The Blue Economy and Challenges Faced by the Global South (Clara Himawan)
Access the review through http://bit.ly/FRW2Oktober
IIS Fortnightly Review #11 | Edisi 1 – 15 Oktober 2021
/in Featured, IIS Fortnightly Review, News/by iis.fisipolOur eleventh edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this edition are:
• Pioneering the Promotion of humanitarian Values in the Asia Pacific: What is Indonesia’s Agenda and Strategy? (Ica Cahayani)
• Another Look at Myanmar After the Coup (R.R. Pekerti)
• Indonesia-Malaysia’s Warning on AUKUS: A Commitment Towards a Nuclear-Free Region? (A.F. Basundoro)
Access the review through bit.ly/FRW1Oktober
IIS Fortnightly Review #10 | Edisi #16 – 30 September 2021
/in Featured, IIS Fortnightly Review, News/by iis.fisipolOur tenth edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this edition are:
• Is Indonesia Suffering from a Decline in Academic Freedom and Freedom of Expression?: A Closer Look at the Case of Saiful Mahdi and the ITE Law (Nabilah N.A)
• Afghan Women: “They Can Not Eliminate us From the Society.” (A. Indriyosanti)
• Rethinking China’s Official Disengagement from Coal Project Funding: A New Arena for Sino-US Rivalry? (R.B.K. Sianturi)
Access the review through : https://simpan.ugm.ac.id/s/RXKmeLSsDCnZ4yK
Cangkir Teh #5: Aspek Normatif dalam Pemberian Bantuan Peningkatan Kapasitas Keamanan Siber Internasional: Pengalaman Jepang dan Korea Selatan
/in Featured, News/by iis.fisipolKamis (30/08), Institute of Internarnational Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan Diskusi Cangkir Teh edisi #5 yang bertajuk “Aspek Normatif dalam Bantuan Peningkatan Kapasitas Keamanan Siber Internasional : Pengalaman Jepang dan Korea Selatan”. Dalam kesempatan kali ini, IIS UGM mengundang Azza Bimantara, alumni HI UGM yang baru saja menyelesaikan studi pascasarjana-nya di Corvinus University of Budapest. Sebagai moderator, IIS UGM menghadirkan Nabilah Nur Abiyanti, Staf Riset IIS UGM.
Tema diskusi hari ini merupakan elaborasi dari topik tesis Azza yang berjudul “The Normative Enactment of International Cybersecurity Capacity Building Assistance: A Comparative Analysis on Japanese and South Korean Practices”. Dalam pemaparannya, Azza membahas mengenai bantuan peningkatan kapasitas keamanan siber internasional dengan membandingkan pengalaman kedua negara yang berbeda, yaitu Jepang dan Korea Selatan.
Seusai sesi pemaparan oleh narasumber, kegiatan ditutup dengan sesi diskusi yang berlangsung dengan kondusif.
IIS Fortnightly Review #9 | Edisi 1 – 15 September 2021
/in Featured, News/by iis.fisipolOur ninth edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this edition are:
• Surviving Kabul’s Dramatic Takeover: Indonesia’s Moves to Prioritize the Safety of Indonesian Citizens and Embassy Transfer (F. Tarissa)
• Listen to the Afghans: But Which Afghan? (S. Al Murtadho)
• Politicizing Revenge Porn: How Myanmar Brutalizes Women Under the Guise of Democracy (F. Tarissa)
• Is Pandemic a “Black Swan” For ASEAN E-Commerce Industries? (Arrizal A.J.)
Access the review through https://simpan.ugm.ac.id/s/SwgFNOdOQt9uB0H
Annual Convention on Global South 2021 | International Order Beyond the Pandemic: Repositioning of the Global South
/in Featured, News/by iis.fisipolGreetings Go South enthusiast!
After three days of fruitful and engaging discussions in both seminars and panel sessions, we hereby conclude the Annual Convention on the Global South 2021. We hope that all participants could gain invaluable insights through this conference that would further the interest in the studies of the Global South.
As the convener of this conference, we would like to express our deepest gratitude to partners that have supported us in organizing this event. We would also appreciate the speakers, chairs, and moderators for their contributions in this conference. Lastly, we would also thank all participants for their spirited participations throughout conference sessions.
We are looking forward to see you again in the Annual Convention on the Global South 2022!
Commentaries : Indonesia is Not a Free Speech Country as Jokowi Said It Is
/in Commentaries, News/by iis.fisipolOn 29 June 2021, President Joko ‘Jokowi’ Widodo asserted that Indonesia is a democratic country that champions free speech (Cabinet Secretariat of the Republic of Indonesia, 2021). The statement was given following the University of Indonesia’s Student Executive Body criticism of Jokowi, calling the President’ King of Lip Service.’ However, on Wednesday, 22 September 2021, Coordinating Minister for Maritime Affairs and Investment and Jokowi’s right-hand man, Luhut Binsar Pandjaitan, filed a police report against two human rights defenders, Haris Azhar and Fatia Maulidiyanti, for defamation and libel by using the draconian Information and Electronic Transactions Law, along with a civil lawsuit asking for an IDR100 million compensation. Luhut’s decision contradicts President Jokowi’s statement and, alas, proved that Indonesia is not a free speech country as Jokowi assumed it is.
How We Get Here: A Chronology
On 12 August 2021, a coalition of civil society organizations, which includes the Fatia-led Commission for the Disappeared and Victims of Violence (KontraS), published a report titled ‘The Political-Economy of Military Deployment in Papua.’ The report indicates a nexus between business operations, armed forces deployment, and conflict escalation in Papua. New police and military outposts were built around mining concessions, followed by the deployment of security personnel which, in turn, increased the number of violent conflicts in Intan Jaya Regency (KontraS, 2021). One of the companies involved is a gold mining company, Madinah Qurrata’ain Ltd. (PTMQ), a subsidiary of West Wits Mining (WWM).
In a project situated on the Derewo River, WWM yields thirty percent of its shares to Tobacom Del Mandiri Ltd. (TDM), a part of the Toba Sejahtera Group Ltd., with Luhut being one of the minority shareholders of Toba Sejahtera Group. On 20 August 2021, Haris, the Executive Director of Lokataru Law and Human Rights Office, invited Fatia as a guest speaker to his YouTube channel and discussed the report. On that occasion, Fatia mentioned that there is an indication that Luhut is involved in the business-military operations in Papua by virtue of his role as a minority shareholder of Toba Sejahtera Group.
On 26 August 2021, through his attorney, Juniver Girsang, Luhut subpoenaed Haris and Fatia. In the subpoena, Luhut asked Haris and Fatia to apologize for attacking Luhut’s reputation, character assassination, and spreading false news, and guarantee that in the future, they will not re-offend Luhut (Koalisi Bersihkan Indonesia, 2021). Luhut also threatened Haris and Fatia that if they fail to fulfill Luhut’s demands, further legal actions will be taken against them. However, both Haris and Fatia refused to apologize. Instead, they responded by emphasizing that the term used to describe Luhut’s involvement in the business-military operations in Papua, i.e., ‘indication,’ does not amount to character assassination, as declared by Luhut. Further, Haris and Fatia requested Luhut to counter their claims by providing more data and being more transparent about Luhut’s potential involvement, as suggested in the report.
Unsatisfied, Luhut sent another subpoena on 2 September 2021 before filing a police report today.
What Went Wrong: A Rights-Based Analysis
Luhut’s moves not only contradict Jokowi’s but also Indonesia’s commitment to respect, protect, and fulfill human rights, particularly the right to freedom of expression. As a State Party to the International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR), Indonesia is legally bound to respect, protect, and fulfill freedom of expression stipulated under Article 19. The operationalization of Article 19 is further enshrined under General Comment 34.
For instance, General Comment 34 acknowledges that public officials are legitimate subjects for criticism (United Nations, 2011). As policy-makers with almost unlimited resources at their disposal, public scrutiny serves as a means of check-and-balance to keep a tight rein on how the State is governed and, consequently, must be guaranteed. Therefore, “the mere fact that forms of expression are considered to be insulting to a public figure is not sufficient to justify the imposition of penalties (United Nations, 2011).”
Furthermore, under General Comment 34, all laws regarding defamation and the protection of the honor of public officials could potentially undermine freedom of expression and, subsequently, are incompatible with Article 19 of the ICCPR (United Nations, 2011). Hence, the Articles used by Luhut to charge Haris and Fatia, e.g., Article 27(3) (on the distribution of contents of affront) of the amended Information and Electronic Transactions Law and Articles 310 (on defamation) and 311 (on calumny) of the Criminal Code, should not be used due to their potential to create a climate of fear amongst citizens to exercise free speech (JPNN, 2021).
Indeed, Article 19 of the ICCPR allows for the limitation of freedom of expression. Nevertheless, such a restriction must follow two strict tests of necessity and proportionality, which Luhut failed to comply with (United Nations, 2011). The subpoena and the police report were unnecessary because Haris’ and Fatia’s criticism was aimed at a public official and based on research. The reasons for the former were already mentioned in the previous paragraphs. However, the rationales for the latter are more philosophical: research could only uncover truth partially. It is a way to verify the absolute truth. Suppose every study, due to its inability to unravel the holistic truth, would be criminalized. How many people will suffer from such practices and end up incapable of exercising their right to participate in academic activities or freely express their opinion?
Luhut also went overboard with the subpoena and the police report because they could harm Haris’ and Fatia’s mental and physical integrity. The harassment, intimidation, and stigmatization, as well as the potential of arrest, trial, or imprisonment, could be avoided had Luhut decided to answer Haris’ and Fatia’s criticism with data and transparency rather than criminalizing them.
How It Ought to Be: A Call to Action
Shreds of evidence have shown that Luhut’s decision to subpoenaed and filed a police report against two human rights defenders, Haris Azhar and Fatia Maulidiyanti, was groundless, uncalled for, and disproportionate. As such, I call upon the readers to urge:
Reference
Cabinet Secretariat of the Republic of Indonesia. (2021). Criticism is Form of Freedom of Expression, President Jokowi Says. Retrieved on September 23, 2021, from https://setkab.go.id/en/criticism-is-form-of-freedom-of-expression-president-jokowi-says/
JPNN. (2021). Ini Alasan Luhut Menyeret Haris Azhar & Fatia ke Polisi. Retrieved on September 23, 2021, from https://www.jpnn.com/news/ini-alasan-luhut-menyeret-haris-azhar-fatia-ke-polisi?page=3
Koalisi Bersihkan Indonesia. (2021). PEJABAT KOK SUKA SOMASI WARGA [Internal note].
KontraS. (2021). Ekonomi-Politik Penempatan Militer di Papua: Kasus Intan Jaya. Retrieved on September 23, 2021, from https://kontras.org/wp-content/uploads/2021/08/FA-LAPORAN-PAPEDA-SPREAD.pdf
United Nations. (2011). General Comment No. 34. Retrieved on September 23, 2021, from https://www2.ohchr.org/english/bodies/hrc/docs/gc34.pdf
Writer : Aldo Kaligis
IIS Fortnightly Review #8 | Edisi 15 – 31 Agustus 2021
/in Featured, News/by iis.fisipolOur eight edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this edition are:
• The Threatened Security in Afghanistan: The Taliban’s Politicisation and Objectification of the Afghan Women and Girls (J.D. Asmoro)
• Milk Tea Alliance: Youth Movements for The Better Future in Southeast Asia (M.S. Kemalsyah )
• Bipedalism of Global Tourism Trust Recovery: Review on Indonesian CHSE Certification and Vaccine Distribution (A.C.K. Putri)
• ‘Vulnerabilities Laid Bare’: The ILO Brief on Covid-19 and ASEAN Labour Maket (F. Tarissa)
Access the review through https://simpan.ugm.ac.id/s/jjSwVdIMabkIPb8
Beyond The Great Wall #16 : Memandang Cina dari Segi Kritis dan Krisis
/in News/by iis.fisipolJumat (27/08), Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan Forum Diskusi Beyond The Great Wall (BTGW) edisi #16 yang bertajuk “Memandang Cina Dari Segi Kritis dan Krisis”. Dalam kesempatan kali ini, IIS UGM mengundang 2 narasumber, yaitu Muhammad Zulfikar Rakhmat, Dosen serta Peneliti Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia dan Trystanto, Mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada.
Sesi dibuka oleh Zulfikar yang membahas mengenai tulisannya yang berjudul “Neo-Gramscianisme dan Geliat Tiongkok di Indonesia”. Lewat materinya, Zulfikar mengajak audiens untuk memandang dinamika hubungan diantara Indonesia dan Cina lewat sudut pandang Neo- Gramscian. Pada sesi kedua, Trystanto memaparkan materinya yang berjudul “China’s Demographic Crisis : The Coming Collapse of China?”, dan membahas mengenai problematika demografis yang dapat mengancam perkembangan Cina di masa depan.
Seusai sesi pemaparan oleh kedua narasumber, kegiatan ditutup dengan sesi diskusi yang berlangsung dengan kondusif.
Cangkir Teh #4 : Memahami Konsep Settler Colonialism : Studi Kasus Israel – Palestina
/in News/by iis.fisipolSelasa (24/08), Institute of International Studies Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) melangsungkan diskusi Cangkir Teh edisi keempat. Edisi kali ini mendiskusikan dan membedah lebih lanjut mengenai Konsep Settler Colonialism dengan menggunakan Studi Kasus Israel-Palestina. Dalam kesempatan ini, IIS UGM mengundang Kishino Bawono, Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan dengan spesialisasi studi Timur Tengah, berfokus pada isu Israel-Palestina. Dalam materinya, Kishino memaparkan mengenai latar belakang dari settler colonialism, perbedaan dan persamaannya dengan classical colonialism, kemudian masuk ke pembahasan studi kasus yakni memahami Israel sebagai sebuah settle colonial state. Terakhir, Kishino juga membahas hambatan yang ada untuk menyelesaikan isu settler colonialism di Israel-Palestina ini.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang berlangsung dengan kondusif dan peserta diskusi yang partisipatif.
Cangkir Teh | Memahami Konsep Settler Colonialism: Studi Kasus Israel-Palestina
/in Featured, News/by iis.fisipolSettler Colonialism atau kolonialisme pemukim adalah suatu bentuk penjajahan yang bertujuan untuk menggantikan masyarakat asli dari wilayah jajahan dengan masyarakat pemukim atau penjajah. Di dalam jenis kolonialisme ini, masyarakat asli tidak hanya terancam untuk kehilangan wilayah, namun juga cara kehidupan dan juga identitas yang telah dimiliki turun-temurun.
Berbagai contoh kolonialisme pemukim masih ada dan nyata hingga kini. Salah satunya adalah di Palestina, di mana pengusiran penduduk asli Palestina dari Tepi Barat masih terus terjadi dan sempat meletus menjadi suatu krisis internasional pada Mei lalu. Di bawah kolonialisme pemukim Israel, penduduk asli Palestina menghadapi berbagai ancaman eksistensial yang kerap kali difasilitasi oleh Israel.
Diskusi Cangkir Teh : Memahami Konsep Settler Colonialism: Studi Kasus Israel-Palestina akan diselenggarakan pada :
Tanggal : Selasa, 24 Agustus 2021
Waktu : 13.00 – 14.30 WIB
Tempat: Zoom Meeting
Pembicara:
• Kishino Bawono, Dosen Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan
Moderator:
• Cut Intan Auliannisa Isma, Program Manager Institute of International Studies (IIS) HI UGM
Registrasi dapat dilakukan melalui tautan bit.ly/CangkirTeh4
IIS Fortnightly Review #7 | Edisi 1 – 14 Agustus 2021
/in IIS Fortnightly Review, News/by iis.fisipolOur seventh edition of Fortnightly Review is out now! Articles featured in this edition are:
• Beyond Beijing-Jakarta: China’s Expanding Economic Partnerships with Indonesia’s Provinces (F. Tarissa)
• ‘We Dont’t Want This Anymore’: Guatemalans Strike Against Corruption Amidst the Pandemic (F. Tarissa)
• The Aftermath of South Africa’s Recent Unrest on Economic Recovery (F. Tarissa)
• Vaccine Passports Politics Amidst an Increasingly Polarized World (R.W Pradipta)
Access the review through https://simpan.ugm.ac.id/s/VnOFvOIgVAtGMS5
Commentaries : Signifikansi Traktat Pelarangan Senjata Nuklir bagi Perdamaian Dunia dan Urgensi Indonesia
/in Commentaries, News/by iis.fisipolTraktat Pelarangan Senjata Nuklir (Treaty on the Prohibition on Nuclear Weapons/TPNW) pertama kali diadopsi pada tahun 7 Juli 2017 untuk menjawab kebutuhan akan sebuah instrumen hukum yang dapat mengatur kepemilikan dan pengembangan senjata nuklir bagi negara-negara anggotanya. Berangkat dari kekhawatiran akan terulangnya tragedi kemanusiaan Hiroshima dan Nagasaki di tanggal 6 dan 9 Agustus 1945, TPNW diharapkan dapat menghentikan segala aktivitas yang berhubungan dengan senjata nuklir dan bermuara pada pemusnahan secara total.
Cara TPNW Bekerja
TPNW memiliki karakter yang unik jika dibandingkan dengan konvensi-konvensi pengaturan senjata nuklir yang telah ada sebelumnya, seperti Non-Proliferation Treaty (1968) dan konvensi tentang kawasan bebas-nuklir lainnya. Traktat ini tidak hanya melarang pengembangan, uji coba, pertukaran, penggunaan, dan penyimpanan senjata nuklir bagi negara anggota, tapi juga melarang mereka untuk menjadi ‘host’ bagi negara lain untuk melakukan aktivitas serupa. Selain itu, TPNW juga mengatur kewajiban negara membantu korban yang disebabkan oleh aktivitas nuklir, termasuk di antaranya memberi jaminan kesehatan, psikologis, dan tunjangan ekonomi.
Secara teknis, negara-negara dapat memilih untuk menghilangkan kepemilikan dan keterlibatan mereka dalam aktivitas senjata nuklir sebelum meratifikasi TPNW atau secara berangsur dan konsisten mengurangi aktivitas tersebut dalam kurun waktu yang telah disepakati. Setelah negara-negara tersebut berhasil melucuti fasilitas senjata nuklirnya, International Atomic Energy Agency (IAEA) akan memberlakukan pengamanan ketat guna menjamin benar-benar tidak ada lagi fasilitas yang tersisa untuk digunakan di masa depan.
Secara prinsip, TPNW bekerja dengan cara kolektif melalui pemberian stigma pada senjata nuklir dan pihak-pihak yang melakukan aktivitas terkait. Sejarah menunjukkan bahwa senjata-senjata yang telah mendapat larangan seiring berjalannya waktu akan semakin kehilangan status politisnya – membuat kebutuhan akan senjata tersebut semakin menurun, perusahaan persenjataan semakin sulit mendapat bantuan dana untuk pengadaan senjata nuklir, dan para investor juga harus berpikir ulang untuk berinvestasi pada sektor tersebut karena ada reputasi baik yang menjadi taruhan. Dalam jangka panjang, berkurangnya signifikansi kepemilikan senjata nuklir secara global dapat mewujudkan cita-cita diciptakannya TPNW, yakni pemusnahan total senjata nuklir yang mengancam perdamaian dunia.
Sifat kolektif TPNW tidak hanya terletak pada stigmatisasi senjata nuklir, tapi juga pada efektivitas pemberlakuannya. TPNW hanya dapat secara hukum mengikat negara-negara yang telah melakukan ratifikasi, terlepas traktat itu sendiri telah resmi berlaku sejak tanggal 21 Januari 2021. Sehingga, meskipun terhitung hari ini (9/8/2021) sudah ada 55 negara yang meratifikasi, butir-butir perjanjian yang termuat di dalam TPNW belum bisa berlaku secara menyeluruh. Hal inilah yang kemudian mendorong urgensi diratifikasinya TPNW oleh lebih banyak negara, terutama mereka yang memiliki kapasitas senjata nuklir yang besar dan secara aktif mengembangkannya, seperti Amerika Serikat, Rusia, Cina, Perancis, dan Inggris.
Namun, bukan berarti dukungan dari negara-negara yang tidak memiliki kapasitas serupa tidaklah penting. Senjata nuklir merupakan bencana yang dapat menimpa semua pihak tanpa diskriminasi. Dampak yang disebabkan oleh senjata nuklir tidak hanya memilih mereka yang mengibarkan perang, tapi juga mencakup rakyat sipil yang tidak bersalah dan lingkungan untuk jangka waktu yang panjang. Kompetisi pengembangan senjata nuklir juga mengakibatkan senjata ini semakin diminati sebagai strategi pertahanan negara – seperti yang pernah diungkapkan oleh PM Inggris, Boris Johnson, ketika mengumumkan keputusan untuk menambah hulu ledak nuklir Inggris. Sehingga, bukan tidak mungkin senjata ini akan diluncurkan jika perang terjadi di masa depan. Bukankah sejarah sudah membuktikannya?
Di samping itu, dukungan secara masif dari berbagai negara dapat menguatkan relevansi dari nilai-nilai yang terkandung dalam TPNW. Negara yang sebelumnya percaya bahwa senjata nuklir merupakan solusi pertahanan yang baik dapat berubah pikiran setelah menyaksikan banyaknya negara yang memutuskan untuk meratifikasi TPNW. Bukan hanya sekedar tidak lagi melihat senjata nuklir sebagai solusi, negara-negara ini juga dapat berempati kepada pihak-pihak yang ingin bebas dari momok tersebut dan merasa turut bertanggung jawab atas kemaslahatan orang banyak. Hal ini terbukti saat Perancis dan Cina bergabung ke dalam Non-Proliferation Treaty setelah beberapa dekade sebelumnya menunjukkan pertentangan.
Peran Indonesia
Indonesia tidaklah terkecuali. Indonesia merupakan salah satu saksi sejarah dan bagian dari sekelompok negara yang paling awal membubuhkan tanda tangan untuk TPNW pada tanggal 20 September 2017. Namun, hingga saat ini tindakan tersebut belum dilanjutkan oleh ratifikasi.
Pelucutan senjata nuklir seharusnya menjadi salah satu perhatian dan komponen penting dari politik luar negeri Indonesia yang seyogianya diikuti dengan tindakan nyata, yakni ratifikasi. Ratifikasi oleh Indonesia memiliki nilai dan pengaruh yang sangat signifikan bagi TPNW – meskipun saat ini Indonesia belum memiliki kapasitas senjata nuklir. Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah populasi sebanyak 260 juta jiwa. Jika diakumulasikan dengan total 1,08 miliar warga yang dinaungi oleh 55 negara peratifikasi TPNW lainnya, maka buah ratifikasi Indonesia dapat melindungi 1,34 miliar manusia dari ancaman perang nuklir di masa depan.
Indonesia juga terlibat aktif dalam berbagai organisasi internasional bergengsi, termasuk di antaranya G20 dan Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone (SEANWFEZ). Bergabungnya Indonesia ke dalam TPNW dapat mempengaruhi negara-negara lain untuk turut mengambil langkah serupa. Sebagai anggota SEANWFEZ sendiri, ratifikasi TPNW dapat dilihat sebagai upaya perluasan global dari tujuan awal dibentuknya organisasi tersebut, yakni mewujudkan Asia Tenggara sebagai kawasan bebas nuklir. Terlebih, jika dilihat dari perspektif keamanan, Indonesia bukanlah negara yang dapat duduk tenang bila penggunaan senjata nuklir menjadi lumrah di masa depan. Indonesia rawan akan konflik perbatasan serta aktivitas kejahatan transnasional. Alam Indonesia yang luas dan kaya juga akan sangat terdampak oleh segala bentuk aktivitas senjata nuklir.
Pada hakikatnya, meratifikasi TPNW bukanlah sekedar tentang kewajiban Indonesia untuk menjaga ketertiban dunia dan perdamaian abadi seperti yang telah diamanatkan oleh konstitusi UUD 1945, tapi juga merupakan bentuk tuntutan akan hak seluruh warga negara atas ruang hidup yang aman dan bebas dari ancaman eksistensial hingga generasi-generasi yang akan datang.
Referensi
Booth, W. (2021). Boris Johnson’s vision for post-brexit ‘Global Britain’ includes more nuclear weapons. Washington Post. https://www.nytimes.com/2020/10/25/world/americas/nuclear-weapons-prohibition-treaty.html
Gladstone, R. (2020). Treaty to prohibit nuclear weapons passes important threshold. The New York Times. https://www.nytimes.com/2020/10/25/world/americas/nuclear-weapons-prohibition-treaty.html
How the treaty works. (2021). ICAN. https://www.icanw.org/how_the_tpnw_works
Lovold, M. (2021). Why does the nuclear ban treaty matter. International Committee of the Red Cross. https://www.icrc.org/en/document/why-nuclear-ban-treaty-matters
Marin-Bosch, M. A nuclear weapons-free world: is it achievable? United Nations. https://www.un.org/en/chronicle/article/nuclear-weapons-free-world-it-achievable
Penulis : Cut Intan Auliannisa Isma
Commentaries : Bayang-Bayang Ancaman Senjata Nuklir 76 tahun setelah Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki
/in Commentaries, News/by iis.fisipolDilansir dari studi yang dilaksanakan oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), terhitung awal tahun 2021, ada sekitar 13.080 senjata nuklir di dunia. Jumlah ini merupakan akumulasi dari kepemilikan senjata nuklir oleh 9 negara, baik negara yang memiliki senjata nuklir secara sah (nuclear weapons states), yakni kelima negara anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB, maupun yang tidak sah (states with nuclear weapons) seperti India, Pakistan, Israel dan Korea Utara. Walaupun jumlah ini merupakan sebuah penurunan dari awal tahun 2020, terdapat peningkatan jumlah senjata nuklir yang saat ini dikerahkan dengan kekuatan operasional dari 3.720 hingga 3.825 (Global Nuclear Arsenals Grow as States Continue to Modernize, 2021). Sekitar 2.000 diantaranya yang merupakan milik Rusia atau Amerika Serikat masih disiagakan dan dapat setiap saat digunakan. Jumlah yang tidak sedikit ini merupakan sebuah peringatan bahwa ancaman senjata nuklir masih membayang-bayangi dunia, 76 tahun setelah pengeboman Hiroshima dan Nagasaki.
Pengembangan yang dilakukan oleh negara-negara pemilik senjata nuklir juga dapat dilihat dari penambahan arsenal dan peningkatan kualitas senjata nuklir mereka. Tiongkok baru-baru ini dilaporkan telah secara berangsur meningkatkan ukuran dan mendiversifikasikan komposisi arsenal nuklir mereka (China, 2021). Hal ini menambah kekhawatiran akan stabilitas dan keamanan internasional. Selain itu, mengacu Integrated Review of Security, Defence, Development and Foreign Policy yang dirilis pada bulan Maret 2021, Inggris melaporkan bahwa mereka memutuskan untuk meningkatkan jumlah persediaan hulu ledak nuklir sebanyak 260. Inggris menyatakan keputusan ini dilakukan karena kekhawatiran atas meningkatnya ancaman kontemporer, khususnya persaingan global dan proliferasi teknologi baru. Langkah yang dilakukan Inggris merupakan kemunduran dari janji Inggris pada tahun 2010 untuk mengurangi persediaan menjadi di bawah 180 pada pertengahan 2020.
Ketegangan geopolitik yang muncul antara negara-negara pemilik senjata nuklir juga dapat berperan pada meningkatnya ancaman senjata nuklir. Sebagai contoh, hubungan bilateral Amerika Serikat dan Rusia yang bersitegang, membuat kedua kepala negara tidak ragu untuk menggunakan senjata nuklir mereka apabila kepentingannya terganggu. Walaupun pada Juni 2021 ini Presiden Putin dan Presiden Biden telah setuju bahwa “nuclear war cannot be won and must never be fought (perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan oleh karena itu tidak boleh sampai dilakukan),” setahun lalu ketegangan kedua negara memunculkan narasi bahwa penggunaan senjata nuklir sangat memungkinkan. Mengamati kejadian ini, CEO NTI Ernest J. Moniz dan mantan senator Sam Nunn berpendapat bahwa “Not since the 1962 Cuban missile crisis has the risk of a U.S-Russian confrontation involving the use of nuclear weapons been as high as it is today (konfrontasi antara AS dan Rusia berkaitan dengan senjata nuklir tidak pernah setinggi hari ini sejak krisis misil Kuba pada tahun 1962).”
Kekhawatiran terhadap ancaman senjata nuklir juga didorong oleh kurangnya transparansi beberapa negara pemilik senjata nuklir. SIPRI memaparkan bahwa ketersediaan informasi tentang status persenjataan nuklir yang dapat dipercaya antara negara-negara pemilik senjata nuklir bervariasi. AS dan Inggris telah mengeluarkan cukup banyak informasi mengenai kemampuan nuklir mereka masing-masing. Sama seperti AS dan Inggris, Prancis juga melaporkan beberapa informasi penting mereka. Rusia menolak untuk membagi informasi persenjataan nuklir mereka secara terbuka, walaupun ada indikasi bahwa Rusia mengabarkan beberapa informasi ini kepada AS. Studi SIPRI juga menunjukkan bahwa Tiongkok lebih terbuka dalam melaporkan kekuatan persenjataan nuklir mereka dibandingkan beberapa tahun lalu, meskipun tidak diimbangi dengan informasi mengenai rencana pengembangannya di masa depan yang masih sangat sedikit. India dan Pakistan telah membuat pernyataan tentang uji coba rudal mereka, namun informasi tentang status atau ukuran persenjataan nuklir yang dimiliki tetap dirahasiakan. Sama seperti India dan Pakistan, Korea Utara juga mengakui uji coba rudal dan senjata nuklir telah dilaksanakan, namun tidak memberikan informasi mengenai kapasitas senjata nuklir mereka. Sesuai dengan kebijakan lamanya, Israel hingga saat ini tidak mengomentari persenjataan nuklir mereka. Kurangnya transparansi dari negara-negara pemilik senjata nuklir dan tidak terprediksinya ketegangan geopolitik yang mungkin muncul, berperan terhadap meningkatnya rasa takut akan munculnya perang nuklir lain.
Peristiwa Hiroshima dan Nagasaki yang menewaskan sekitar 129.000 hingga 226.000 orang yang kebanyakan adalah warga sipil merupakan pengingat betapa destruktif dan berbahayanya perang nuklir. Harapan para warga sipil bergantung pada rasionalitas kepala negara untuk terus mengingat dampak dari perang nuklir dan menahan diri untuk menggunakan senjata nuklir yang dimiliki sebagai senjata perang. Akan tetapi kekhawatiran muncul di tahun 2018 silam ketika Donald Trump yang saat itu masih menjabat sebagai presiden AS, tidak ragu melontarkan ancaman untuk menyerang negara lain dengan senjata nuklirnya. Trump menanggapi pernyataan pemimpin Korea Utara –Kim Jong Un – bahwa “[the] Nuclear Button is always on my table (Tombol Nuklir selalu berada di atas meja saya),” dengan cuitan “…I too have a Nuclear Button, but it is a much bigger and more powerful than his, and my Button works! (Saya juga memiliki Tombol Nuklir, yang lebih besar dan lebih kuat dari miliknya, dan Tombol saya bekerja).” Tidak ragunya kepala negara dalam melontarkan ancaman untuk menggunakan Tombol Nuklir mereka dan memulai perang nuklir di abad ke 21, terus mengingatkan bahwa selama senjata nuklir masih ada dan terus dikembangkan maka dunia masih berada dibawah ancaman perang nuklir.
Studi survei yang dilaksanakan oleh International Committee of the Red Cross (ICRC) terhadap lebih dari 16.000 generasi milenial (responden berumur antara 20-35) di 16 negara yang dibagi menjadi negara yang mengalami perang atau konflik dan negara yang tidak, menunjukkan bahwa kekhawatiran akan pecahnya perang nuklir masih membayangi generasi milenial. Menurut hasil studi yang bertajuk Millennials on War, 54% responden meyakini bahwa senjata nuklir masih akan digunakan sebagai alat pe