Panjang Umur Perlawanan? Refleksi Aksi Nirkekerasan di Indonesia dan Dunia 2022 [Stepping Up the Good Fight Stepping Up the Good Fight? Nonviolent Resistance in Indonesia and the World 2022] –Available in Bahasa and English

Tahun 2022 mungkin akan diingat sebagai tahun di mana dunia mulai lepas dari cengkeraman pandemi tetapi semakin dalam masuk jeratan otokratisasi. Warga sipil di berbagai belahan dunia – termasuk di Utara – berhadapan dengan penyusutan civic space dalam skala yang tidak terbayang sebelumnya. Menyusul pemberlakuan aneka aturan perundangan dan kooptasi berbagai lembaga negara, semakin mudah bagi banyak rezim menjustifikasi langkah-langkahnya, yang dalam standar demokrasi terbilang represif. Di tengah melonggarnya aneka pembatasan di masa pandemi, kita membayangkan bahwa semakin mudah pula bagi warga mengorganisir diri guna memukul balik laju otokratisasi. Benarkah demikian?

Edisi ketiga refleksi tahunan Damai Pangkal Damai (DPD) ini kembali mengetengahkan empat segmen, masing-masing mengenai Indonesia, gerakan maksimalis di berbagai negara, perjuangan berbasis isu di tingkat global, serta kajian khusus. Segmen pertama menyoroti stagnasi perlawanan di Indonesia tahun 2022, dengan menekankan pada lima tren serta ajakan membangun beberapa infrastruktur perlawanan. Segmen kedua mengelaborasi bagaimana banyak gerakan maksimalis yang berorientasi menjatuhkan rezim otoriter cenderung meredup sepanjang 2022, atau berubah menjadi gerakan reformis. Segmen ketiga merayakan semakin maraknya gerakan keadilan iklim, kesetaraan perempuan, serta kesejahteraan buruh yang diusung di berbagai penjuru dunia. Sementara itu, segmen keempat memantik diskusi mengenai peran pertahanan sipil nirkekerasan dalam menghadapi agresi militer negara lain – mengambil inspirasi dari kegigihan warga sipil Ukraina mengadang invasi Rusia.

untuk lebih lanjut, silakan unduh file Panjang Umur Perlawanan? Refleksi Aksi Nirkekerasan di Indonesia dan Dunia 2022 di bawah ini :

 

Download in Bahasa Version

Download in English Version

 


 

[Damai Pangkal Damai] Pushing Back Autocratization : Nonviolent Resistance in Indonesia and the World 2021

Damai Pangkal Damai (DPD) is the first database project that focuses on nonviolent actions in Indonesia throughout the Reformasi era. Initiated in 2016, DPD is managed by the Institute of International Studies (IIS) — the research and advocacy arm of the Department of International Relations, Universitas Gadjah Mada. It publishes weekly infographics, monthly kaleidoscopes, and annual reflections on nonviolent resistance in Indonesia and the world, as well as a regular podcast highlighting the journeys of peace activists. This second edition of DPD’s annual reflections comes at a time where democracy backsliding (autocratization!) is picking up its speed. DPD believes that defending democracy is not just about strengthening the structures underpinning it (fair elections, separation of power, free press, etc.,). It is also — and perhaps, mostly — about fortifying the cultural components of democracy, including the civil society’s preferences and skills in waging nonviolent resistance. DPD extends its gratitude to Samsu Rizal Panggabean, Aghniadi, Arie Rostika Utami, Brigitta Kalina T.H., Ceng Husni Mubarak, Cut Intan Auliannisa Isma, Erica Chenoweth, Ihsan Ali-Fauzi, Jacky Manuputty, Jamila Raqib, Luqman-nul Hakim, Maurizka Callista, M. Scessardi Kemalsyah, Maulida Raviola, Michael Beer, Nurhawira Gigih Pramono, Novi Kurnia, Pandu Raka Pangestu, Puri Kencana Putri, Sana Jaffrey, Sandra Hamid, Treviliana Eka Putri, Veronique Dudouet, and Zainal Abidin Bagir. 

Click here to download the file.

[Damai Pangkal Damai] Mengadang Otokratisasi : Refleksi Perlawanan Nirkekerasan di Indonesia dan Dunia 2021

Damai Pangkal Damai (DPD) adalah proyek pangkalan data pertama yang mengkhususkan diri pada aksi nirkekerasan di Indonesia era Reformasi. Diinisiasi pada tahun 2016, DPD bernaung di Institute of International Studies (IIS), sayap riset dan advokasi Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada. Pangkalan data DPD mencatat aksi-aksi nirkekerasan yang terjadi di Indonesia mulai 1999 hingga saat ini. Secara berkala, DPD meluncurkan siniar yang menampilkan para PNS — Pekerja Nirkekerasan Sehari-hari. DPD juga menerbitkan infografis mingguan, kaleidoskop bulanan, dan refleksi tahunan mengenai perlawanan nirkekerasan di Indonesia dan dunia. Refleksi tahunan yang mulai terbit sejak 2021 ini diharapkan menjadi rujukan bagi pihak-pihak yang berkomitmen memperkuat demokrasi. DPD percaya bahwa konsolidasi demokrasi tidak hanya diperjuangkan dengan memperkuat struktur demokrasi (pemisahan eksekutif-legislatif-yudikatif, pers yang bebas, pemilu yang luber dan jurdil, dan lainnya) tetapi juga dengan memperkuat kultur demokrasi – termasuk di dalamnya preferensi dan keterampilan aktor masyarakat sipil dan negara dalam berkontestasi secara nirkekerasan. 

Unduh dokumen di sini.

DPD #1

Public speeches. Ini adalah metode #1 dari 198 metode nirkekerasan a la Gene Sharp. Ia masuk dalam kategori “protes dan persuasi.” .
Sepanjang sejarah, ada banyak pidato monumental yang berhasil menggerakkan ribuan orang untuk melawan.

Ada pidato “Freedom or Death” dari Emmeline Pankhurst yang menjadi semangat gerakan suffragette; ada pidato “I Have a Dream” dari Martin Luther King, Jr. yang mendorong diakhirinya segregasi rasial di Amerika Serikat; ada pidato Paus Paulus Yohannes II yang memotori gerakan Solidaritas di Polandia dan runtuhnya komunisme; dll.
.

Simak 195 metode nirkekerasan lainnya di #DamaiPangkalDamai, setiap Senin malam, melalui @iis_ugm 

DPD #2

Letter of opposition or support. Ini adalah metode #2 dari 198 metode nirkekerasan a la Gene Sharp. Ia masuk dalam kategori “protes dan persuasi.”
.
Simak 196 metode nirkekerasan lainnya di #DamaiPangkalDamai, setiap Senin malam, melalui @iis_ugm

 

DPD #3

Declaration by Organizations and Institutions. Ini adalah metode #3 dari 198 metode nirkekerasan a la Gene Sharp. Ia masuk dalam kategori “protes dan persuasi.” 
. 
Tuntutan atau dukungan yang dideklarasikan organisasi atau institusi biasanya menjadi pedoman sikap dan perilaku bagi para anggota atau warganya. Ia juga berpeluang menggerakkan organisasi dan institusi lain, atau bahkan masyarakat luas. 
. 
Simak 195 metode nirkekerasan lainnya di #DamaiPangkalDamai, setiap Senin malam, melalui @iis_ugm 

DPD #4

Signed Public Statements. Ini adalah metode #4 dari 198 metode nirkekerasan a la Gene Sharp. Ia masuk dalam kategori “protes dan persuasi.” 
. 
Pernyataan yang ditujukan kepada masyarakat luas, pihak yang dilawan, atau keduanya. Pernyataan akan menjadi lebih kuat gaungnya, ketika mencantumkan dengan jelas siapa saja yang mendukungnya. 
. 
Simak 194 metode nirkekerasan lainnya di #DamaiPangkalDamai, setiap Senin malam, melalui @iis_ugm 

DPD #5

Declarations of Indictment and Intention. Ini adalah metode #5 dari 198 metode nirkekerasan a la Gene Sharp. Ia masuk dalam kategori “protes dan persuasi.”
.
Secara eksplisit, deklarasi ini mendakwa aktor-aktor kunci dalam status quo dan menyerukan tatanan baru. Dakwaan dan seruan ini diharapkan mampu mendorong rakyat memindahkan loyalitas mereka dari rezim/sistem yang lama ke yang baru.
.
Simak 193 metode nirkekerasan lainnya di #DamaiPangkalDamai, setiap Senin malam, melalui @iis_ugm

DPD #6

Group or Mass Petitions. Ini adalah metode #6 dari 198 metode nirkekerasan a la Gene Sharp. Ia masuk dalam kategori “protes dan persuasi.”

Petisi, atau tuntutan yang ditandatangani, dapat disampaikan oleh anggota kelompok tertentu atau oleh massa secara luas. Salah satu yang paling monumental dalam sejarah kita adalah Petisi 50, yang merupakan ungkapan keprihatinan 50 tokoh nasional, termasuk di dalamnya Ali Sadikin (mantan gubernur Jakarta), A.H. Nasution (mantan Kepala StafAngkatan Bersenjata), Hoegeng Imam Santoso (mantan Kapolri) dan Muhammad Natsir (mantan Perdana Menteri). Petisi ini mengkritisi Soeharto yang dianggap mempersonifikasi Pancasila, mempolarisasi masyarakat menjadi mereka yang ingin melestarikan Pancasila versus yang ingin menggantinya, serta memposisikan ABRI untuk berpihak.

Di era digital ini, banyak petisi yang diedarkan online, misalnya yang menuntut pengungkapan pembunuh Munir, yang mendukung pelaksanaan pemilihan kepala daerah langsung, yang meminta dicabutnya Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, dan lain-lain.

Sudahkah Anda menandatangani petisi bulan ini?

DPD #7

Slogans, caricatures, and symbols. Ini adalah metode #7 dari 198 metode nirkekerasan a la Gene Sharp. Ia masuk dalam kategori protes dan persuasi.

Masih ingat slogan “Jogja Ora Didol,” karikatur terbitan “Panji Koming,” dan simbol “Cicak versus Buaya?” Pesan-pesan mereka mudah diingat dan direplikasi sehingga berhasil menjangkau audiens yang sangat luas.

Apa slogan, karikatur, dan simbol perlawanan favoritmu?