Entries by iis.fisipol

IIS Fortnightly Review #32 | Edisi 1 – 15 September 2022

Fortnightly Review has now reached its 32nd edition and it’s now out for you to read! Articles featured in this episode are:

– An Indonesia Attempt to Create Peace and Stability: The 31st Workshop on Managing Potential Conflicts in The South China Sea (D. Lanek, IR UGM)
– Chile’s Constitution Reform: Rocky Roads for Chile’s Progressive Wing (O. B. Saputra, IR UGM)
– Does Cuba Begin Its Economic Liberalization? (R. Arpandy, IR UNRI)
– Marcos’ Independent Foreign Policy: How The Philippines Realigns Partnerships to Confront Regional Security Challenges (A. Ramadhani, IR UGM)

Access them through bit.ly/FRW1September 

IIS Fortnightly Review #31 | Edisi 1-15 Agustus 2022

Fortnightly Review has now reached its 31st edition and it’s now out for you to read! Articles featured in this episode are:

– The Rising Of China-Taiwan Geopolitical Tension: A New Challenge for Indonesia’s Economy (M.C. Widyatmojo)
– Monkeypox: The Reality of Global Health Inequality (F.O. Panjaitan)
– The International Monetary Fund’s New Formula: Is Surcharge Still Necessary? (T.P. Az-Zahra)

Access them through bit.ly/FRW1Agustus 

[IIS RECAP] FGD Series G20 #4 : Diversifikasi Energi dan Tantangan Transisi ke Energi Bersih di Tengah Realisme (Geo) Politik

Jumat, (5/08) lalu Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) dan Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian kepada Masyarakat FISIPOL UGM (UP3M) menyelenggarakan edisi keempat dari Focus Group Discussion (FGD) seri FGD FISIPOL UGM untuk Presidensi Indonesia G-20. Edisi kali ini mengangkat tema mengenai “Diversifikasi Energi dan Tantangan Transisi ke Energi Bersih di Tengah Realisme (Geo) Politik”.

Dalam edisi terakhir seri FGD G20 kali ini, IIS UGM mengundang Sularsih (Koordinator Kerja Sama Migas Dirjen Migas), Muhammad Takdir (Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri), dan Elrika Hamdi (Energy Finance Analyst, Institute for Energy Economics and Financial Analysis/IEEFA). Dr. Nanang Indra Kurniawan (Departemen Politik dan Pemerintahan, FISIPOL UGM) dan Raras Cahyafitri, M.Sc (Departemen Ilmu Hubungan Internasional, FISIPOL UGM) dipercaya mendampingi para narasumber sebagai moderator.

Diskusi dibuka oleh Ibu Sularsih yang membahas mengenai upaya-upaya Indonesia dalam merespon isu diversifikasi energi dan tantangan transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan. Sesi dilanjutkan oleh Pak Takdir yang membahas mengenai tantangan, masalah dan kesempatan bagi Indonesia, serta isu pendanaan dan investasi yang dibutuhkan Indonesia. Bu Elrika melanjutkan pembahasan dengan mengangkat tema investasi dan pendanaan, karena negara berkembang membutuhkan modal untuk melakukan transisi energi

Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.

Seri FGD G20 | Diversifikasi Energi dan Tantangan Transisi ke Energi Bersih di Tengah Realisme (Geo) Politik

Jumat (5/08) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerjasama dengan Departemen Hubungan Internasional UGM, Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat (UP3M) FISIPOL UGM , dan G20 Indonesia menyelenggarakan seri FGD (Focus Group Discussion) seri G20 yang bertajuk “Diversifikasi Energi dan Tantangan Transisi ke Energi Bersih di Tengah Realisme (Geo) Politik“. Dalam kesempatan tersebut, IIS UGM mengundang Sularsih, (Perwakilan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM), Muhammad Takdir (Kepala Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri), dan Elrika Hamdi (Energy Finance Analyst, Institute for Energy Economics and Financial Analysis/IEEFA) sebagai narasumber. Untuk mendampingi para pembicara, IIS UGM mengundang Dr. Nanang Indra Kurniawan (Departemen Politik dan Pemerintahan, FISIPOL UGM) dan Raras Cahyafitri, M.Sc (Departemen Ilmu Hubungan Internasional, FISIPOL UGM) sebagai Chair dan Co-Chair.

Dalam kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam tersebut, diskusi berlangsung dengan lancar dan kondusif

[IIS RECAP] FGD Series G20 #3 : “Transformasi Digital Global Dalam Agenda G20: Menuju Pembangunan Ekonomi Digital Yang Inklusif dan Berkelanjutan”

Jumat, (29/07) lalu Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) dan Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian kepada Masyarakat FISIPOL UGM (UP3M) menyelenggarakan edisi ketiga dari Focus Group Discussion (FGD) seri FGD FISIPOL UGM untuk Presidensi Indonesia G-20. Edisi kali ini mengangkat tema mengenai “Transformasi Digital Global Dalam Agenda G20: Menuju Pembangunan Ekonomi Digital Yang Inklusif dan Berkelanjutan”.

Dalam edisi kali ini IIS UGM mengundang empat narasumber untuk membagikan ilmunya seputar isu Transformasi Digital Global, yaitu Nabilah Nur Abiyanti (Koordinator Divisi Riset Institute of International Studies, UGM), Dr. Ir. I Nyoman Adhiarna, M. Eng. (Direktur Ekonomi Digital Kementerian Kominfo), Rofi Uddarojat (Head of Public Policy and Government Relations in Indonesian E-Commerce Association/IdEA) dan Wahyudi Djafar (Peneliti Kebijakan Digital). Sebagai moderator, IIS UGM mengundang Muhammad Irfan Ardhani, MIR.  (Dosen Departemen Hubungan Internasional, FISIPOL UGM) untuk mendampingi keempat pembicara

Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.

Seri FGD G20 | Transformasi Digital Global Dalam Agenda G20: Menuju Pembangunan Ekonomi Digital Yang Inklusif dan Berkelanjutan

Jumat (29/07) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerjasama dengan Departemen Hubungan Internasional UGM, Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat (UP3M) FISIPOL UGM , dan G20 Indonesia menyelenggarakan seri FGD (Focus Group Discussion) seri G20 yang bertajuk “Transformasi Digital Global Dalam Agenda G20: Menuju Pembangunan Ekonomi Digital Yang Inklusif dan Berkelanjutan” sebagai bagian dari rangkaian kegiatan seri presidensi G20 Indonesia. Pada kesempatan tersebut, IIS UGM mengundang Nabilah Nur Abiyanti (Koordinator Divisi Riset Institute of International Studies, UGM), Dr. Ir. I Nyoman Adhiarna, M. Eng. (Direktur Ekonomi Digital Kementerian Kominfo), Rofi Uddarojat (Head of Public Policy and Government Relations in Indonesian E-Commerce Association/IdEA) dan Wahyudi Djafar (Peneliti Kebijakan Digital). Untuk mendampingi para narasumber, IIS UGM mengundang Muhammad Irfan Ardhani, MIR (Dosen Departemen Hubungan Internasional, FISIPOL UGM) yang berperan sebagai chair.

Dalam kegiatan yang berlangsung selama kurang lebih 2 jam tersebut, para narasumber dan chair berdiskusi mengenai aspek transformasi digital sebagai bagian dari agenda G20. Acara berlangsung dengan lancar dan kondusif

Beyond The Great Wall #21 : Cina dan Diplomasi Kebudayaan

Jumat (29/07) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) telah menyelenggarakan edisi ke#21 dari Forum Diskusi Beyond The Great Wall atau BTGW. Dalam acara yang bertajuk “Cina dan Diplomasi Kebudayaan” tersebut, IIS UGM mengundang Arif Darmawan, Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman untuk membawakan materinya yang berjudul “Cultural Soft Power: Diplomasi Publik Cina Melalui Confucius Institute”. Sebagai moderator, IIS UGM mengundang Lucke Haryo Saptoaji, Staff Publikasi IIS UGM.

Sesi pemaparan materi yang menarik mengenai Diplomasi Cina lewat perantara Confucius Institute kemudian diikuti oleh sesi diskusi yang berjalan dengan lancar dan kondusif

IIS Fortnightly Review #30 | Edisi 2 Juli 2022

Fortnightly Review has now reached its 30th edition and it’s now out for you to read! Articles featured in this episode are:

– Economic Problems and Conflict in Indonesia’s G20 Presidency: Challenges for a ‘Free and Active’ Foreign Policy (D. Nabila)
– Sri Lanka Crisis: Civil Movements and the Needs for Progressive Changes (G.E. Sinaga)
– Cybersecurity in the Midst of Growing E-Commerce Market in Indonesia (E.D. Widiastuti)

Access them through bit.ly/FRW2Juli

[IIS RECAP] Beyond The Great Wall #21 : “Cina dan Diplomasi Kebudayaan”

Jumat, (29/07) lalu Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) telah menyelenggarakan edisi ke -21 dari forum diskusi Beyond The Great Wall (BTGW). Dalam edisi yang bertemakan “Cina dan Diplomasi Kebudayaan” kali ini, IIS UGM mengundang Arif Darmawan, Dosen Ilmu Hubungan Internasional Universitas Jenderal Soedirman. Lucke Haryo Saptoaji, staf divisi publikasi IIS UGM dipercaya untuk mendampingi Arif sebagai moderator.

Arif membawakan materinya yang bertajuk “Cultural Soft Power : Diplomasi Publik Cina Melalui Confusius Institute”, dan menelaah bagaimana Confucius Institute yang memiliki 525 cabang di 126 negara di seluruh dunia berperan sebagai sarana diplomasi kebudayaan bagi Cina, termasuk di Indonesia. Dalam proses tersebut, Confucius Institute menjadi sarana di masing-masing negara tuan rumah untuk mempelajari budaya dan sejarah Cina, sembari membangun citra positif untuk CIna.

Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.

[IIS RECAP] FGD Series G20 #2 : Reformasi Arsitektur Kesehatan Global: Menuju Tata Kelola Kesehatan yang Setara dan Berkeadilan”

Jumat, (15/07) lalu  Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (FISIPOL UGM) dan Unit Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian kepada Masyarakat FISIPOL UGM (UP3M) menyelenggarakan edisi kedua Focus Group Discussion (FGD)  dari serial FGD FISIPOL UGM untuk Presidensi Indonesia G-20. Edisi kali ini bertemakan “Reformasi Arsitektur Kesehatan Global: Menuju Tata Kelola Kesehatan yang Setara dan Berkeadilan”.

Dalam edisi kali ini IIS UGM mengundang 3 narasumber untuk membagikan ilmunya seputar isu reformasi arsitektur kesehatan global. Sebagai narasumber pertama, IIS UGM mengundang Dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid (Juru Bicara G20 Health Working Group). Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D (Ketua Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan; Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM) menjadi narasumber kedua, dan Dr. Yoko Ratnasari (Deputy Medical Coordinator, Médecins Sans Frontières Indonesia) menjadi narasumber ketiga. Mendampingi ketiga narasumber, Dr. Muhammad Rum, (Dosen Departemen Hubungan Internasional, FISIPOL UGM) menjadi moderator dalam kesempatan kali ini.

Dr. Siti membuka pembahasan dengan tema “Keterbatasan Tata Kelola Global Saat Ini dan Kepentingan Negara-Negara Selatan”. dalam kesempatan tersebut, beliau menekankan tiga prioritas utama bagi Indonesia, yaitu  membangun ketahanan kesehatan global, harmonisasi protokol kesehatan global serta  memperluas pusat manufaktur dan penelitian global untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respon pandemi. Dr. Yoko melanjutkan sesi diskusi dengan mengangkat mengenai tema “Keterbatasan Tata Kelola Kesehatan Global” dan menyoroti isu-isu yang membatasi efektifvitas tata kelola kesehatan global saat ini, terutama di era pandemi. Prof Laksono menutup sesi pemaparan dengan pembahasan mengenai Global Health Architecture Challenges, dan menyoroti tantangan tantangan bagi GHA, yang saat ini dinilai penuh sesak dan kurang terkoordinasi.

Dalam acara yang berlangsung secara daring di platform ZOOM Meeting IIS UGM selama kurang lebih dua jam tersebut, peserta diskusi secara antusias mendengarkan pemaparan narasumber, dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi tanya jawab yang berjalan dengan kondusif.