Entries by iis.fisipol

 [RECAP] STAIR #02 : The Politics of Music in IR

Kamis (6/04) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan edisi kedua dari seri diskusi STAIR (Science, Technology and Arts in International Relations), program komunitas epistemik terbaru IIS UGM yang berfokus kepada keterkaitan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni pada studi Hubungan Internasional.

Pada edisi kedua webinar STAIR yang bertajuk “The Politics of Music in IR” kali ini, IIS UGM mengundang Dr. Jay Afrisando (Komposer dan Seniman Multimedia) dan Dr. Ahmad Rizky M. Umar (Sessional Lecturer University of Queensland) untuk membahas mengenai aspek kesenian, khususnya musik dalam isu – isu Hubungan Internasional. Suci Lestari Yuana (Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional dan inisiator program STAIR) berperan sebagai Host dan Moderator.

Acara dimulai pada pukul 08.00 dan berakhir pada 10.00 WIB.  Acara berjalan dengan lancar dan diikuti dengan sesi diskusi yang kondusif serta produktif.

[RECAP] Beyond The Great Wall #25 : Melihat Cina Setelah Kebijakan Nol-Covid: Internal dan Eksternal

Senin (20/03) lalu, Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan edisi ke 25 dari forum diskusi Beyond The Great Wall (BTGW) dan edisi perdana dari BTGW Roadshow, yang diadakan di kampus – kampus Universitas partner UGM. Dalam edisi perdana BTGW Roadshow kali ini, IIS UGM bekerjasama dengan Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta selaku tuan rumah. Bertempat di Laboratorium Organisasi Internasional UPN “Veteran” Yogyakarta, edisi kali ini mengangkat tema “Melihat Cina Setelah Kebijakan Nol-Covid: Internal dan Eksternal”, Kegiatan ini juga disiarkan secara hybrid lewat Zoom Meeting IIS UGM.

Sebagai narasumber, IIS UGM dan UPN “Veteran” Yogyakarta mengundang Dr. Nur Rachmat Yuliantoro (Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada dan inisiator forum diskusi Beyond The Great Wall) dan Hikmatul Akbar SIP, MSi, PhD (cand), CMe (Dosen Senior Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN “Veteran” Yogyakarta).  Melaty Anggraini, MA. (Dosen Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN “Veteran” Yogyakarta) berperan mendampingi kedua pembicara sebagai narasumber.

 

 

Sesi dibuka dengan pemaparan materi oleh Bapak Hikmatul Akbar yang membawakan materi berjudul Otonomi Daerah dalam Negara Kesatuan: Belajar dari Cina”.  Dalam materinya, dibahas mengenai daerah-daerah otonom di Cina, dan bagaimana pemerintah Cina memberikan ruang kepada etnis-etnis minoritas di daerah tersebut untuk mendapatkan haknya sebagai warga negara, dan berhasil mengatasi ide etnisitas dan separatisme dengan kesejahteraan dan pembangunan. Setelah memandang aspek internal dari Cina, Bapak Rachmat mengajak para peserta memandang aspek eksternal lewat presentasinya yang berjudul Cina Memandang Dunia : A Responsible Great Power?, dan memandang upaya-upaya yang dilakukan CIna sebagai Great Power untuk mengatasi berbagai isu internasional seperti konflik Rusia dengan Ukraina, serta bagaimana Cina harus membendung framing negatif dari negara – negara Barat.

 

Seusai pemaparan oleh kedua pembicara, sesi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dibagi kedalam dua sesi. Para mahasiswa UPN “Veteran’ Yogyakarta yang hadir turut mengajukan pertanyaan dengan antusias dan berpartisipasi secara aktif dalam sesi diskusi. Setelah closing statement oleh kedua pembicara dan penutupan oleh moderator, acara ditakhiri dengan sesi foto bersama peserta dan pembicara.

[RECAP] STAIR #01 : The Politics of Metaverse

Jumat (17/03) lalu Institute of International Studies Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan edisi pertama dari forum diskusi bulanan Sciences, Technology and Art in International Relations atau STAIR. STAIR merupakan program komunitas epistemik baru IIS UGM yang berfokus pada keterkaitan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni pada studi Hubungan Internasional. Dalam edisi perdananya kali ini, diskusi STAIR akan membahas mengenai aspek politik dalam Multiverse dalam webinar yang bertajuk “Politics in Multiverse”.

 

Dalam edisi kali ini, IIS UGM menghadirkan Suci Lestari Yuana (Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional UGM dan inisiator program STAIR) sebagai host sekaligus moderator diskusi. Sebagai narasumber untuk membahas mengenai politik dalam Multiverse, IIS UGM menghadirkan Antovany Reza Pahlevi (Chief Evangelist Shinta VR) dan Arindha Nityasari (Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional UGM). Sesi dibuka dengan sambutan, pengenalan program STAIR dan pengantar diskusi oleh Suci, sebelum dilanjutkan oleh pemaparan singkat oleh kedua narasumber. Antovany membahas mengenai signifikansi serta prospek dari dunia virtual dan Multiverse, sekaligus membahas sedikit mengenai sejarah dari Shinta VR. Melanjutkan Antovany. Arindha membahas mengenai multiverse dan dunia virtual lewat perspektif HI, dan bagaimana ilmu HI dapat diterapkan dalam ranah dunia virtual.

Seusai pemaparan singkat oleh kedua narasumber, sesi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang berlangsung dengan cukup aktif dan kondusif, dimana banyak peserta mengajukan pertanyaan kepada kedua narasumber. Acara ditutup dengan closing statement singkat oleh kedua narasumber dan moderator, yang juga mengajak para peserta untuk bergabung ke dalam  komunitas epistemik STAIR dan membahas mengenai isu isu lain yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni dalam Hubungan Internasional dalam edisi – edisi STAIR selanjutnya.

Edisi pertama ini mengawali edisi-edisi diskusi STAIR berikutnya dengan tema yang tidak kalah menarik

[RECAP] Forum Reviu Kebijakan Luar Negeri “Diplomasi Kesehatan Indonesia di Kawasan Amerika dan Eropa : Amerika Serikat, Belanda, Jerman dan Swiss”

Kamis (16/03) lalu, Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN) Kementerian Luar Negeri bekerja sama dengan Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menyelenggarakan acara luring Forum Reviu Kebijakan Luar Negeri “Diplomasi Kesehatan Indonesia di Kawasan Amerika dan Eropa : Amerika Serikat, Belanda, Jerman dan Swiss” di Ruang Auditorium Lt. IV, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) Universitas Gadjah Mada. Acara ini merupakan inisiatif BSKLN Kemlu untuk mereviu kebijakan luar negeri Pemerintah Indonesia, dan dalam kesempatan kali ini mengangkat tema diplomasi kesehatan yang telah dilakukan pemerintah Indonesia di kawasan Amerika dan Eropa.

Acara dibuka oleh Dr. Mohammad Zakaria Al Anshori (Pusat SKK Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri) selaku moderator, yang kemudian membacakan CV dan memperkenalkan Dr. Luqman Nul Hakim (Direktur IIS UGM dan Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional) untuk menyampaikan sambutannya sekaligus menandai dibukanya acara Forum Reviu Kebijakan Luar Negeri. Untuk sesi paparan, Ibu Spica A. Tutuhatunewa (Kepala Pusat SKK Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri) hadir mempresentasikan kajiannya terkait pencapaian diplomasi Indonesia di kawasan Amerika dan Eropa.

 

Setelah pemaparan oleh Bu Spica, acara dilanjutkan oleh sesi tanggapan diskusi, dimana IIS UGM dan BSKLN Kementerian Luar Negeri menghadirkan Dr. Yodi Mahendradhata M.Sc. Ph.D., FRSPH (Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM), Bapak Herwening Weji Kalpiko, S.E., MM., AK (Perwakilan PT Bio Farma) dan Drs. Muhadi Sugiono, MA. (Dosen dan Peneliti Senior IIS UGM/ Departemen Ilmu Hubungan Internasional UGM). Dr. Yodi memaparkan paparan materinya yang berjudul “Diplomasi Indonesia untuk Resiliensi Kesehatan Global” dan membahas mengenai tantangan dan langkah yang bisa diambil oleh Indonesia untuk meningkatkan tingkat resiliensi kesehatan global, termasuk dalam aspek vaksin. Bapak Herwening melanjutkan dengan paparannya yang membahas mengenai peran penting dari Bio Farma sebagai BUMN di bidang kesehatan dalam mendukung diplomasi kesehatan yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia. Terakhir Pak Muhadi turut menyampaikan tanggapannya lewat paparan materinya yang bertajuk “Tanggapan atas Reviu Kebijakan Mandiri Pusat Strategi Kebijakan Kawasan Amerika dan Eropa”, dan menyoroti signifikansi diplomasi kesehatan sekaligus menyampaikan beberapa masukan dan saran terhadap kajian dari BSKLN Kementerian Luar Negeri.

 

Sesi tanggapan diskusi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab/diskusi, dimana para peserta yang hadir diberikan kesempatan untuk bertanya kepada para narasumber. Dalam sesi diskusi yang dibagi kedalam 2 kloter, para partisipan menunjukkan keaktifannya dengan menyampaikan beberapa pertanyaan dan saran yang direspon secara positif oleh para narasumber. Seusai sesi diskusi, acara ditutup dengan closing statement oleh para narasumber, penutup singkat oleh moderator dan Dr. Luqman Nul Hakim dan penyerahan souvenir oleh BSKLN Kementerian Luar Negeri.

 

 

 

 

Secara umum acara Forum Reviu Kebijakan Luar Negeri “Diplomasi Kesehatan Indonesia di Kawasan Amerika dan Eropa : Amerika Serikat, Belanda, Jerman dan Swiss” berlangsung dengan lancar dengan sesi diskusi yang kondusif.