[IIS RECAP] Stakeholders Meeting Penelitian Contesting Loss for Indonesian Communities in Climate Crisis (CLICCC)
Sebagai bagian dari kegiatan penelitian berjudul Contesting Loss for Indonesian Communities in Climate Crisis (CLICCC), Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) bersama dengan Murdoch University serta anggota konsorsium CLICCC, mengadakan serangkaian acara diskusi dan pemaparan hasil penelitian pada tanggal 7 – 11 Oktober 2024. Dengan bergerak di bawah naungan hibah KONEKSI, kemitraan CLICCC terdiri dari Murdoch University Indo-Pacific Research Centre, sebagai mitra Australia. Sementara itu, IIS UGM merupakan ketua konsorsium Indonesia yang bermitra dengan RUJAK Centre for Urban Studies; Pusat Studi Pembangunan Berkelanjutan, Universitas Satya Wacana; Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta; serta Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Hasanuddin.
Penelitian CLICCC berusaha untuk menjawab dua pertanyaan inti. Pertama, bagaimana kerugian dan kerusakan dihitung untuk dan dalam komunitas yang beragam, khususnya untuk sumber daya ekonomi, ekologi, serta non-ekonomi yang kompleks seperti pengetahuan adat dan kesehatan mental? Kedua, kemitraan seperti apa yang perlu dibangun oleh masyarakat dengan pemerintah untuk mengajukan klaim terhadap dana kerugian dan kerusakan secara global? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang mendasari riset lapangan di tiga wilayah berbeda, yaitu Pulau Pari di Kepulauan Seribu, Penjaringan di Jakarta Utara, dan Banyusidi di Jawa Tengah.
Pada tanggal 7 – 8 Oktober 2024, tim CLICCC mengadakan rapat internal selama dua hari untuk mengevaluasi proyek strategis. Dua hal yang menjadi sasaran utama evaluasi berkaitan dengan relevansi pertanyaan penelitian dan objektif penelitian. Rapat internal tersebut juga membahas agenda untuk CSO day dan Government day. Dr. Rebecca Meckelburg, fellow researcher IIS UGM, menyampaikan bahwa kita perlu lebih peka ketika mendefinisikan ‘kerentanan’ dalam konsep pembuatan klaim. Komunitas mengalami kerugian ekonomi serta budaya yang berbeda-beda, di mana dampak yang dialami juga berkelindan dengan adanya ketidaksetaraan. Oleh karenanya, kita perlu berhati-hati dalam membuat klaim yang luas mengenai dampak perubahan iklim.
Selanjutnya, pada tanggal 9 Oktober 2024, diadakan lokakarya bersama organisasi masyarakat sipil dan para jurnalis. Tujuan dari lokakarya tersebut adalah mengenalkan penelitian CLICCC kepada masyarakat sipil, membangun koalisi yang luas dan beragam untuk Loss & Damage (L&D), serta menciptakan ruang untuk saling berbagi hasil temuan. Lokakarya dihadiri oleh beberapa aktor, seperti WALHI, The Conversation, perwakilan masyarakat Muara Angke dan Muara Baru, perwakilan masyarakat Pulau Pari, serta perwakilan KONEKSI.
Acara dimulai dengan pembukaan dari Dr. Luqman-Nul Hakim selaku Direktur IIS UGM dan diikuti dengan sambutan dari Irene Pingkan Umboh selaku Wakil Kepala Bidang Kemitraan KONEKSI. Lokakarya kemudian dilanjutkan dengan presentasi oleh empat narasumber, yakni Pengenalan Konsorsium dan Kerangka Riset oleh Dr. Luqman-Nul Hakim, Lompat Skala dalam Advokasi Keadilan Iklim oleh Dr. Agung Wardana, Perubahan Iklim dan Dampak pada Masyarakat Pedesaan oleh Dr. Rebecca Meckelburg, serta Loss & Damage: Belajar dari Komunitas Pesisir Kota oleh RUJAK Centre for Urban Studies. Setelah presentasi selesai, terdapat sesi sharing bersama dan storyboard untuk memberikan kesempatan berbagi pendapat atau pengalaman para organisasi masyarakat sipil dan jurnalis yang berkaitan dengan krisis iklim.
Di hari keempat (10 Oktober 2024), tim CLICCC mengadakan Government day atau pemaparan hasil penelitian bersama pemerintah yang turut dihadiri oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia; Direktur Pembangunan, Ekonomi, dan Lingkungan Hidup – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, serta BAPPENAS. Tujuan dari pertemuan tersebut yaitu berbagi hasil penelitian dengan perwakilan pemerintah dan melakukan eksplorasi perkembangan terkini isu perubahan iklim, utamanya dalam hal perubahan rezim.
Kegiatan diawali dengan penjelasan mengenai penelitian CLICCC secara garis besar oleh Jacqui Baker dari Murdoch University dan Dr. Paskal Kleden dari KONEKSI. Jacqui Baker menyampaikan bahwa ide penelitian CLICCC muncul dari fakta di lapangan bahwa perubahan iklim sedang terjadi begitu cepat dan memberikan dampak ekonomi maupun non-ekonomi terhadap kehidupan masyarakat. Karenanya, perlu adanya riset mendalam untuk memetakan aspirasi guna memberikan bantuan kepada masyarakat yang mengalami dampak irreversible akibat perubahan iklim.
Kegiatan kemudian diisi dengan sesi pemaparan hasil penelitian oleh empat narasumber, yakni Dr. Luqman-Nul Hakim dari IIS UGM, Dr. Rebecca Meckelburg yang merupakan fellow researcher IIS UGM, Elisa Sutanudjaja dari RUJAK Centre for Urban Studies, serta Dr. Agung Wardana dari Universitas Gadjah Mada. Salah satu temuan penting dari pemaparan tersebut adalah tata kelola iklim di Indonesia, terutama dalam isu L&D masih kurang efektif karena belum ada kerangka regulasi yang dapat melindungi masyarakat terdampak iklim. Hal tersebut tercermin dari bagaimana slow-onset disaster belum diperhitungkan, padahal variabel tersebut merupakan karakteristik utama dari L&D. Tata kelola iklim nasional tampaknya hanya mereplikasi serta memperkuat model pembangunan teknokratik dan sentralistik. Setelah presentasi selesai, dilanjutkan dengan sesi tanggapan serta tanya jawab bersama pihak pemerintah.
Pada hari terakhir (11 Oktober 2024), acara ditutup dengan diselenggarakannya rapat internal oleh tim CLICCC untuk membahas refleksi dari desain penelitian di masa mendatang. Hal ini juga berkaitan dengan perencanaan kembali mengenai kolaborasi mitra, pengelolaan lembaga, serta jenis hibah yang ingin didapatkan di masa mendatang.
Written by: Anggita Fitri Ayu Lestari
Editor: Ni Made Diah Apsari Dewi
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!