[RECAP] Annual Convention on The Global South : Global South in the Era of Pandemic : Order, Development and Security

Sambutan oleh Dr. Riza Noer Arfani, Direktur Institute of International Studies, Universitas Gadjah Mada (IIS UGM) menandai dimulainya rangkaian kegiatan Annual Convention on the Global South tahun 2020 yang bertemakan “Global South in the Era of Pandemic : Order, Development and Security”. Kegiatan yang berlangsung selama 5 hari dari tanggal 2 November hingga 6 November 2020 ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu sesi conference (2 & 3 November 2020) dan Panel Discussion ( 4, 5 dan 6 November 2020). Seusai sambutan, hari pertama dilanjutkan dengan keynote speech oleh H.E Febrian Alphyanto Ruddyard, Direktur Jenderal Kerjasama Multilateral, Kementerian Luar Negeri yang mewakili H.E Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Republik Indonesia.

Hari pertama conference dipandu oleh Dr. Randy Wirasta Nandyatama (Dosen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada) yang berperan sebagai moderator, dan menghadirkan tiga pembicara, yaitu Dr. Farish A Noor (Associate Professor, Rajatnam School of International Studies, Nanyang Technological University), Siswo Pramono (Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan, Kementerian Luar Negeri RI) dan Shahar Hameiri (Associate Professor, School of Political Science and International Studies, University of Queensland, Australia).

Farish membuka sesi pertama dengan memaparkan mengenai bagaimana generasi pendahulu masyarakat Asia Tenggara telah mengalami apa yang disebut sebagai “krisis” sebelumnya, dan berhasil menemukan solusinya. Farish yakin, bahwa generasi saat ini akan dapat melewati krisis Covid-19, karena setiap generasi memiliki pengalamannya masing masing dalam menghadapi krisis, dan akan menemukan cara untuk mengatasinya. Untuk menyambung materi Farish, Siswo menyampaikan bagaimana Indonesia mengembangkan kerjasama internasional, baik secara bilateral maupun multilateral sebagai upaya mengatasi krisis yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Sebagai penutup hari pertama, Shahar menyampaikan ancaman dari Covid-19 sebagai ancaman yang bersifat non tradisional, yang menggoyahkan fondasi global governance. Shahar berargumen bahwa kegagalan pada global dan nasional dalam menghadapi Covid-19 berawal dari pergeseran government menjadi governance dan regulatory statehood pada tahun 1970an.

Pada hari kedua, IIS UGM mengundang 3 pembicara, yaitu H.E Salman Al Farisi (Duta Besar Republik Indonesia untuk Afrika Selatan, Botswana, Eswatini dan Lesotho), Drs. Muhadi Sugiono (Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada) dan Dr. Heloise Weber (Dosen School of Political Science and International Studies, University of Queensland). Hari kedua dipandu oleh Dr. Luqman nul Hakim (Dosen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada) selaku moderator sesi.

H.E Salman membuka sesi hari kedua dengan memaparkan materinya yang berjudul “The Shifting Dynamics in Africa : Indonesia’s Foreign Policy Towards the Struggling Region”. Pada materinya tersebut, H.E Salman menjabarkan berbagai upaya kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan negara-negara Afrika, termasuk dalam upaya mitigasi pandemi Covid-19 lewat kerjasama global pengembangan vaksin. Hari kedua dilanjutkan oleh Muhadi, yang memaparkan materinya dengan tajuk “Covid-19 in the Perspective of Global Divide”. Lewat materinya, Muhadi memaparkan bagaimana negara-negara selatan dihadapkan kepada berbagai problematika dalam menghadapi pandemi, termasuk dilema zero sum policy dimana negara harus memilih diantara prioritas kesehatan atau ekonomi, kerentanan politik, hingga bargaining position yang lemah dalam mendapatkan suplai alat-alat Kesehatan dibanding negara-negara utara. Sebagai pembicara terakhir, Heloise memaparkan materinya yang berjudul “Politics of Development and Injustices” dan mengangkat isu-isu ketidaksetaraan dan ketidakadilan terhadap berbagai pihak yang termarginalisasi, terutama dalam konteks pandemi Covid-19. Berakhirnya pemaparan Heloise sekaligus menandakan akhir dari sesi konferensi Go-South 2020.

Panel diskusi menghadirkan 4 panel berbeda dari tanggal 4 hingga 6 November 2020, dan menghadirkan presentasi paper oleh paper presenter  yang berasal dari berbagai universitas dari dalam maupun luar negeri. Pada hari ketiga, dilangsungkan diskusi panel pertama yang bertajuk “National, Transnational and Regional Dynamics of the Global South in Addressing Global Pandemics” dengan dimoderatori oleh M. Indrawan Jatmika (Staf Peneliti IIS UGM) dan menghadirkan judul 4 paper. Pada hari keempat, dilangsungkan dua panel diskusi sekaligus, yaitu panel kedua dan ketiga. Panel kedua  yang berjudul “Addressing New Non Traditional Securities” menghadirkan Muhammad Rum (Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada) sebagai moderator dan memuat presentasi dari 3 judul paper.

Seusai istirahat makan siang, hari kedua dilanjutkan dengan panel ketiga yang berjudul “Pandemic and Crafting the Global Solidarity of the Global South”, dengan dipandu oleh Muhadi Sugiono (Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada) yang berperan sebagai moderator diskusi dari 3 judul paper. Hari kelima  menghadirkan panel terakhir yang bertemakan “Pandemic and the Changing Global Political Economy of the Global South” dan mendiskusikan 4 judul paper. Sesi terakhir ini dipandu oleh Irfan Ardhani (Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada). Berakhirnya sesi diskusi panel terakhir tersebut menandakan akhir dari rangkaian kegiatan Annual Convention on The Global South : Global South in the Era of Pandemic : Order, Development and Security.


 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published.