This research aims to study the political contestation surrounding the concept of “indigenous rights” in Indonesia and how such contestation results in the practice of inclusion and exclusion of indigenous people from the legal and social framework which is supposed to provide them with certain rights and participation. Two cases are chosen for this research: Dayak community in Singkawang and Sambas, West Kalimantan and Sedulur Sikep community in Central Java. While Dayak is an ethnic-based indigenous community and located in peripheral Indonesia, Sedulur Sikep is a faith-based community living in the core of Indonesia political-economy. Ethnography, in-depth interview, as well as textual analysis will be conducted to collect data from indigenous people, civil society organizations, and government officials.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kontestasi politik seputar konsep “hak adat” di Indonesia dan bagaimana kontestasi tersebut menghasilkan praktik inklusi dan eksklusi masyarakat adat dari kerangka hukum dan sosial yang seharusnya memberi mereka hak dan partisipasi tertentu.  Dua studi kasus dipilih untuk penelitian ini: komunitas Dayak di Singkawang dan Sambas, Kalimantan Barat dan komunitas Sedulur Sikep di Jawa Tengah. Sementara Dayak adalah komunitas adat berbasis etnis dan terletak di daerah rural Indonesia, Sedulur Sikep adalah komunitas berbasis agama yang hidup di inti ekonomi-politik Indonesia. Etnografi, wawancara mendalam, serta analisis tekstual akan dilakukan untuk mengumpulkan data dari masyarakat adat, organisasi masyarakat sipil, dan pejabat pemerintah. 

Research Team Leader
Ayu Diasti Rahmawati, MA

Research Team Members
Yunizar Adiputera, MA